Senin, 18 Maret 2013

A BIG Day at School


Waktu aku sampai di sekolah hari ini, seorang raksasa berdiri di gerbang. Tingginya sekitar tiga puluh meter. Masing-masing kakinya sebesar angkot. “Aku murid baru,” dia bilang. “Ini hari pertamaku.” Aku tidak per­caya! Aku tanya padanya... “…di mana kamu ketemu Doraemon?!” “Hah?” dia bergaung. “Kamu bisa gede ka­yak gini gara-gara pake senter pembesar punya Do­ra­emon kan? Ngaku!” Telunjuknya menggaruk-garuk ke­palanya yang sebesar balon udara. Serpihan ke­tom­be­nya jatuh menimpaku. Iiek! Dia ingin membantuku membersihkan diri, tapi dia malah bikin aku jatuh.
  

http://na9a.com/wp-content/uploads/2012/05/na9a2-600x1614.jpg
Lama pandanganku terpaku pada kertas. Karangan se­perti ini yang bakal Bibe serahkan besok pada gurunya ketika pelajaran Bahasa Indonesia. Di hadapanku pi­pi­nya gembung. Kudorong buku tulis ke dekatnya lagi. “Ayo diterusin.” “Gimana?” tanyanya. “Bagus,” kataku. “Buntu,” katanya. Anak seumur dia sudah kenal writer’s block. Hebat. Kupangku dagu dengan punggung tangan sembari menerawang langit-langit. Semoga aku juga ti­dak buntu. Benakku kosong. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga—kenapa arti peribahasa itu harus terjadi di momen seperti ini? “Bibe pingin senter pem­besar?” kataku akhirnya. Ia mengangguk. “Pingin nge­besarin apa?” Bibir bawahnya maju. “Uang jajan aku.” Perlahan jemariku berhenti mengetuk-ngetuk per­mu­ka­an meja. Aku juga perlu senter pembesar itu untuk uang belanja. Kutunjuk baris terakhir pada karangan Bibe. “Ya udah. Bilang aja gitu sama raksasanya.” Keningnya berkerut. Bilang juga sama raksasa itu, mamaku juga ingin senter pembesar! Bibe pun menekuri pe­ker­ja­an­nya lagi, menambah beberapa baris, cukup panjang. An­dai aku pun dapat dihargai jika menulis karangan se­per­ti itu. Kuamati dia terus sampai kepalanya terangkat la­gi. “Gimana?” tanyaku. Buku tulis disodorkan lagi. Ia meng­ajak raksasa itu ke rumah, raksasa itu mengajak Do­raemon, bertemu Mama dan Papa. Mama repot ka­re­na harus memasak dalam porsi raksasa, juga belajar mem­buat dorayaki. Sebagai tanda terima kasih, Do­ra­e­mon mengeluarkan senter ajaibnya. Gaji Papa pun men­jadi besar. “Bagus. Entar PR-nya diliatin ke Papa juga ya.” Ia mengangguk.


dipasin 300 kata. sekadar ngerjain latihan dari Funny & Fabulous Story Prompts - 50 Reproducible Story Starters To Get Them Writing and Loving It! (Richie Chevat, 1998, Scholastic Teaching Resources), bisa diunduh di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain