I'm seeing a tunnel at the end of this light... (Travis - Why Does It Always Rain on Me)
Aku dalam terowongan. Tanpa pelita. Meraba-raba. Kukira hanya ada satu jalan yang lurus. Kadang ku disilaukan semburat, kembali padam. Kadang ku bersinggungan, maka ku tahu ku tak sendiri tapi ku dikatakan, "Cari jalanmu sendiri," entah olehnya entah olehku. Saat dian bungkam maka kutabrak tepian hingga terhuyung, terhempas, terkulai. Kelembapan memuakkan. Kalong-kalong menciprati mukaku dengan guano. Terpeleset, terjerembap. Terjengkang. Aku dalam terowongan. Kuyakin ini jalan yang lurus, walau hembusan di kanan atau di kiri saat ku melaju. Desisan, suitan. Ku berpaling. Kenapa kau terus berjalan. Memang ada apa di ujung selain buram. Akupun sudah tidak melihat apa di pangkal. Ke mana ku melangkah, ke kanan ku terpental, ke kiri ku terjungkal. Kadang aku terlentang, enggan lanjutkan. Menerawang gelap. Dingin. Aku tidak di mana-mana. Pengap. Guano mendarat di dahiku.
sepuluh menit tepat. coba ngerjain latihan dari sini.
Kesabaran
-
Dengan sabar aku menanti buah dari kasih sayang kepada diriku.
Ketika aku berusia lima tahun, aku tanam kebun pertamaku. Aku menanam
bebijian, menutupnya d...
Tentang Stovia
-
Tulisan berjudul "Stovia yang Melahirkan Kebangsaan" (*Kompas*, 28/5) telah
menyadarkan kita tentang arti penting nilai-nilai kebangsaan yang dibangun
para...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar