Kamis, 05 Juni 2014

gulagu pengangguran

Rhoma Irama - "Pengangguran"

telah lama kualami/ hidup tiada pegangan/ pengangguran, ya Allah.../ tiap hari susah makan/ anak istri bertangisan/ jadi korban, ya Allah.../ tiada yang mau menolong/ pada diriku ini/ tiada yang mau perduli/ akan nasibku ini/ bahkan mereka mencemoohkan/ penuh kebencian/ akupun selalu disisihkan/ dari pergaulan/ Ya Tuhan Rabbul Izzati/ tanamkan dalam jiwaku kesabaran, ya Allah.../

Ini lagu-tentang-pengangguran paling mengenaskan yang sejauh ini saya kumpulkan. Kalau ingat lagu beliau yang lain, "Kegagalan Cinta", raja dangdut satu ini tampaknya memang super melankolis. "...kalah dah lagu emo," kata seorang blogger yang telah melakukan kontemplasi mendalam atas hidupnya sebagai pengangguran berdasarkan lagu ini. Memang tidak semua pengangguran bernasib nahas sebagaimana yang diceritakan dalam lagu ini, namun saya kira di suatu tempat memang ada kaum yang demikian. Biarpun secara umum lagu ini mengajak bersedih-sedih sekaligus menuai simpati kepada kaum yang kurang beruntung tersebut, pada akhirnya mengingatkan jua bahwa bagaimanapun pedihnya suratan takdir (jyah) berserah dirilah kepada Yang Maha Kuasa. Zaman sekarang, apa ada lagu dangdut yang mutunya menandingi buatan Rhoma Irama?



Iwan Fals - "Sarjana Muda"

berjalan seorang pria muda/ dengan jaket lusuh di pundaknya/ di sela bibir tampak mengering/ terselip sebatang rumput liar/ jelas menatap awan berarak/ wajah murung semakin terlihat/ dengan langkah gontai tak terarah/ keringat bercampur debu jalanan/ engkau sarjana muda/ resah mencari kerja/ mengandalkan ijazahmu/ empat tahun lamanya/ bergelut dengan buku/ tuk jaminan masa depan/ langkah kakimu terhenti/ di depan halaman/ sebuah jawatan/ tercenung lesu engkau melangkah/ dari pintu kantor yang diharapkan/ terngiang kata tiada lowongan/ untuk kerja yang didambakan/ tak peduli berusaha lagi/ namun kata sama kau dapatkan/ engkau sarjana muda/ resah tak dapat kerja/ tak berguna ijazahmu/ empat tahun lamanya/ bergelut dengan buku/ sia-sia semuanya/ setengah putus asa dia berucap/ maaf ibu/

Saya mengetahui lagu ini dari sebuah cerita di Kemudian. Liriknya dikutip dalam paragraf pembuka. Sebetulnya lagu ini tidak kalah lesu daripada lagu lainnya tentang pengangguran yang dibawakan oleh Rhoma Irama. Malah realitas tersebut diungkapkan secara lebih luas dalam bentuk balada. Lagu ini ada di nomor pertama dalam album profesional Iwan Fals yang pertama. Mengingat bahwa album bertajuk Sarjana Muda tersebut dirilis pada tahun 1981, fenomena sarjana-kesulitan-mencari-pekerjaan ini ternyata sudah berlangsung sedari lama sekali. Problem yang tidak kunjung tuntas sampai sekarang. Ijazah dan buku tidak cukup menjadi jaminan.

Seseorang membuat videoklip lagu ini untuk tugas akhir. Silakan dinikmati.





Kantata Takwa ft. Iwan Fals - "Balada Pengangguran"

o, apa jadinya/ e, ingin apa/ o, apa jadinya/ e, aku lesu/ dibolak-balik dinalar-nalar tanpa logika o ya/ diraba-raba diterka-terka tidak terduga/ misteri ijazah tidak ada gunanya/ ketekunan tidak ada artinya/ pembangunan o/ pengangguran ya/ penerangan o/ kegelapan ya/ putus asa o ya/ akan merampok takut penjara/ menyanyi tidak bisa/ bunuh diri ku takut neraka/ menangis tidak bisa/ kaki lima o/ kaki lima ya/ makan debu/ ya janji palsu/ mengutang lalu lagi mengutang/ tahu-tahu menipu/ penyuluhan o kegelapan ya/ 

Kali ini Iwan Fals bersama Kantata Takwa dalam album yang dirilis kurang lebih sepuluh tahun sejak lagunya yang bertema serupa. Sebagian liriknya kalau tidak salah diambil dari puisi WS Rendra. Pengangguran masih menjadi masalah, tentunya. Lagu ini setidaknya terasa energik ketimbang yang lain-lainnya. Tidak mengajak menye-menye; meratapi nasib dalam kelesuan. Lebih seperti... frustasi, mungkin. Melampiaskan kekecewaan pada diri yang tidak memiliki keberanian (akan merampok takut penjara; bunuh diri ku takut neraka) pun keterampilan (menyanyi tidak bisa; menangis tidak bisa). Dan ironi: Negara terus berkembang, kenapa saya tidak? (pembangunan o! pengangguran ya!) Bait-bait itu kadangkala terngiang-ngiang di dalam kepala, terasa menggelikan. Keputusasaan pun menyeret sang pengangguran pada laku negatif: utang, menipu. Seakan hendak menunjukkan salah satu penyebab maraknya kriminalitas. Di latar pun terdengar lagu "Padamu Negeri" dinyanyikan.





Iwan Ernawan - "Batan Nganggur"

Iwan yang satu ini agaknya hanya populer di kalangan penggemar lagu pop sunda. Beliau berasal dari kota tauco alias Cianjur. Saya baru mendengarkan lagunya yang berjudul "Cilaka" dan "Batan Nganggur". Keduanya mengandung pesan sosial, satir malahan, dan dibawakan dengan jenaka, kendati yang tidak memahami bahasa sunda mungkin bakal mengernyit saja.

"Batan Nganggur" berarti "Daripada Nganggur". Dari judul ini saja kita dapat menebak kalau lagu ini mengangkat isu pengangguran. Begini penggalan liriknya: ...kahayang ngalamar ka kantoran/ tapi sok tara aya lowongan/ nu aya ge kalah dikurudan/ komo nu keur ngamimitian/ .../ mending ge milih ngembangkeun bakat/ najan bakat, bakat ku butuh/ .../ matak jadi jalma kudu pinter/ ngarah heunteu gampang kabalinger/ neangan gawe pasti teu sulit/ komo lamun dibarengan duit.../ yang artinya kira-kira: ...keinginan melamar ke kantoran/ tapi selalu tidak ada lowongan/ yang ada malah dipalak/ apalagi yang baru pertama kali/ .../ mendingan milih mengembangkan bakat/ meskipun bakat, bakat karena butuh/ .../ makanya jadi orang harus pintar/ supaya tidak gampang tertipu/ mencari kerja pasti tidak sulit/ apalagi kalau dibarengi duit/.

Hihihi. Orang sunda katanya memang memiliki selera humor yang tinggi, termasuk dalam menertawakan kesulitan diri. Simak kekocakan (alm.) Iwan Ernawan dalam videoklip di bawah ini. Tentunya lagu ini lebih dinikmati apabila liriknya yang dalam bahasa sunda itu dapat dimengerti, untuk itu seseorang telah berbaik hati memajang lirik tersebut sekalian terjemahannya dalam bahasa Indonesia di sini.



Ada yang punya referensi lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain