Rabu, 25 Juni 2014

Alih Bahasa Cerpen Fernando Sorrentino, "Mere Suggestion"

Jadi, semua ini dimulai ketika saya mencoba untuk menerjemahkan cerpen Jorge Luis Borges, "The Lottery in Babylon" (1941). Upaya yang lagi-lagi berbuah frustasi. Maka saya mengambil buku kumpulan cerpen Inggris dan Amerika dari Longman yang telah disederhanakan. Buku itu dulunya milik Nenek, dan kini penampakannya sudah menghitam akibat debu menahun. Saya pun mulai meninjau, lalu mengecek beberapa cerpen di internet. Biasanya saya tidak akan menerjemahkan cerpen yang sudah pernah diterjemahkan (dan dipublikasikan, tentunya, sehingga saya mengetahuinya) oleh orang lain. Dalam pencarian tersebut, saya sampai ke situs east of the web. Situs ini menyimpan banyak cerpen (berbahasa Inggris, tentunya). Di antaranya berkategori "humour", kesukaan saya. Saya menyadari, lagi-lagi, bahwa belajar menerjemahkan itu sebaiknya dimulai dari teks-teks yang ringan dan pendek dulu, dan lucu. Borges? Mungkin saya perlu 10.000 jam menerjemahkan dulu baru bisa kembali ke sana. (Mudah-mudahan tidak selama itu juga.... Huf!). 

Banyak cerpen dalam daftar "humour" tersebut adalah karangan Fernando Sorrentino (l. 1942). Sama-sama penulis Argentina, setidaknya. Biarpun tidak setermasyhur yang satunya, karya penulis ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Di antara beberapa cerpen pendek yang ditulisnya dan telah diterjemahkan serta dipublikasikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu "There's a Man in the Habit of Hitting Me on the Head with an Umbrella" (judul yang menggugah, bukan?) dan "An Enlightening Book" yang bisa ditemukan dalam buku kumpulan 47 cerpen pendek dari 5 benua, Pagi di Amerika yang diterbitkan oleh Serambi, 2004) (ed. Hikmat Darmawan). (Sial, godaan untuk menghabiskan duit di Palasari lagi, nih!). 

Cerpen pertama beliau yang saya coba terjemahkan adalah cerpen yang paling pendek, hanya satu halaman, yang diterjemahkan oleh Clark M. Zlotchew ke dalam bahasa Inggris dengan judul: "Mere Suggestion". Sebetulnya ada yang sudah menerjemahkan cerpen ini ke dalam bahasa Indonesia, namun karena saya kadung dibikin tertarik sama versi film cerpen ini (tenang, tenang, saya sematkan di bawah sono kok) dan tidak puas dengan terjemahan yang sudah ada, maka saya menerjemahkannya ulang. Mudah-mudahan hasilnya cukup enak dibaca. Silakan apabila ada masukan dikarenakan bagian yang dirasa kurang luwes atau tepat.



Cuma Sugesti 
(Cerpen Fernando Sorrentino)

Teman-temanku bilang aku ini orangnya sangat mudah terpengaruh oleh sugesti. Kurasa mereka benar. Sebagai buktinya, mereka mengungkit-ungkit kejadian kecil yang menimpaku pada Kamis lalu.

Pagi itu aku sedang membaca novel horor. Walaupun pada waktu itu cuaca terang, aku merasa menjadi korban dari kekuatan sugesti dalam cerita itu. Sugesti itu membuatku membayangkan adanya seorang pembunuh haus darah di dapur. Pembunuh haus darah itu mengacungkan belatinya yang besar, menantiku memasuki dapur sehingga dia dapat menyergapku dan menancapkan pisaunya ke punggungku. Walaupun aku duduk tepat di seberang pintu dapur, walaupun senyatanya tak ada seorangpun yang dapat memasuki dapur itu tanpa sepenglihatanku, dan tidak ada akses lain ke dapur kecuali melewati pintu itu; tapi aku sepenuhnya teryakinkan bahwa memang ada pembunuh yang bersembunyi di balik pintu yang tertutup itu.

Jadi karena menjadi korban sugesti itu aku tidak berani untuk memasuki dapur. Aku menjadi cemas. Sebentar lagi waktunya makan siang dan aku perlu ke dapur. Tahu-tahu terdengar dering bel dari pintu depan.

“Silakan masuk!” aku berseru tanpa bangkit. “Pintunya tidak dikunci kok.”

Petugas apartemen masuk. Dia membawakan beberapa surat.

“Kakiku tidak bisa digerakkan,” kataku. “Bisakah tolong ke dapur dan ambilkan segelas air?”

“Tentu,” sahutnya. Dia membuka pintu dapur dan masuk. Lalu aku mendengar jerit kesakitan disusul suara tubuh yang dalam robohnya menjatuhkan pula perabotan. Akupun lompat dari kursiku dan lari ke dapur. Petugas itu, separuh tubuhnya tersangga oleh meja sementara belati yang besar menancap di punggungnya, terbaring tewas. Sekarang, tenanglah. Aku bisa memastikan bahwa tentu saja tak ada pembunuhan di dapur.

Karena logikanya, kejadian itu sebenarnya cuma sugesti.[]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain