Kamis, 25 Juli 2013

Mimpi Seekor Beruang

http://photography.nationalgeographic.com/photography/photo-of-the-day/sleepy-grizzly-bear/

Pada suatu musim gugur, seekor beruang cokelat besar bernama Growly bergelung di guanya untuk tidur musim dingin yang panjang. Segera ia mulai bermimpi. Di dalam mimpi ia bisa makan madu sepuasnya tanpa harus capek-capek memanjat pohon dan disengat tawon. Di dalam mimpi ia bisa jalan-jalan ke mana saja, mengunjungi saudaranya yang putih bersih di Antartika atau yang kurus kering di Kebun Binatang Surabaya. Di dalam mimpi ia bisa memiliki pacar, bahkan!

Pacar Growly di dalam mimpi bernama Angela. Bulan-bulan musim dingin mereka lalui bersama. Ketika cericit burung mulai terdengar samar-samar, kelinci-kelinci saling seruduk di liangnya, tupai-tupai mengendus hangatnya mentari dengan moncongnya, Growly berkata pada sang kekasih, “Hei, Sayang, kita harus kopi darat.”

Demikianlah. Mereka berjanji untuk bersua di tepi hutan sebelum mentari beranjak ke peraduan, di bawah pohon ara yang dahannya melingkar-lingkar bak lintasan kereta setan di Disneyland. Growly telah menyiapkan beberapa tangkai bunga. Bunga-bunga pertama yang mekar di semak-semak. Salju telah mencair dengan sempurna. Growly berlari-lari kecil sepanjang jalan tanpa sekalipun tersaruk lumpur.

Namun alangkah terkejut ia ketika mendapati sesosok manusia betina yang bersandar di pohon itu. Hanya rambut dan sweter dan celananya yang cokelat. Hanya sweternya yang berbulu lebat. Tidak begitu persis sebagaimana yang biasa ia temui di dalam mimpi!

Namun lebih terkejut lagi manusia itu saat melihatnya. Sampai-sampai tubuhnya yang gempal menggelosor dari sandaran. 

Growly yang kebingungan akhirnya menyeret manusia itu ke tempat yang agak tersembunyi. Beberapa lama ditunggui, manusia itu tidak kunjung sadarkan diri. Growly tidak dapat menahan kantuknya lagi. Ia pun terseret ke dalam mimpi. Angela langsung menyambutnya.

“Growly, oh, Growly, maafkan aku! Aku tidak menyangka ternyata kau begitu besar!”

“Aku pun tidak menyangka ternyata kau manusia!” sahut Growly gusar.

“Di dalam mimpi kita bisa menjadi apa saja!” seru Angela. “Aku tidak suka terus-terusan jadi manusia, maka aku jadi beruang! Tahukah kau betapa sejak dulu aku menyukai Teddy, Yogi, dan Winnie?”

“Tapi bagaimana kita bisa bersama?” tanya Growly muram.

Angela mengguncang-guncang lengan Growly yang nyaris seukuran batang pohon. “Makan aku, Growly! Makan aku! Selagi aku tidak sadarkan diri! Dengan begitu kita bisa bersama selamanya!” Perempuan itu mulai menangis.

Sama sekali Growly tidak menduga Angela hanyalah penjelmaan manusia yang putus asa. Jangan-jangan namanya pun bukanlah Angela. Ia tidak tahu apa yang mesti ia lakukan. Ia ingin melarikan diri. Ia kan vegetarian. Karena tenaganya yang besar, tidak sulit bagi Growly untuk mengempaskan perempuan itu. Namun belum lagi ia menjauh, sosoknya mendadak lenyap.  

Perempuan itu terjaga. Tembakan yang begitu dekat di kupingnya. Di sampingnya terkapar seekor beruang cokelat besar. Beberapa langkah dari situ seorang pria dengan topi pemburu dan mantel berbulu berdiri, menurunkan senapan.

“Hei, Nona. Kau tidak apa-apa? Nyaris saja beruang itu memakanmu.”

Sontak perempuan itu mendekatinya, merebut senapan dari tangannya. “Hei, hei, apa yang kau lakukan?” Perempuan itu mengokang pelatuk, lalu mengarahkan ujung laras ke dahinya sendiri.

Sekali lagi bunyi ledakan teredam pepohonan.[]


sekadar ngerjain latihan dari Funny & Fabulous Story Prompts - 50 Reproducible Story Starters To Get Them Writing and Loving It! (Richie Chevat, 1998, Scholastic Teaching Resources), bisa diunduh di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain