Kamis, 28 Februari 2013

Kontradiksi Menuju Kebesaran – Interpretasi Bebas Lagu "Lost in the Paradise" (Caetano Veloso, 1969)


Kata “grasshopper” mengingatkan saya pada sebuah lagu bertajuk Lost in the Paradise. Lagu ini terdapat dalam album Late Night Tales (2006), yang saya temukan ketika berburu Belle & Sebastian di 4shared. Bukan, bukan band indie asal Skotlandia itu yang membawakan. Lost in the Paradise merupakan gubahan seorang musisi Brazil bernama CaetanoVeloso, semula muncul dalam album self-titled pada tahun 1969. Adapun “grasshopper” yang dimaksud dalam lagu ini rupanya bukan belalang dengan antena, kaki-kaki bergerigi, mata besar, dan doyan lompat-lompat itu, melainkan sebuah pesawat kecil yang biasa digunakan untuk aktivitas nonmiliter. 




Jelasnya bisa ditengok dalam lirik berikut.



I
My little grasshopper airplane
Cannot fly very high
I find you so far from my sight
I’m lost in my old in my own green light

II
Don’t help me, my love
My brother, my girl
Just tell her name
Just let me say who am I

III
Her big white plastic finger
Surrounds my dark green hair
But it’s not your unknown caress
But it’s not your unknown right hand

IV
I am the sun, the darkness
My name is green wave, death, salt,
South American’s my name
World is my name, my size
And under my name, here am I


Mendengarkan Lost in the Paradise versi Gal Costa mengawang-awangkan saya ke alam antah berantah, cocok memang sebagai pengantar tidur. Namun cerita dalam lagu ini agaknya bukan sekadar mengenai seorang perempuan yang terdampar di padang rumput nan hijau, dan ingin mengenalkan diri pada makhluk-makhluk asing yang kemudian menemukannya. Lirik yang saya temukan di internet memperjelas gambaran tersebut, yang tampaknya absurd. Saya coba menelusuri barangkali ada yang pernah menginterpretasi lagu ini sebelumnya, namun tidak mudah. Jadinya seperti memecahkan teka-teki dalam sebuah puisi (yang sebenarnya belum pernah saya lakukan :P). 

You” dalam bait pertama agaknya merujuk pada “my little grasshopper airplane”, semacam kendaraan bagi “I” namun tidak bisa membawa “I”  ke mana-mana. Letaknya jauh, pun tidak bisa terbang tinggi. Padahal “I” sedang kesasar. Kesasarnya “I” di tempat yang disebutnya “my old my own green light” mengesankan bahwa “I” merasa asing dengan sesuatu yang sesungguhnya ia telah lama miliki, yang notabene mencerahkan.

Tapi “I” tidak mau ditolong oleh yang disebutnya “my love”. “My love” bisa berarti “my brother” dan “my girl”, dua orang dengan jenis kelamin berbeda (kecuali kalau ternyata transgender), juga bisa berarti orang yang berbeda—yang ia kasihi. Setidaknya ia memiliki orang(-orang) yang dekat dengannya, ia tidak sendiri. Alih-alih ditolong, “I” lebih ingin mengetahui identitas seseorang yang disebutnya “her” sekaligus mengungkapkan siapa dirinya. Tapi jangan-jangan “her” yang dirujuk oleh “I” adalah dirinya sendiri. Ada keinginan untuk mengenal (atau dikenal) di sini.

Namun di bait berikut “her” agaknya merujuk pada “you”. Saya bayangkan “her” sebagai semacam boneka (karena tangannya dari plastik) raksasa (dan besar), dan berkulit putih. Tangan kanan boneka tersebut pernah hilang, tapi telah terpasang kembali ketika bertemu dengan “I”. Boneka tersebut tampaknya menyayangi “I”, karena ia membelai rambut “I” yang hijau gelap. Namun, lagi, “I” merasa asing (“unknown”) dengan sesuatu yang menunjukkan keintiman (“caress”). Pun “I” tahu bahwa tangan kanan boneka tersebut bukanlah tangan yang sama, barangkali karena rasa belaiannya berbeda. Ada kesan bahwa telah ada hubungan antara “her”/”you” dengan “I” sebelumnya, sehingga “I” bisa mengenali perbedaan ketika berinteraksi dengan “her”/”you” lagi. Namun sejak dulu ada hal pada “her”/”you” yang tidak diketahui (“unknown”) oleh “I”. Dengan demikian walau “I” kenal dengan “her”/”you”, tapi “I” masih merasa asing.

Eh. Sebenarnya "plastic" bisa dimaknai sebagai kepalsuan. Sehingga kiranya "I" merasa asing dengan "her"/"you" ialah karena ia melihat kepalsuan pada diri "her"/"you". Hal mana ditunjukkan dengan penyangkalan "I" terhadap apa yang ada pada "her"/"you" ("it's not..."). Padahal "I" menghendaki kesejatian, yang ditunjukkan dengan keinginan akan pengungkapan identitas sebagaimana pada bait II. 

Maksud “I” untuk mengungkapkan dirinya pun sampai. “I” mengibaratkan dirinya dengan matahari sekaligus kegelapan. “I” bagai gelombang yang memancarkan rona hijau. “I” juga tampaknya memiliki rasa kebangsaan (“South America’s my name”). Apabila idiom salt of the earth bermakna orang yang baik dan jujur, agaknya salt of the South America bisa dianggap bermakna serupa. Namun demikian salt” konon bisa menyebabkan kerentananpada kematian (“death”). Bukankah dinamakan Laut Mati karena memiliki kandungan garam yang tinggi? Dan dari “South America” ke “world”, “I” menyimbolkan dirinya sebagai sesuatu yang besar—semakin besar.


Saya cukupkan interpretasi kacau lagi pas-pasan ini. Sekiranya interpretasi saya akan lain apabila yang akrab di telinga saya bukanlah versi yang dinyanyikan Gal Costa (perempuan), melainkan Caetano Veloso (laki-laki) sendiri misal. 

Bisa disimpulkan bahwa lagu ini sarat simbol. Inti yang saya tangkap adalah universalitas: keberagaman membentuk kebesaran. Keberagaman diartikan sebagai paduan hal-hal yang kontradiktif. Hal-hal yang antar satu sama lain terasa berlawanan ternyata berdekatan, bahkan menyatu dalam sosok “I”. Dimulai dari judul: “lost”—kesasar, memiliki makna bahwa kita berada di tempat yang asing; “paradise”—surga, padahal tempat tersebut merupakan sesuatu yang kita incar; pun interpretasi saya pada bait I dan III; semua menunjukkan keterasingan pada sesuatu yang seharusnya dikenali, bahkan dekat. Lalu “my brother” dan “my girl”—laki dan perempuan sama dikasihi (“my love”). Lalu kepalsuan ("plastic") dan kesejatian ("who am I"). Lalu “the sun” dan “the darkness”. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah makna dari “green”, tersurat dan tersirat. Kata ini diulang melulu, jelas simbol. Saya kira umumnya “grasshopper airplane” berwarna hijau, dan “South America” pun tanah yang hijau (=subur) apabila mengingat kerimbunan hutan Amazon. Hijau adalah warna kehidupan, konon warna surga. Lantas hijau disandingkan dengan “death” dan “salt”—kehidupan dan kematian.

Barangkali saya bisa sampai pada pemaknaan ini karena saya telah memahami kontradiksi dalam kehidupan saya… ada lah, mau tau aja :P… Yang jelas menurut Pujiharto dalam Pengantar Teori Fiksi (lupa terbitan apa tahun berapa), “…karya fiksi dikatakan jujur apabila peristiwa-peristiwa yang tampak mengkontradiksi prinsip-prinsip utamanya dii[z]inkan masuk ke dalamnya; dikatakan koheren apabila peristiwa-peristiwa yang mengkontradiksi tersebut mampu berekonsiliasi dengan prinsip-prinsip utamanya tersebut.” Dengan demikian kontradiksi itu perlu, bahkan menunjukkan kualitas suatu hal, setidaknya dari kacamata fiksi.

Bagaimanapun konflik lahir dari kontradiksi. Ada hal yang kita perjuangkan, dan hal(-hal) yang menghambatnya. Barangkali kebesaran seseorang dilihat dari bagaimana ia mengatasi kontradiksi tersebut, dan kebesaran tidak lepas dari peranan orang lain. Toh kontradiksi tidak saja terjadi dalam diri satu individu, melainkan antara individu satu dengan individu lain. Bukankah “kebesaran” pun memerlukan pengakuan dari segenap manusia lain?

Ada yang punya interpretasi lain terhadap lagu ini? Siapa tahu ada kontradiksi dengan saya punya. :)


tadinya sekadar ingin mengerjakan prompt dari Write 4 Ten dengan tema “grasshopper, tapi halaman yang dirujuk mendadak enggak ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain