“Girl” (1978) adalah cerpen karangan Jamaica
Kincaid. Cerpen ini hanya terdiri dari satu paragraf, dan menyerupai percakapan
di antara dua suara. Yang satu lebih banyak bersuara dari lainnya. Perkataannya
berupa perintah,
Wash the white clothes on Monday and put them on the stone heap; wash the color clothes on Tuesday and put them on the clothesline to dry; …
…larangan,
…don’t sing benna in Sunday school; you musn’t speak to wharfrat boys, not even to give directions; don’t eat fruits on the streets—flies will follow you; …
…dan petunjuk.
…this is how to spit up in the air if you feel like it, and this is how to move quick so that it doesn’t fall on you; this is how to make ends meet; always squeeze bread to make sure it’s fresh; …
Sementara yang lainnya hanya diberi kesempatan untuk
mengeluarkan dua kalimat di sepanjang cerpen yang pendek ini.
...but I don’t sing benna on Sundays at all and never in Sunday school; …
…dan…
…but what if the baker won’t let me feel the bread?; …
sumber gambar dan profil Jamaica Kincaid bisa dilihat di http://www.encyclopedia.com/topic/Jamaica_Kincaid.aspx |
“Girl” masuk ke
dalam tema “Childhood and Adolescence”, “Initiation, Innocence and Experience,
Maturation”, serta “Parents and
Children” dalam buku “The Harper
Anthology of Fiction”. Secara otomatis saya mempersepsikan si pemilik dua
kalimat sebagai seorang perempuan muda, sedang suara lainnya adalah milik
seorang perempuan yang jauh lebih tua, dewasa, matang, semacamnya. Mungkin ibunya,
neneknya, bibinya—siapapun yang cukup peduli pada gadis tersebut sehingga ia
bisa diterima oleh masyarakat.
…you mean to say that after all you are really going to be the kind of woman who the baker won’t let near the bread?
Begitu banyak petuah untuk seorang gadis.
Alangkah baik jika ada yang memberitahu seorang gadis
bagaimana caranya untuk begini dan begitu, sehingga ia menjadi seorang gadis
yang terampil.
Walaupun demikian, secara sayapun seorang gadis, yang pernah
saya alami ialah, alangkah enak jika saya tidak perlu diberitahu bahwa ini
harus begini sementara itu harus begitu, seakan saya menyukai pembelajaran
model trial and error. Bagaimanapun juga
saya menjunjung kreativitas.
Sementara orang tua barangkali lebih menjunjung efisiensi.
Terlalu banyak error tidak akan baik,
maka error harus diantisipasi.
Selama ada manusia di bumi, setidaknya dua, agaknya kontra
tidak akan pernah berhenti—apalagi antara dua orang perempuan, antara tua
dengan muda. Yang tua yang lebih banyak bicara, sebab jika sebaliknya yang muda
akan dicap kurang ajar. Memang ada orang tua yang kurang ajar? Ada juga anak
yang kurang ajar. Kurang mendapat ajar(an) dari pihak yang bertanggung jawab,
maksudnya. Memang siapa yang bertanggung jawab mengajari anak? Nah.
Cerpen ini menyentil saya untuk berpikir. Kenapa seorang
gadis harus begini dan begitu? Barangkali ada aturan tersendiri bagi jejaka.
Bagaimanapun kita hidup dalam masyarakat.
(dari "The Harper Anthology of Fiction" oleh Sylvan Barnet, 1991, HarperCollins Publishers Inc.)
lihat kebalikan dari cerpen "Girl", "Boy" oleh Bret Anthony Johnston di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar