Rabu, 17 Oktober 2012

this is how to be a girl


Girl (1978) adalah cerpen karangan Jamaica Kincaid. Cerpen ini hanya terdiri dari satu paragraf, dan menyerupai percakapan di antara dua suara. Yang satu lebih banyak bersuara dari lainnya. Perkataannya berupa perintah,

Wash the white clothes on Monday and put them on the stone heap; wash the color clothes on Tuesday and put them on the clothesline to dry; …

…larangan,

…don’t sing benna in Sunday school; you musn’t speak to wharfrat boys, not even to give directions; don’t eat fruits on the streets—flies will follow you; …

…dan petunjuk.

…this is how to spit up in the air if you feel like it, and this is how to move quick so that it doesn’t fall on you; this is how to make ends meet; always squeeze bread to make sure it’s fresh; …

Sementara yang lainnya hanya diberi kesempatan untuk mengeluarkan dua kalimat di sepanjang cerpen yang pendek ini.

...but I don’t sing benna on Sundays at all and never in Sunday school; …

…dan…

…but what if the baker won’t let me feel the bread?; …

sumber gambar dan profil Jamaica Kincaid bisa dilihat di
http://www.encyclopedia.com/topic/Jamaica_Kincaid.aspx
Girl” masuk ke dalam tema “Childhood and Adolescence”, Initiation, Innocence and Experience, Maturation”, serta “Parents and Children” dalam buku “The Harper Anthology of Fiction”. Secara otomatis saya mempersepsikan si pemilik dua kalimat sebagai seorang perempuan muda, sedang suara lainnya adalah milik seorang perempuan yang jauh lebih tua, dewasa, matang, semacamnya. Mungkin ibunya, neneknya, bibinya—siapapun yang cukup peduli pada gadis tersebut sehingga ia bisa diterima oleh masyarakat.

…you mean to say that after all you are really going to be the kind of woman who the baker won’t let near the bread?

Begitu banyak petuah untuk seorang gadis.

Alangkah baik jika ada yang memberitahu seorang gadis bagaimana caranya untuk begini dan begitu, sehingga ia menjadi seorang gadis yang terampil.

Walaupun demikian, secara sayapun seorang gadis, yang pernah saya alami ialah, alangkah enak jika saya tidak perlu diberitahu bahwa ini harus begini sementara itu harus begitu, seakan saya menyukai pembelajaran model trial and error. Bagaimanapun juga saya menjunjung kreativitas.

Sementara orang tua barangkali lebih menjunjung efisiensi. Terlalu banyak error tidak akan baik, maka error harus diantisipasi.

Selama ada manusia di bumi, setidaknya dua, agaknya kontra tidak akan pernah berhenti—apalagi antara dua orang perempuan, antara tua dengan muda. Yang tua yang lebih banyak bicara, sebab jika sebaliknya yang muda akan dicap kurang ajar. Memang ada orang tua yang kurang ajar? Ada juga anak yang kurang ajar. Kurang mendapat ajar(an) dari pihak yang bertanggung jawab, maksudnya. Memang siapa yang bertanggung jawab mengajari anak? Nah.

Cerpen ini menyentil saya untuk berpikir. Kenapa seorang gadis harus begini dan begitu? Barangkali ada aturan tersendiri bagi jejaka. Bagaimanapun kita hidup dalam masyarakat.  


(dari "The Harper Anthology of Fiction" oleh Sylvan Barnet, 1991, HarperCollins Publishers Inc.)
lihat kebalikan dari cerpen "Girl", "Boy" oleh Bret Anthony Johnston di sini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain