Take a project you’ve
been working on and spend fifteen minutes replacing all the similes and safe
comparisons with metaphors.
Begitu bunyi latihan dari artikel ini, yang hendak saya
kerjakan.
Maka saya membuka proyek yang telah saya garap pada Juni lalu,
yang saya ingin tulis ulang pada November mendatang dengan sudut pandang
berbeda. Proyek Juni saya garap dengan menggunakan sudut pandang sembilan
orang. Saya pindahkan bagian yang dibawakan oleh salah satu karakter—yang ingin
saya kembangkan di proyek berikut—ke halaman baru. Tujuan saya kemudian adalah
menemukan metafora dan atau simile dalam bagian tersebut—kalau-kalau ada.
Adapun pengertian dari metafora dan simile adalah… silahkan googling
saja hahaha. Saya juga begitu kok :P. Intinya, metafora dan simile adalah
membandingkan sesuatu dengan sesuatu (??). Simile menggunakan kata pembanding
seperti, yaa… “seperti”, dan “bagai”, “laksana”, “bak” apalah, sedang metafora
tidak. Contoh simpel:
Metafora -> Ia mentari.
Simile -> Ia bagai mentari.
Metafora konon dapat membuat cerita lebih hidup! Hiiii
ngeriii…
Dari 15.749 kata yang saya pindai, saya berhasil menemukan
beberapa metafora dan simile. Itupun saya masih ragu, apakah kalimat-(atau
potongan)kalimat tersebut mengandung metafora atau simile atau jangan-jangan
tidak sama sekali. Barangkali pembaca
tulisan ini bisa membantu saya menentukan. Enggak
ngerti hakikat kalimat sendiri, ckckck.
…melihatnya saja sudah
serasa dikoyak-koyak arit.
imho: ini jelas simile kayaknya.
Mozart yang menurut
dorama Jepang yang pernah ia tonton, “Nodame Cantabile”, berwarna merah jambu.
imho: bisa disebut metafora enggak ya? (biarpun idenya nyatut
dorama hihihi)
Sejak itu aku mengerti
mengapa D**** [sensor ah namanya] selalu
bikin gerimis di hatiku.
imho: ini metafora bukan ya? haha…
…mulutnya memang pabrik
puja-puji.
imho: metafora?
...tidak pergi
kemanapun, melainkan jadi zombie layar kaca.
imho: kalau yang ini?
…lalu kujadikan pasir
buku gambarku.
imho: ini?
A***** H***** [sensor lagi
hehehe], matahariku…
imho: ini jelas metafora kan?
Kami muncrati ia dengan
rupa-rupa minyak, telur, terigu, kecap, dan sambal, bagai jamaah haji melontar
jumrah.
imho: ini jelas simile deh kayaknya.
Kami tak ubahnya
aplikasi template untuk sama lain.
imho: apakah template itu aplikasi? 0_O
Ia seunik pelangi di
siang tak berhujan.
imho: simile deh kayaknya.
Kata-kata semanis segala
varian cokelat di dunia kembali mengaliri relung-relung pendengaran.
imho: ini…
Seragam itu tidak kami
kenakan, melainkan kami hamparkan di lantai lantas kami hias-hias, seperti anak
TK lagi lomba menggambar.
imho: simile… kan?
Wah sudah begitu saja.
Selain itu saya menemukan kalimat yang berlawanan dengan
kaidah gaya bahasa personifikasi. Kalau gaya bahasa personifikasi mengibaratkan
bukan manusia sebagai manusia, gaya bahasa apakah yang mengibaratkan
sebaliknya—manusia dengan barang misal? Sebagai contoh ya…
“Mungkin harus ada yang di-upgrading gitu atau di-install ulang, Ka?” [kalimat ini ceritanya
bukan merujuk ke komputer, tapi seseorang]
PSST!:
Barangsiapa bisa memanfaatkan kalimat-kalimat yang saya
tebalkan di atas sehingga terbentuk cerita yang baru, insya Allah akan saya
beri hadiah seru(!) berupa…
…pujian… “edanlah kreatif banget sih kamu…! miapah!?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar