Sabtu, 10 April 2010

vakum sementara

dean, kamu jangan main dulu
biar nanti aku saja yang jemput kamu
ujian tengah semester tengah menantiku

semester ini pertaruhan, aku harus meningkatkan ipk

dean, aku janji
nanti kita pasti main lagi

o, dean, kawanku yang ramah
slalu menarik perhatian
menebar kehangatan di mana-mana
riang selalu hatinya
semua orang senang dan menyayanginya
bahkan pada kucing pun tersenyum dia!

Rabu, 07 April 2010

adalah remaja gelisah

hanyalah seorang muda yang tak terarah
sedang mengenyahkan sisa-sisa amarah
dari kelabilan yang membuat lingkungan sekitarnya jengah
besarnya gairah tak pernah mampu mengalahkan resah
ke mana-mana menggalang usaha meredam hati nan gundah

awas, pikirannya masih lemah!
hati-hati, kepalanya selalu dalam gerah!
cepatlah dampingi ia, sebelum keadaan menjadi semakin parah!
gugahlah ia, kembangkan minat dan potensinya!
dan raihlah masa depan masyarakat yang toyyibah!

ada kalanya ia cepat menyerah
lekas angkat semangatnya pakai galah
jika tambah begah, terhadap dewasa penjarah,
berekspresilah, teriak, "cukup sudah!"

bolehkah ia, diberi jatah
merasakan kesempatan yang indah
bolehkah ia, yang tersingkirkan
tidak disebut sebagai sampah
bolehkah ia, tak dipandang rendah
menggusah perkara jangan dibikin susah
bolehkah ia, diberi mudah
yang ia butuhkan adalah batu asah

hanyalah seorang muda yang pasrah
pada dewasa tangannya tertadah
berharap lahan basah..
biar pun tidak absah.

Jumat, 02 April 2010

kitiran

jika mana jutaan orang memenuhi selatan kraton
masing-masing menggenggam kitiran
mengacungkannya
menghunjamkannya kuat-kuat dengan karet ke langit biru dongker
yang hanya diterangi sebutir ronde bercahaya
maka akan kamu lihat
rintik jutaan pendar bintang menyerbu

Rabu, 31 Maret 2010

19 Maret

di lobby rumah sakit itu
aku berlagak tak melihatmu
hingga kau mendekatiku
dan menyapa kaku
sejak itu
disertai perasaan gagu
muka ilfilmu terbayang selalu

i think you're the right person for me but i'm just too humble for you

Jumat, 26 Maret 2010

pedagang eceran

bapak itu, selalu dengan senyum terulas yang diusahakan.
legowo.
pakaian lusuh itu mungkin adalah pakaian terbaiknya
menyandang tas besar yang senada pakaiannya
dua tangannya yang bertonjolan urat
memegang benda-benda plastik berwarna-warni
menapaki ubin fakultas
mendorong pintu demi pintu,
yang di dalamnya ada orang berdasi
atau berbatik rapi
terlindung dari hawa panas yang diuarkan siang terik
setengah menuai asa, menawarkan
adakah yang hendak menukar
benda-benda dalam tangannya itu dengan uang kertas?

Rabu, 24 Maret 2010

Bandung – Kutoarjo – Jogja: Perjalanan Berisi Kenikmatan dan Kesialan yang Datang Silih Berganti, Extended

Akhir dari perjalanan panjang yang melelahkan

Pramex membelah sawah dengan lembut. Lama-lama saya mengantuk. Sesekali saya jatuh tertidur. Sesekali pula saya bertanya pada perempuan di sebelah saya kapan kereta ini sampai di Jogja, di Tugu, di Lempuyangan. Saya memutuskan untuk turun di Lempuyangan saja. Sepertinya jalan yang harus ditempuh untuk mencapai bis lebih nyaman dilewati dan tidak lebih jauh jaraknya.

Turun di Lempuyangan. Mencari pintu keluar. Menyusuri tepi jalan yang bau pesing. Melihat bis jalur enam ngetem di pertigaan. Saya masuk ke dalamnya. Sip. Ngetem agak lama. Menunggu sampai penumpang pada berjejalan rupanya.

Turun di utara gerbang Fakultas Pertanian UGM. Ketemu teman. Kuliah jam sembilan tadi hanya sampai jam sepuluh katanya. Jalan ke kosan.

Sampai di kosan, ada yang baru dari pulang kampung juga rupanya. Kami menceritakan kesialan kami masing-masing. Ia juga sial karena ditinggal travelnnya padahal ia hanya telat lima menit dan biasanya travelnya itu yang telat. Akhirnya ia mencari travel lain. Itu terjadi pada sekitar pukul setengah tujuh pagi ini dan sebagai orang Kebumen, dia sepertinya menguasai sekali daerah Kutoarjo.

Melihatnya mengepel kamar, saya jadi iri. Saya ingin mengepel kamar juga jadinya. Padahal waktu yang tersisa hingga jam sebelas kurang dari sejam lagi. Saya paling hanya sempat mandi, boro-boro sarapan. Menyapu ruangan. Mandi. Saya memutuskan untuk tidak pergi. Saya akan mengepel ruangan saja dan melanjutkan beres-beres.

Dan malapetaka itu akhirnya saya sadari. Pakaian-pakaian, buku-buku, tempat pensil, dan otomatis si ransel itu sendiri, ketumpahan air jagung. Rupanya ampas jagung yang juga berupa air sisa rebusan tetap bisa merembes meskipun kresek yang mewadahinya sudah diikat rapat.

Percayalah, parfum aroma jagung kesegarannya hanya terasa beberapa jam. Setelah itu yang ada hanyalah bau busuk memuakkan.

Hari itu akhirnya saya hanya ikut kuliah yang jam satu. Setelah itu, saya mengurus beberapa hal dan baru jam tujuh malam saya sampai di kosan lagi.

Setengah delapan sampai setengah delapan lagi saya tepar di atas lantai (lepas dari dinginnya Bandung langsung terenggut ke gerahnya Jogja). Saya hanya bangun untuk solat. Tidak hanya jet lag, yang namanya sepur lag ternyata juga ada.


tamat

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain