Jumat, 19 Mei 2023

Atikan Basa Sunda Jilid 1B Pikeun Murid SD Kelas 1 Caturwulan 2

Penyusun :  Drs. Yahya Sudarya, Drs. Ano Karsana
Cetakan kedua, Mei 1996 (Edisi Revisi) 
Penerbit : PT. Sarana Panca Karya, Bandung

Dalam buku ini ada 4 Pangajaran, masing-masingnya terdapat aktivitas:
- maca,
- nulis,
- nyarita,
- ngaregepkeun (= mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh).


PANGAJARAN 1
Tema: Lingkungan di Jero Imah jeung di Luar Imah
Bab ini mengajarkan perilaku menjaga kebersihan di lingkungan sekitar rumah, nama peralatan kebersihan dalam bahasa Sunda. Ada juga pengenalan antara bahasa hormat dan tidak hormat, serta dongeng kuya balap jeung monyet duanana maké peci.


Bagian harti kecap mengajarkan kata-kata bersinonim dalam bahasa Sunda. Namun tidak ada keterangan apakah yang satu lebih halus daripada yang lain, ataukah keduanya sama saja. Contohnya sebagai berikut.

pakarangan = buruan
tutuwuhan = tatangkalan
runtah = babala
beberesih = ngaberesihan
getol = rajin

PANGAJARAN 2
Tema: Lingkungan Tempat Diajar (Sakola)
Isi pelajarannya tentang menjaga kebersihan kelas dan sekolah, perabotan di kelas, serta macam-macam minuman. 

Di halaman 23 ada latihan menggunakan imbuhan -ar, tanpa ada penjelasan lebih lanjut mengenai fungsinya. Yah, namanya juga buku pelajaran buat kelas 1 SD; yang penting tahu cara pakainya :v Saya tebak-tebak imbuhan ini untuk menyatakan subjek jamak.

Misal, 
dariuk kecap asalna diuk (= duduk)
narulis kecap asalna nulis (= menulis)
maraca kecap asalna maca (= membaca)
arulin kecap asalna ulin (= bermain)
arindit kecap asalna indit (= pergi)

Sebatas pengetahuan saya, dariuk, misalnya, digunakan ketika yang duduk ada banyak orang. Contoh: barudak keur dariuk. Artinya, anak-anak lagi pada duduk. Barudak keur narulis. Anak-anak lagi pada menulis. Kalau dalam bahasa Indonesia, biasanya saya menggunakan kata "pada" sebelum kata kerja untuk menyatakan pelakunya ada banyak. Menurut KBBI, "pada" di antaranya merupakan kata cakapan yang berarti "sama-sama (untuk menyatakan bahwa yang melakukan banyak)". Jadi, dalam bahasa Sunda, "pada" itu digantikan dengan menyelipkan imbuhan -ar pada kata.

PANGAJARAN 3
Tema: Lingkungan Tatangga
Bab ini mengajarkan istilah-istilah di sekitar tempat tinggal berkenaan dengan lingkungan sosial. Di bacaan awal ada cerita tentang tetangga baru yang memiliki anak yang membutuhkan teman, sehingga sebaiknya mengajak dia ikut bermain. Karunya mun teu geuwat (= cepat-cepat, lekas) diwawuhan ....

Ada nama-nama permainan dan latihannya menyuruh sebutkan 5 nama teman bermain. Saya menyebutkan 2 dari lingkungan rumah (mereka tinggal di RT sebelah) dan 3 dari sekolah. Tentu sekarang saya sudah tidak berkontak lagi dengan kelima orang itu, hehehe :v Nama-nama permainannya adalah yang dilakukan bersama-sama di luar rumah (kecuali untuk layangan bisa dilakukan sendiri, soalnya gambarnya anak yang lagi sendirian wkwk). Entah apakah buku semacam ini pada zaman sekarang akan menyertakan permainan gadget yang dilakukan sendirian di dalam rumah. Misalkan, ketimbang ucing-ucingan, sondah, kaléci, yang disebutkan malah Mobile Legend, TikTok, dan entah apalagi kaulinan nu dipikaresep barudak jaman now.

Kemudian ada nama-nama benda dan kegiatan di pekarangan. Ada beberapa yang saya tidak tahu seperti nyeuseup, bangbara, surawung, landong, iuh. Yeah, saatnya memanfaatkan kamus.

bangbara = kumbang hitam
surawung = kemangi
landong = obat
iuh = teduh

Nyeuseup saya tidak menemukannya di keempat kamus Sunda yang tersedia di rumah. Dari konteks kalimatnya, bangabara keur nyeuseup kembang, tampaknya itu berarti mengisap.

Kemudian ada latihan menceritakan isi gambar serta dongeng cukup panjang lagi-lagi tentang kuya jeung monyet tapi kali ini mereka tidak pakai peci. Dongeng tersebut sejak dini (karena ini buku pelajaran untuk anak kelas 1 SD) sudah mengajarkan tentang kejamnya dunia, bahwa ada saja pihak yang tak dapat dipercaya karena hendak menjerumuskan pihak lainnya ke dalam petaka. Ya, saya masih bisa menangkap garis besar cerita walau tidak setiap kata saya mengerti. 

PANGAJARAN 4
Tema: Mikanyaah Sasatoan
Bab ini diawali dengan bacaan ringan mengenai kunjungan Dani dkk ke kebun binatang. Kemudian ada pengertian istilah-istilah yang terdapat dalam bacaan, nama-nama hewan dalam bahasa Sunda, latihan menulis (menyalin kata), ragam sapaan dan basa-basi, ditutup dengan kawih "Prangpring", berlanjut ke "ULANGAN UMUM CAWU 2".

Ada berbagai versi "Prangpring" di YouTube yang liriknya lain dengan yang terdapat dalam buku ini. Saya sematkan saja satu video yang disertai penjelasan panjang di deskripsinya mengenai pengertian nyanyian ini. 


Tidak seperti dengan bahasa-bahasa lain, saya merasa mudah alamiah mengucapkan kata-kata bahasa Sunda seperti ketika menggunakan bahasa Indonesia saja (malah tepatnya, bahasa Indonesia saya berdialek Sunda) walau enggak setiap kata saya paham artinya. Untuk bahasa Jawa, saya kurang medhok alias tidak alamiah mengucapkannya, mungkin sebagaimana orang Jawa juga kurang bisa menghilangkan medhok-nya ketika berbahasa Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain