Aku akan
kembali ke daerahmu untuk meneruskan nasibku. Mendadak teringat kamu. Ingin
tanya kabarmu. Alhamdulillah yah, katamu. Masih begini saja, tapi kamu sedang
di pelosok. Hati-hati di jalan, katamu. Naik kereta atau bis. Ah kamu tidak
baca pesanku sebelumnya. Tapi aku tetap membalas. Kamu tidak.
Sesaat aku
hangat. Aku ingin ketemu temanku, menyanyikan “Kuring Bogoh ka Manehna”[1] untuknya. Terbayang-bayang
ikut kemanapun kamu, walaupun anak kita akan besar di hutan. Pertanyaanmu untuk
membuatku berpikir, sedang aku ingin langsung kamu katakan apa inginmu. Kamu
keras, kamu juga lembut. Percikan-percikan di antara kita. Ternyata kita sama.
Menangguhkan lainnya demi meraup yang satu. Wajah menyeramkan. Jika bisa
bersamamu aku akan bersemangat. Jikapun aku tetap sedih, aku ingin sedih di
pangkuanmu. Tapi segera setelah ini aku akan melupakanmu. Kamu pantas
mendapatkan yang lebih baik.
Lodaya pagi, 311012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar