Selasa, 24 September 2013

Nyamuk Pengisap Ingus

Seekor nyamuk salah mengira lubang hidung sebagai lubang telinga. Permukaan lubang hidungku ditusuk-tusuknya seakan ia mencoba masuk. Akupun bersin kuat-kuat hingga ingusku melesat. Cairan hijau kental itu menjerat tubuhnya di kasur. Aku bergidik jijik tapi terlalu malas untuk membereskannya. Jadi aku pindah ke sisi lain kasur saja. Esoknya, nyamuk itu sudah tidak ada.

Malam itu aku harus menyelesaikan suatu pekerjaan. Lagi-lagi seekor nyamuk salah mengira lubang hidung sebagai lubang telinga. Apa ia buta? Kutepuk tubuhnya hingga remuk. Nyamuk lapar biasanya menjadi bercak hitam di tangan, sedang nyamuk kenyang meninggalkan noda merah—darah. Nyamuk kali ini menyisakan gumpalan hijau keruh…

Upil?


(cerita 100 kata di Kemudian.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain