Saya akan meminta murid-murid saya membuat jurnal pembacaan. Di buku tulis saja. Setiap habis membaca suatu buku, mereka harus menuliskan pengalaman pembacaan mereka di jurnal tersebut. Minimal satu halaman, dan sebaiknya bukan sekadar menyalin sinopsis di sampul belakang apalagi hasil pembacaan orang lain di internet. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, jurnal itu dikumpulkan dan saya akan memberinya paraf sebagai tanda bahwa saya selalu mengeceknya. Saya akan bilang pada mereka bahwa jumlah buku yang dibaca serta isi pembacaan mereka terhadap buku-buku itu akan menjadi salah satu aspek yang menentukan nilai rapor. Dengan cara ini saya berharap akan lahir para pembaca yang pandai mengapresiasi alih-alih para penulis yang tidak terbiasa membaca.
The Moneyless Manifesto: Pajak dewan—pajak seumur hidup (Mark Boyle, 2012)
-
Pajak pendapatan hanya dapat dibebankan atas uang yang Anda hasilkan, maka
elemen pajak ini bukan masalah bagi siapa saja yang menghendaki hidup tanpa
ua...
22 jam yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar