Ruang
Sabtu, 26 November 2022
Aku mau ngomentarin komik-komik yang ada di Nakayoshi Edisi Oktober 2003
Jumat, 25 November 2022
Edisi Perdana Majalah Komik Jepang Pertama di Indonesia
Gambar dari Tokopedia. |
Nakayoshi Gress! Edisi 1 September 2003
Elex Media Komputindo, Jakarta
ISSN 1693-5454
Harga Promosi Rp 15.000
Tebal 432 halaman
Sebelum ini, saya tidak tahu ada majalah komik di Indonesia. Setidaknya, "From Editor" mengonfirmasinya. "Inilah majalah komik Jepang pertama di Indonesia. Nama majalah baru ini sama dengan nama majalah komik aslinya di Jepang sana. Untuk membedakan dengan edisi Jepangnya kami memakai nama NAKAYOSHI Gress!" Demikianlah.
Ada 10 judul komik yang dimuat di edisi perdana majalah yang bentuknya lebih menyerupai buku komik tebal ini. Semuanya masih gres di Jepang, pada waktu itu, katanya. Komik yang dipilih untuk disajikan betul-betul yang identik dengan dunia anak perempuan alias girly abis bo!, yaitu tentang mamasakan ("Hopper & Yummy's Kitchen"), jejahitan ("Milk Shake!"), zozodiakan ("12 Signs of Zodiac"), kekecengan (di semua cerita ada tentunya, tapi yang fokus tentang mengincar cowok-cowok adalah "Ultra Cute"), kakawinan ("Let's Get Married"), iidolan ("Cyber Idol Mink"), sampai dodongengan ("Mermaid Melody").
Karena nomor pertama, isi komiknya tentu baru pada memperkenalkan tokoh utama dan pendukungnya. Pada beberapa komik ada unsur yang similar kayak murid baru ("New UFO Baby", "12 Signs of Zodiac", "Mermaid Melody"), magical girl ("Tokyo Mew Mew", "Mermaid Melody, "Cyber Idol Mink"), dan pastinya selalu ada potensi romance antara cewek tokoh utama dan cowok love interest-nya.
Sebagian komik dalam majalah ini dibuat oleh komikus Jepang yang karya-karya sebelumnya sudah diterbitkan dalam edisi Indonesia, sehingga bisa dibilang sudah cukup dikenal khalayak sini. Sebutlah Mika Kawamura dengan UFO Baby yang juga ada kartunnya di TV itu, Megumi Tachikawa dengan seri Saint Tail (yang saya kenal justru dari mainan boneka kertas atau BP/Bongkar Pasang atau baju-bajuan) dan Dream Saga, serta Nami Akimoto yang salah satu ceritanya yang paling terkenal itu kalau enggak salah tentang sepasang cewek kembar yang bisa berpindah tempat dengan mengaitkan jari kelingking atau semacam itulah.
Ada beberapa hal yang mungkin belum jadi perhatian saya pada waktu pertama kali membaca komik-komik dalam majalah ini (alias hampir dua dekade lalu). Misalnya, dulu saya belum ngeh bahwa "Tokyo Mew Mew" itu ada unsur science fiction dan environmentalism-nya. Kemudian, ada sebagian komik yang walaupun tokohnya masih kelas 5 SD atau paling tua mungkin baru 1 SMA, pakaiannya super terbuka banget yak, hahaha ....
Komik favorit saya yaitu "Donut Pudding" karya Neko Nekobe. Ceritanya paling menghibur dan pakaian tokohnya pun sopan dibandingkan dengan komik-komik sebelumnya, wkwkwk. Tiap komik dalam majalah ini kan diakhiri dengan profil singkat komikusnya. Nah, melihat dari tahun debutnya, tampaknya pembuat komik yang satu ini sudah "senior" tapi masih bisa bikin cerita tentang anak-anak kelas 5 SD yang oke. Komedinya dapet, berupa kejutan-kejutan dan saya suka ketika cowok kecengan diam-diam "jahat", hahaha. Kayak gitu dong, tetap menghasilkan karya yang asyik tanpa terpengaruh oleh umur.
Komik lainnya yang menarik buat saya yaitu "Ultra Cute", berhasil memancing rasa penasaran saya apakah Tamon dan Tomohiro sesungguhnya punya maksud tertentu terhadap Ami dan Noa. Selain itu, saya juga suka gaya gambarnya Nami Akimoto sih. Kalau saya masih doyan belajar menggambar karakter ala komik Jepang, sepertinya gayanya yang akan saya jadikan panutan.
Selain komik, selazimnya "majalah", ada pula beberapa artikel yang masih seputar perkomikan dan jejepangan. Di antaranya, ada informasi tentang Machiko Manga School dan sedikit pelajaran manga. Kemudian ada artikel yang mengingatkan saya bahwa pada masa itu juga terbit novel-novel mini dengan label "Cerita Cantik" (kalau komik kan "Serial Cantik") disertai ilustrasi dengan karakter ala komik Jepang. Saya pun teringat lagi bahwa pada masa itu pula ada penerbit dalam negeri yang menerbitkan serial nomik alias novel-komik, tepatnya si Olin dari DAR! Mizan.
Majalah ini juga memuat daftar lagu untuk ringtone HP. Koleksi di playlist "Soundtrack Masa SMP" saya di YouTube pun bertambah deh, sekarang sudah lebih dari 1.000 video!
Selain itu ada halaman iklan full color berisi informasi tentang judul-judul komik yang lagi naik waktu itu kayak Rave, One Piece (sampai sekarang--hampir dua dekade kemudian--masih belum tamat juga, yak?), dan Captain Tsubasa, serta kover-kover majalah Animonster.
Sebetulnya ada juga sih komik buatan dalam negeri yang nyempil di antara karya para mangaka Jepang ini, tapi sifatnya lebih seperti artikel bergambar saja--tepatnya sih, rubrik zodiak. Ialah Shinju Arisa yang seingat saya sepertinya ada beberapa komiknya yang pada masa itu diterbitkan Elex juga. Dari artikelnya, kita tahu bahwa istilah "kormod" (korban mode) dan "saltum" (salah kostum) sudah beken pada masa itu.
Peace, Love, and Gaul!
Kamis, 24 November 2022
Rangkuman UUD 1945
Senin, 21 November 2022
Pengingat untuk Bersyukur dan Tersentil
Gambar diambil dari Twitter @sukma_hetty. |
Gambar diambil dari Twitter @sukma_hetty. |
"... kalau bicara usia, ada satu titik di mana kita sudah harus legowo, melepas hal-hal ambisius yang dirasa memberatkan kita." (halaman 23)
Selasa, 11 Oktober 2022
EYD, 35 Tahun Lalu
Minggu, 09 Oktober 2022
Buku Penunjang Belajar Bahasa Jepang Bersama Kawan-kawan :D
Penulis: Muryani J. Semita
Penerbit: Kaktus, Yogyakarta
ISBN: 978-602-XXX-XXX-X (Versi Elektronik: XXXX)
Di buku ini saya mendapat penjelasan tentang cara membaca hiragana yang mungkin sebetulnya ada di Duolingo. Tapi saya malas membaca materi yang ada di Duolingo dan pengin langsung ke latihan huruf saja, wkwk. Lagian sepertinya sebelum langsung ke pengajaran cara baca, saya merasa lebih suka jika mengenal terlebih dahulu semua huruf tersebut sebagai suatu overview atau gambaran menyeluruh mengenai apa yang bakal dipelajari ke depan.
Sebelumnya dikira cara mengucapkan bahasa Jepang itu gampang, enggak kayak bahasa Inggris. Tapi buku ini menerangkan bahwa ternyata cara mengucapkan bahasa Jepang tidak seperti yang tertulis juga. Ada huruf yang tidak dibaca dan ada pula yang ditambahkan. Misalkan "enpitsu" (pensil) dibaca "empitsu", "desu" dibaca "des", dan seterusnya.
Ada 26 pelajaran dalam buku ini. Kalau ditinjau sepintas, tiap bab kurang lebih berisi perulangan cara yang itu-itu saja: ada pengenalan kosakata menurut topik tertentu serta latihan menulis huruf. Kadang-kadang ada latihan membaca kalimat juga, tanpa mesti memahami tata bahasa terlebih dahulu. Tampaknya buku ini memang untuk dibaca sedikit-sedikit, misalnya 1 pelajaran per hari atau per minggu, tapi selama itu benar-benar sembari menghafalkan kata, kalimat, dan huruf yang diberikan berikut cara menuliskannya berulang-ulang. Dengan begitu, isi buku ini dapat dikuasai dalam sebulan sampai setengah tahun :v
Kalau belajar sendiri, enak pakai Duolingo. Kalau ada guru apalagi teman-teman lain, sepertinya buku ini sangat memadai untuk digunakan sebagai buku penunjang pembelajaran. Kalau untuk anak SMP, sepertinya bisa ditambahkan sedikit pelajaran mengenai tata kalimat sederhana dan kanji.
Yang kurang dari buku ini paling-paling kurang warna dan ilustrasi. Selain itu, menurut blurb di sampul belakang, ada "latihan menulis kata-kata dengan huruf kanji dalam lembar latihan unik", tapi saya tidak menemukannya di versi yang disediakan Ipusnas ini. Lagian di pendahuluan, bukannya disebutkan bahwa buku ini enggak sampai memperkenalkan kanji. Jadi bingung saya, wkwkwk.
Jumat, 30 September 2022
#20031010 Jum'at
Selasa, 27 September 2022
#20031005 (puisi tanpa judul)
Senin, 26 September 2022
#20030929 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)
Minggu, 25 September 2022
Memulai dari Apresiasi untuk Memantik Kreativitas Agar Terus Berproses dan Turut Mencipta
Apresiasi & Proses Kreatif Menulis Puisi
Soni Farid Maulana
Cetakan II (Edisi Revisi), April 2015
Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung
ISBN: 978-602-350-002-4
E-ISBN: 978-602-350-226-4
(Buku yang berjudul sama dari penulis yang sama sebetulnya tersedia di Goodreads, tapi bukan dalam edisi dan dengan kover yang sama dengan yang saya baca yang saya temukan di Ipusnas. Karena di Goodreads sudah tidak bisa manually add book, maka saya tuliskan pembacaannya di sini.)
Di buku ini terdapat 19 judul kritik populer dari penulis yang selanjutnya akan saya sebut dengan inisialnya, yaitu Pak SFM. "Kritik populer", demikianlah pemberi pengantar untuk buku ini menyebutnya, lantaran tidak menggunakan teori-teori ilmiah dan sebagainya. Dengan begitu, kiranya isi buku ini relatif mudah dipahami oleh masyarakat nonakademis.
Pak SFM mengawali dengan memperkenalkan "sonet" (di KBBI adanya "soneta"). Kemudian beliau membahas Amir Hamzah, Chairil Anwar, Ramadhan KH, Rendra, Saini KM, Remy Sylado, Jeihan, Wing Kardjo, Arifin C. Noer, dan Acep Zamzam Noer. Penyair perempuan ditempatkan belakangan, beberapa sekaligus dalam satu bab dan hanya Oka Rusmini yang mendapat bab tersendiri. Selanjutya beliau menguraikan lebih lanjut soal apresiasi dan proses kreatif dalam menulis puisi.
Salah satu bab paling menarik dalam buku ini menceritakan tentang proses kreatif Pak SFM sendiri dalam menulis puisi. Beliau mulai menulis puisi saat duduk di bangku SMP, sangat dipengaruhi oleh sosok neneknya yang pada waktu itu baru meninggal dunia. Selanjutnya beliau getol menulis dan mengirimkan puisi ke media, sering mendapat kritik tetapi akhirnya mendapatkan pengakuan yang selayaknya. Berkali-kali beliau menghadiri forum-forum dan festival-festival sastra baik di dalam maupun di luar negeri, berinteraksi dengan para penyair kenamaan. Sebagian penyair yang dibahasnya dalam buku ini pun dikenalnya secara langsung, sehingga beliau dapat membeberkan proses di balik penciptaan karya mereka menurut penuturan mereka sendiri. Tentunya nama-nama yang diangkatnya dalam buku ini juuga memberikan pengaruh bagi proses kreatif beliau sendiri sebagai penyair.
Membaca proses dan karya beliau sempat membuat saya merasa berkecil hati untuk terus mencoba "bermain-main dengan kata". Lantaran beliau bilang menulis puisi itu susah dan dalam mengapresiasi pun tidak boleh asal. Namun selanjutnya beliau mengatakan, "Jangan takut salah menulis puisi," di samping mencontohkan puisi-puisi yang sangat sederhana sekali baik dari segi diksi mapun isi.
Selengkapnya, "... bagus dan tidaknya puisi bukan disebabkan oleh rumit dan tidaknya sebuah kalimat ditulis dalam puisi, akan tetapi lebih disebabkan oleh kemampuan mengelola daya ungkap, yang titik pijaknya berdasar pada pengetahuan sang penyair yang mendalam akan makna setiap kata yang dipilih dan digunakannya dalam sebuah puisi yang ditulisnya." (halaman 230) "Dalam dan tidaknya sebuah puisi mengandung makna tertentu, pada satu sisi, bukan hanya ditentukan oleh sungguh-sungguh dan tidaknya kita menghayati sebuah pengalaman, akan tetapi, di sisi lain, juga sangat ditentukan pula oleh 'jam terbang' menulis dan mengapresiasi (membaca) puisi karya penyair lainnya, baik tingkat lokal maupun dunia." (halaman 232)
Dalam tulisan-tulisan di buku ini terselip pengajaran mengenai puisi. Berkali-kali beliau menyebut soal teknik, simbol, metaforaa, gaya bahasa, teks-konteks, dan sebagai-bagainya. Namun saya rasa buku ini lebih merupakan ajakan untuk menelusuri lebih jauh para penyair yang diangkatnya, untuk membaca lebih banyak karya puisi terutama yang dicipta oleh mereka.
Memang selagi membaca, saya jadi meng-googling apakah sebenarnya "sonet" atau "soneta"dan dari mana asalnya dan kenapa Rhoma Irama menggunakan istilah itu untuk menamai grup musiknya, siapakah Jacques Perk dan kenapa ia mati muda, tertarik dengan kisah hidup Hartojo Andangdjaya sebagaimana yang dipaparkan di halaman Wikipedia, dan seterusnya. Dari rujukan dalam buku ini pun, di Ipusnas saya menemukan tiga buku gemuk antologi prosa dan puisi Indonesia zadul yang membuat saya bertanya-tanya, Kenapa enggak sedari kuliah dulu saya mencarinya di perpustakaan pusat kampus dan membacanya???, yaitu Gema Tanah Air (HB Jassin, 1948), Pujangga Baru (HB Jassin, 1963), dan Laut Biru Langit Biru (Ajip Rosidi, 1977). Sayangnya Ipusnas tidak menyediakan juga Puisi dan Permasalahannya oleh Saini KM sehingga saya hanya bisa berharap kelak berjodoh dengan buku itu.
Ada juga yang sudah saya telusuri sebelumnya berkat membaca buku Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) seperti Amir Hamzah, Ramadhan KH, dan Wing Kardjo. Ramadhan KH dengan puisinya dalam Priangan Si Jelita sudah habis-habisan dikupas dalam Bimbingan Apresiasi Puisi. Dalam buku apresiasinya ini, Pak SFM mengangkatnya kembali secara meluas dengan mengaitkannya dengan persoalan lingkungan hidup di tanah Priangan. Mengenai Wing Kardjo, saya sudah melihat-lihat beberapa bukunya yang tersedia di Ipusnas tapi ada sesuatu hal yang membuat saya merasa kurang sreg. Barulah di buku ini saya mengetahui bahwa penyair tersebut memang memiliki gaya hidup yang khas.
Kalau Chairil Anwar, siapa sih yang tidak tahu? :v Remy Sylado, sebetulnya saya tertarik membaca buku kumpulan puisi mbeling-nya--mudah-mudahan kelak berjodoh juga. Jeihan dengan puisi-puisinya yang berbentuk unik dan ternyata mengandung makna yang sangat religius itu pernah saya kunjungi studionya di Padasuka dalam rangka buka puasa bareng komunitas, seingat saya ada musala panggung yang cukup luas di halaman belakangnya.
Soal pengajaran puisi, saya masih lebih mengandalkan buku-buku yang telah saya temukan seperti Pengajaran Gaya Bahasa (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan) dan Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) serta buku-buku petunjuk menulis puisi juvenil yang telah dibahas dalam blog ini, karena cara penyampaiannya yang to the point dan runut. Atau, mungkinkah ada buku petunjuk menulis puisi kelas advance yang membahas secara lebih menjelimet--tapi pastinya to the point dan runut--mengenai teknik-teknik mengolah pengalaman, mencipta simbol dan gaya bahasa, menghubungkan teks dengan konteks, dan sebagai-bagainya biar estetik sebagaimana yang dimaksud dalam buku ini?
Sabtu, 24 September 2022
koleksi kakak
kakakku mengoleksi
album rhythm and blues
ketika menyanyi
yang keluar malah rock melayu
kakakku mengoleksi
berkotak-kotak gundam kit
memang dia itu hobinya merakit
kalau diganggu tangannya menyambit
kakakku mengoleksi
banyak figurine seksi
dalam kotak ditutup kain
baru kemudian aku mengerti
kakakku mengoleksi
komik manca dan dalam negeri
dia sendiri suka menggambar robot dan jagoan tivi
dan gadis-gadis tanpa baju yang dia kurung dalam lemari
kakakku mengoleksi
berkeping-keping vcd dan dvd
tatkala menonton sendiri
yang diputarnya adalah film ... mana kutahu, pintunya dikunci
kakakku kini pria bergaji
di luar kota perusahaan asing
pulangnya belum tentu seminggu sekali
kamarnya kukuasai
koleksinya bertambah terus dari waktu ke waktu
sebagian kutemu dan nikmati bersama kawan-kawanku
tanpa lupa mengunci pintu
dia tak perlu tahu
Jumat, 23 September 2022
Revolusi Dansa Dansa
Kamis, 22 September 2022
#20030806 (puisi tanpa judul)
Rabu, 21 September 2022
#20030721 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)
Selasa, 20 September 2022
Soneta Kebokekan
Senin, 19 September 2022
#20030627 (puisi tanpa judul)
Selasa, 13 September 2022
#20030618 (puisi tanpa judul)
Senin, 12 September 2022
#20030616&20 DIKEJAR ANJING
Minggu, 11 September 2022
Sebuah Pengingat
Jumat, 09 September 2022
#20030522 (puisi tanpa judul), BALADA MASUK SEKOLAH KEMBALI
Sabtu, 03 September 2022
#20030311 PENGALAMAN MERAWAT ORANG YANG KENA GEJALA PMS
Jumat, 19 Agustus 2022
Petunjuk Teknis Menulis Puisi yang Lebih Sederhana
Senin, 15 Agustus 2022
Petunjuk Teknis Menulis Puisi
Kamis, 11 Agustus 2022
Buku Aktivitas Belajar Bahasa Jepang untuk Anak 6-10 Tahun
Wono Weenie Have Fun with Japanese
Penyusun: Denis Toruan dan Tim Kesaint Blanc
Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta
Cetakan kesatu, April 2014
48 halaman
ISBN 978-979-593-679-4
Buku ini merupakan buku aktivitas sekalian belajar bahasa Jepang yang diperuntukkan bagi anak usia 6-10 tahun. Melalui buku ini, anak didorong untuk berlatih dalam membaca, menulis, menggambar, mewarnai, dan berbagai permainan lain seperti menarik garis dan menemukan kata.
Pelajaran bahasa Jepang di dalamnya berfokus pada pengenalan kosakata sehari-hari, misalnya nama-nama anggota keluarga, anggota badan, angka, bagian-bagian rumah, usia, warna, cuaca, makanan, buah-buahan, minuman, hari, bulan, musim, hewan, sampai hobi. Petunjuk dan pertanyaannya dalam bahasa Indonesia, tetapi anak dituntun agar menjawab dalam bahasa Jepang yaitu kosakata yang sedang dipelajari menurut topik tertentu.
Buku ini juga mengajarkan kalimat-kalimat dasar seperti pertanyaan-pertanyaan umum menyangkut nama, umur, jenis kelamin, jumlah barang, dan seterusnya berikut cara menjawabnya, sapaan, ucapan selamat tahun, dan sebagainya, tetapi belum sampai ke tata bahasa. Anak sekadar melengkapi kalimat-kalimat itu dengan kosakata yang disediakan.
Sebagai reward, orang tua bisa membacakan kata-kata penyemangat dalam bahasa Jepang sebagaimana yang tertera di bawah halaman setiap bab. Contohnya seperti, "Sugoi!" ("Hebat sekali!"), "Ii desu ne!" ("Bagus sekali!"), "Oishii!" ("Enak sekali!"), "Kakkoii!" ("Keren!"), "Umai!" ("Kamu sangat jago!"), "Jyouzo desu ne!" ("Sangat pintar!), "Seikou!" ("Berhasil!"), "Hontou ni tanoshii!" ("Menyenangkan sekali!"), "Tsutzukimashou!" ("Yuk teruskan!"), "Subarashii!" ("Hebat sekali!"), "Ganbatte!" ("Semangat!"), "Kawaii!" ("Sangat imut!"), "Yoi!" ("Bagus sekali!") ....
Kata-kata berbahasa Jepang itu ditulis dalam aksara Jepang. Namun buku ini belum sampai mengenalkan aksara Jepang yang bermacam-macam lagi banyak banget itu *nanti anaknya muntah duluan.
Selain itu, di akhir buku ada sertifikat yang bisa diisi sendiri lo! Tentu saja kamu baru boleh mengisinya setelah mengerjakan semua aktivitas di buku ini! *orang tua strict mode: on.
Sepertinya buku ini menyediakan fitur-fitur tambahan seperti digital pen dan stiker. Namun karena saya cuma pinjam di Ipusnas, saya tidak memperolehnya :v
Rabu, 10 Agustus 2022
balas/ikhlas
(sumber gambar) |
Selasa, 09 Agustus 2022
mampat
(sumber gambar) |
Senin, 08 Agustus 2022
u/r
(sumber gambar) |
Minggu, 07 Agustus 2022
sungguh
Selasa, 12 Juli 2022
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Hampir Separuh Abad Lalu
Senin, 20 Juni 2022
Diktat Civics 1973
Jadi seandainya kamu murid sekolahan tahun 1970-an, kamu enggak perlu repot-repot membuat ringkasan pelajaran Civics (Kewarganegaraan?) di buku tulis sebab penyusun diktat ini telah berbaik hati melakukannya untukmu. Maka diktat ini wajib dimiliki oleh kamu-kamu yang akan menghadapi "ujian" akhir" atau "testing" pelajaran Civics. Kamu tinggal membuka-bukanya, membaca dan menghafalkan ratusan pokok di dalamnya secara kilat lagi terburu-buru pada detik-detik menjelang ulangan. (Kita enggak tahu mana saja yang bakal keluar, kan?)
Banyak Dibuka
-
“ Du ” (“ You ” dalam bahasa Inggris) adalah lagu yang dibawakan oleh Peter Maffay, seorang musisi Jerman. Lagu ini menjadi hit terbesar d...
-
Gambar dari situs web Pustaka Yayasan Obor Indonesia . Penulis : Bahagia, SP., MSc. Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta ISBN ...
-
Perkenalan dimulai waktu SMA, lewat novel 1984 yang dipinjam dari perpustakaan sekolah. Kondisi buku tersebut sudah tidak begitu bagus. Di ...
-
Penulis : Fachruddin M. Mangunjaya Penerbit : Yayasan Obor Indonesia atas bantuan Bank Dunia ( The World Bank ) dan Conservation Internat...
-
Tersebutlah kisah sepasang suami istri. Sang suami dikenal sebagai seorang suami yang berperasaan. Dia mau membantu istrinya mengerjakan ...
-
Di rumah ada seekor kucing betina. Dia lahir dari seekor kucing betina liar yang kawin dengan salah seekor kucing jantan yang dipelihara d...
-
...sebelumnya ada Makam Kristen, Makam Batak, dan Makam China... Makam Freemason Kami menemukan dua makam dengan simbol Freemason yai...
-
Buku Sejarah dan Sejarawan yang ditulis oleh Prof. Dr. Nugroho Notosusanto dan diterbitkan oleh PN Balai Pustaka ini tebalnya hanya 24 h...
-
Malam pergantian tahun, sudah kutetapkan resolusi. Salah satunya adalah membantu orang lain. Mulai tahun depan tidak akan ada lagi yang bila...
-
Pada 13 – 16 Oktober 2010, saya berkesempatan untuk pulang ke Bandung. Tak sedikit sesuatu menarik yang saya temu dan alami selama di sana....
Pembaruan Blog Lain
-
Tempo Nomor 24/XXXI/12 – 18 Agustus 2002 (Edisi Khusus 100 Tahun Hatta) - ISSN : 0126-4273 Rp 17.500 Mohammad Hatta adalah pahlawan nasional favorit saya karena selain sama-sama kutu buku, ada banyak anekdot… Read more Tempo Nomo...6 hari yang lalu
-
Batasan - Hari ini akan kuterima batas-batasku. Hari ini akan kutetapkan batas-batas dalam kehidupanku. Hanya karena keluargaku hidup dalam kekacauan, bukan berarti ...2 tahun yang lalu
-
Menjaga Prasyarat Hidup Bersatu - *Komitmen persatuan, seperti yang disepakati pada 28 Oktober 1928, hadir dengan sejumlah prasyarat. Setelah 90 tahun berlalu, kini dibutuhkan penanda-penan...6 tahun yang lalu