Kemampuan public speaking perlu dimiliki oleh penulis agar bukunya cepat laku. Memang tidak ada hubungan antara kemampuan menulis dengan kemampuan berbicara, akan tetapi penulis yang memiliki kemampuan public speaking yang baik dapat menjual lebih banyak buku karyanya saat acara bedah buku dibandingkan penulis yang tidak memiliki kemampuan public speaking yang baik. Perlu diadakan training public speaking bagi penulis. Penulis yang mampu menjual bukunya sendiri lebih disenangi penerbit, demikian disampaikan Mas Eko, karyawan Pro-U Media dari bagian distribusi dan pemasaran, dalam acara kunjungan forum fiksi FLP Yogyakarta ke Penerbit Pro-U Media, Kamis, 4 Maret 2010.
Kunjungan ke penerbit merupakan salah satu agenda forum fiksi yang bertujuan untuk mengenalkan lebih jauh penerbit yang dikunjungi kepada peserta forum, mengetahui karakter penerbitan (baik karya maupun manajemen penerbitan), dan memberikan suplemen motivasi kepada peserta. Karena keterbatasan ruang di kantor Pro-U Media, acara diselenggarakan di teras Masjid Jogokariyan secara lesehan sebagaimana acara forum biasanya. Acara dimulai selepas ashar dan diakhiri sekitar pukul 5 sore, lewat setengah jam dari yang dijadwalkan berakhir.
Karyawan Pro-U Media sendiri berjumlah 16 orang yang terdiri dari redaksi (terdiri dari kepala editor dan editor serta proofreader), tim kreatif (mengerjakan disain cover dan layout), distribusi dan promosi, administrasi, dan gudang.
Mas Farid, editor Pro U Media, menyampaikan mengenai prosedur penerimaan naskah di Pro-U Media, khususnya untuk karya fiksi. Pro U Media hanya menerima naskah fiksi dalam bentuk novel. Novel memiliki prospek yang lebih besar dibandingkan puisi maupun cerpen. Novel-novel yang diterbitkan oleh Pro-U Media umumnya berlatar belakang sejarah (contoh: Tembang Ilalang), atau bertema menggugah (contoh: The Gate of Heaven) dengan porsi percintaan tidak mendominasi. Semesta merupakan lini sastra Pro-U Media yang menerbitkan novel-novel semacam ini. “Novel dengan latar belakang sejarah lagi diminati. Tiga juara lomba novel menggugah kemarin adalah novel-novel berlatar belakang sejarah,” kata Mas Farid.
Pro-U Media menerima naskah yang tidak hanya sekedar laku, melainkan juga memiliki visi dan misi. Ini sesuai dengan misi Pro-U Media sebagai penerbit yang ikut membangun peradaban islami. Naskah yang dapat menginspirasi orang untuk berbuat yang tidak baik tidak akan diterbitkan.
Naskah fiksi yang bisa diterbitkan oleh Pro-U Media harus bertema islami, unik, orisinil, bahasa renyah dan mengalir, tegas dalam sikap keislaman, dan plot tidak klise dan monoton. Jumlah halaman minimal 150, diketik pada kertas A4 (kwarto), spasi 2, font Times New Roman/Garamond, dan semua margin 3 cm. Naskah dikirim ke alamat Pro-U Media di Jalan Jogokariyan 35 Yogyakarta 55143 (telepon dan faks 0274 376301, sms 0274 74472222). Naskah juga dapat dikirim melalui alamat e-mail proumedia@gmail.com. Naskah dalam bentuk print out lebih disukai.
Pro U Media belum menerima naskah cerita anak. Pun belum ada naskah terjemahan yang masuk ke meja penerbit.
Waktu untuk menunggu konfirmasi naskah maksimal 2 bulan. Setiap bulan, naskah yang masuk ke meja Pro-U Media bisa mencapai sekitar 30 naskah. Namun berdasarkan pertimbangan pasar, Pro-U Media hanya menargetkan 4 buku untuk diterbitkan. Dengan demikian, penerbit memiliki banyak stok naskah. Naskah stok baru akan dikeluarkan saat ada momentum yang tepat. Misalnya saat mendekati UAN, Pro-U mengeluarkan judul “Funtastic Learning” yang merupakan buku motivasi bagi para remaja yang akan menghadapi UAN.
Pro-U Media tidak menggunakan sistem beli putus karena akan menzalimi penulis. Royalti dibayarkan pada penulis setiap kali buku cetak ulang (sekali cetak 3000 eksemplar). Besarnya berkisar antara 7-10% dari harga buku, tergantung pada bobot naskah dan jaringan yang dimiliki penulis.
Setelah naskah diterima, editing dilakukan. Editor mengecek kebahasaan dan rasionalitas alur. Pada novel berlatar belakang sejarah misalnya, editor akan mengecek apakah tanggal-tanggal di dalamnya sudah valid atau belum. Jika terjadi kesalahan, editor akan memberikan referensi yang benar kepada penulis. Jika ada adegan kurang syar’i dalam naskah yang potensial namun penulis menghendakinya tetap begitu, maka naskah tersebut tidak akan diterbitkan. Editor memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi penulis. Penulis adalah aset. Jika penulis berkembang, maka penerbit juga yang akan mendapatkan keuntungannya, apalagi jika penulis tersebut loyal kepada penerbit.
Naskah yang sudah melalui editing kemudian di-layout lalu dicetak. Hasilnya dibaca oleh proofreader. Setelah dua kali menggunakan jasa proofreader, naskah di-layout lagi kemudian “difilmkan” (dibuat disain cetaknya) lalu dibawa ke percetakan. Hasil cetakan disortir lagi (mengecek halaman kosong atau terlipat), diplastiki, lalu didistribusikan.
Tidak ada yang secara pasti dapat menjamin sebuah novel yang dipasarkan akan menjadi best seller atau tidak. Ada novel yang sudah dipasarkan sebaik-baiknya, namun penjualannya tetap lambat. Ada pula buku non novel, yang isinya biasa saja, tapi penjualannya cepat. Untuk mensiasati buku yang kurang laku, penerbit biasanya mengganti cover atau menonjolkan sisi lain dari buku tersebut.
Penulis ingin bukunya ada di setiap toko. Penerbit sudah berusaha mendistribusikan bukunya ke setiap agen, lapak, toko buku kecil, maupun toko buku besar, baik di kota besar maupun di daerah. Banyak pula toko buku yang melobi agar penerbit memasukkan bukunya ke sana. Namun penerbit sering terkendala oleh masalah administrasi, pembayaran, dan lain-lain. Sering ada toko buku yang tidak amanah, tidak membayarkan uang penjualan buku yang laku kepada penerbit.
Penerbit juga melakukan promosi. Bentuk promosi yang dilakukan adalah promosi di dunia maya, mengadakan acara road show/bedah buku, dan resensi.
Pro-U Media telah memiliki blog (proumedia.blogspot.com). Informasi mengenai buku-buku yang diterbitkan, syarat naskah yang diterima, maupun acara penerbit, dapat diakses melalui blog ini. Selain blog, Pro-U Media juga berpromosi lewat milis dan sedang menganggarkan pembuatan website.
Banyak orang yang mengenal buku-buku Pro-U Media karena acara road show/bedah buku. Banyak lembaga (organisasi kampus, masjid, dan lain-lain) yang justru datang sendiri menawarkan ke penerbit untuk mengadakan acara bedah buku Pro-U Media.
Penulis resensi buku Pro-U Media yang karyanya dimuat di media massa akan diapreasiasi penerbit. Penerbit akan memberikan buku Pro-U Media kepada penulis secara cuma-cuma.
Buku Pro-U Media sudah dikenal sampai ke Malaysia. Penerbit Malaysia sudah ada yang menawarkan diri untuk menerbitkan buku Pro-U Media. “Sewaktu kita kedatangan tamu para pelajar dari Malaysia, mereka membeli buku-buku kita dan membawanya pulang. Buku-buku itu dibaca oleh orangtua mereka, bahkan ada yang sampai menjadikannya sebagai bahan untuk training motivasi,” ungkap Mas Eko.
Sesi penjelasan dari Mas Farid dan Mas Eko disambung dengan sesi diskusi. Hanya beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dikarenakan waktu yang semakin ngaret dari yang dijadwalkan berakhir. Bagi peserta maupun pembaca tulisan ini yang berminat untuk bertanya-tanya lebih jauh lagi mengenai Pro-U Media, dapat melayangkan pertanyaannya ke kontak penerbit yang telah dicantumkan di atas maupun langsung ke Mas Farid di farid_asbani@yahoo.com.
Kunjungan ke penerbit merupakan salah satu agenda forum fiksi yang bertujuan untuk mengenalkan lebih jauh penerbit yang dikunjungi kepada peserta forum, mengetahui karakter penerbitan (baik karya maupun manajemen penerbitan), dan memberikan suplemen motivasi kepada peserta. Karena keterbatasan ruang di kantor Pro-U Media, acara diselenggarakan di teras Masjid Jogokariyan secara lesehan sebagaimana acara forum biasanya. Acara dimulai selepas ashar dan diakhiri sekitar pukul 5 sore, lewat setengah jam dari yang dijadwalkan berakhir.
Karyawan Pro-U Media sendiri berjumlah 16 orang yang terdiri dari redaksi (terdiri dari kepala editor dan editor serta proofreader), tim kreatif (mengerjakan disain cover dan layout), distribusi dan promosi, administrasi, dan gudang.
Mas Farid, editor Pro U Media, menyampaikan mengenai prosedur penerimaan naskah di Pro-U Media, khususnya untuk karya fiksi. Pro U Media hanya menerima naskah fiksi dalam bentuk novel. Novel memiliki prospek yang lebih besar dibandingkan puisi maupun cerpen. Novel-novel yang diterbitkan oleh Pro-U Media umumnya berlatar belakang sejarah (contoh: Tembang Ilalang), atau bertema menggugah (contoh: The Gate of Heaven) dengan porsi percintaan tidak mendominasi. Semesta merupakan lini sastra Pro-U Media yang menerbitkan novel-novel semacam ini. “Novel dengan latar belakang sejarah lagi diminati. Tiga juara lomba novel menggugah kemarin adalah novel-novel berlatar belakang sejarah,” kata Mas Farid.
Pro-U Media menerima naskah yang tidak hanya sekedar laku, melainkan juga memiliki visi dan misi. Ini sesuai dengan misi Pro-U Media sebagai penerbit yang ikut membangun peradaban islami. Naskah yang dapat menginspirasi orang untuk berbuat yang tidak baik tidak akan diterbitkan.
Naskah fiksi yang bisa diterbitkan oleh Pro-U Media harus bertema islami, unik, orisinil, bahasa renyah dan mengalir, tegas dalam sikap keislaman, dan plot tidak klise dan monoton. Jumlah halaman minimal 150, diketik pada kertas A4 (kwarto), spasi 2, font Times New Roman/Garamond, dan semua margin 3 cm. Naskah dikirim ke alamat Pro-U Media di Jalan Jogokariyan 35 Yogyakarta 55143 (telepon dan faks 0274 376301, sms 0274 74472222). Naskah juga dapat dikirim melalui alamat e-mail proumedia@gmail.com. Naskah dalam bentuk print out lebih disukai.
Pro U Media belum menerima naskah cerita anak. Pun belum ada naskah terjemahan yang masuk ke meja penerbit.
Waktu untuk menunggu konfirmasi naskah maksimal 2 bulan. Setiap bulan, naskah yang masuk ke meja Pro-U Media bisa mencapai sekitar 30 naskah. Namun berdasarkan pertimbangan pasar, Pro-U Media hanya menargetkan 4 buku untuk diterbitkan. Dengan demikian, penerbit memiliki banyak stok naskah. Naskah stok baru akan dikeluarkan saat ada momentum yang tepat. Misalnya saat mendekati UAN, Pro-U mengeluarkan judul “Funtastic Learning” yang merupakan buku motivasi bagi para remaja yang akan menghadapi UAN.
Pro-U Media tidak menggunakan sistem beli putus karena akan menzalimi penulis. Royalti dibayarkan pada penulis setiap kali buku cetak ulang (sekali cetak 3000 eksemplar). Besarnya berkisar antara 7-10% dari harga buku, tergantung pada bobot naskah dan jaringan yang dimiliki penulis.
Setelah naskah diterima, editing dilakukan. Editor mengecek kebahasaan dan rasionalitas alur. Pada novel berlatar belakang sejarah misalnya, editor akan mengecek apakah tanggal-tanggal di dalamnya sudah valid atau belum. Jika terjadi kesalahan, editor akan memberikan referensi yang benar kepada penulis. Jika ada adegan kurang syar’i dalam naskah yang potensial namun penulis menghendakinya tetap begitu, maka naskah tersebut tidak akan diterbitkan. Editor memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi penulis. Penulis adalah aset. Jika penulis berkembang, maka penerbit juga yang akan mendapatkan keuntungannya, apalagi jika penulis tersebut loyal kepada penerbit.
Naskah yang sudah melalui editing kemudian di-layout lalu dicetak. Hasilnya dibaca oleh proofreader. Setelah dua kali menggunakan jasa proofreader, naskah di-layout lagi kemudian “difilmkan” (dibuat disain cetaknya) lalu dibawa ke percetakan. Hasil cetakan disortir lagi (mengecek halaman kosong atau terlipat), diplastiki, lalu didistribusikan.
Tidak ada yang secara pasti dapat menjamin sebuah novel yang dipasarkan akan menjadi best seller atau tidak. Ada novel yang sudah dipasarkan sebaik-baiknya, namun penjualannya tetap lambat. Ada pula buku non novel, yang isinya biasa saja, tapi penjualannya cepat. Untuk mensiasati buku yang kurang laku, penerbit biasanya mengganti cover atau menonjolkan sisi lain dari buku tersebut.
Penulis ingin bukunya ada di setiap toko. Penerbit sudah berusaha mendistribusikan bukunya ke setiap agen, lapak, toko buku kecil, maupun toko buku besar, baik di kota besar maupun di daerah. Banyak pula toko buku yang melobi agar penerbit memasukkan bukunya ke sana. Namun penerbit sering terkendala oleh masalah administrasi, pembayaran, dan lain-lain. Sering ada toko buku yang tidak amanah, tidak membayarkan uang penjualan buku yang laku kepada penerbit.
Penerbit juga melakukan promosi. Bentuk promosi yang dilakukan adalah promosi di dunia maya, mengadakan acara road show/bedah buku, dan resensi.
Pro-U Media telah memiliki blog (proumedia.blogspot.com). Informasi mengenai buku-buku yang diterbitkan, syarat naskah yang diterima, maupun acara penerbit, dapat diakses melalui blog ini. Selain blog, Pro-U Media juga berpromosi lewat milis dan sedang menganggarkan pembuatan website.
Banyak orang yang mengenal buku-buku Pro-U Media karena acara road show/bedah buku. Banyak lembaga (organisasi kampus, masjid, dan lain-lain) yang justru datang sendiri menawarkan ke penerbit untuk mengadakan acara bedah buku Pro-U Media.
Penulis resensi buku Pro-U Media yang karyanya dimuat di media massa akan diapreasiasi penerbit. Penerbit akan memberikan buku Pro-U Media kepada penulis secara cuma-cuma.
Buku Pro-U Media sudah dikenal sampai ke Malaysia. Penerbit Malaysia sudah ada yang menawarkan diri untuk menerbitkan buku Pro-U Media. “Sewaktu kita kedatangan tamu para pelajar dari Malaysia, mereka membeli buku-buku kita dan membawanya pulang. Buku-buku itu dibaca oleh orangtua mereka, bahkan ada yang sampai menjadikannya sebagai bahan untuk training motivasi,” ungkap Mas Eko.
Sesi penjelasan dari Mas Farid dan Mas Eko disambung dengan sesi diskusi. Hanya beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dikarenakan waktu yang semakin ngaret dari yang dijadwalkan berakhir. Bagi peserta maupun pembaca tulisan ini yang berminat untuk bertanya-tanya lebih jauh lagi mengenai Pro-U Media, dapat melayangkan pertanyaannya ke kontak penerbit yang telah dicantumkan di atas maupun langsung ke Mas Farid di farid_asbani@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar