Sudah
berapa menit yang aku lewatkan di depan cermin? Biusnya sudah habis. Kepalaku
tegak lagi. Sesaat. Aku kembali termangu akan pemandangan sama yang kulihat
setiap hari.
Warna
bajuku selalu membuat matahari merasa tiada berguna. Paduannya itu-itu saja.
Sepatuku tidak pernah ganti.
Tidak
bisakah aku tampil berbeda?
Beranikah
aku tampil berbeda?
Ini
adalah keputusan yang harus kuambil dalam waktu singkat—setengah jam lagi
kuliah dimulai dan aku masih berada di kamar yang jaraknya dua puluh menit
jalan kaki dari kampus!
Baiklah.
Aku menghembuskan nafas. Berpikir bahwa menjadi “berbeda” adalah sesuatu yang
positif. Setidaknya itu akan menggusah kebosanan dalam hidupku.
Beranikah
aku…?
Tidak
ada yang bisa kuharapkan dari lemari bajuku. Aku melaju ke kamar terdekat. Ku
buka pintunya. Sang pemilik tercengang mendengar pintaku.
Sepuluh
menit kemudian, aku telah menjadi seseorang dengan penampilan baru. Hari ini
aku akan tahu bagaimana rasanya menjadi berbeda dari biasanya, akhirnya… ha ha
ha…
Lihatlah,
teman-temanku terpana melihat aku. Selepas kuliah dua sks yang memuakkan, aku
berpuas diri melenggang di lobi gedung kampus.
“Wah…
Kamu keliatan beda deh..”
“Tumben…”
Berpasang
mata tertuju padaku. Jelas saja aku jadi pusat perhatian, aku berbeda!
Aku
tersenyum menikmati keterpukauan mereka. Beginikah rasanya menjadi berbeda?
“Weh,
penampilanmu…”
Pandang
sobatku menyapu penampilanku dari atas sampai bawah.
“Sekali-kali
boleh dong aku keliatan beda,” ujarku percaya diri.
“Iya
sih…” Matanya masih saja memerhatikanku. “Kamu beda dari biasanya.” Ia
menggeleng-geleng, seakan tak habis pikir, “Tapi kamu jadi keliatan sama kayak
orang lain.”
Aku
terdiam.
Rautku
menunjukkan ekspresi terganggu. Aku coba nafikan decakan yang disusul komentar
yang belum juga habis.
“Ke
mana sepatu pantofelmu? Rok megarmu yang warnanya selalu gelap itu? Atasan
suram yang nggak pernah rapih? Tasmu yang kayak mau naik gunung itu?”
Di
bangku terdekat aku duduk. Ganti mataku yang menyapu sekujur penampilan baruku.
Kardigan, kaos, kalung gede, tas cangklong, jins ketat… Bukankah ini paduan
yang biasa para perempuan seumuranku pakai?
Kamu tahu bagaimana rasanya menjadi berbeda setiap hari? Sekali-kali aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi serupa dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar