Sabtu, 28 Mei 2011

H1JUK: Misteri Kokoleceran Telah Terkuak

Carilah gambar Vatica bantamensis di Google. Sampai tanggal 14 Mei 2011, gambar yang saya temukan untuk artikel tentang kokoleceran melalui penelusuran via Google malah gambar saudaranya, Vatica rassak. Artikel yang membahas kokoleceran sedemikian rupa--tidak sekedar menampilkan morfologi atau taksonomi atau semacamnya saja--pun sekiranya hanya yang dilansir dalam laman ini saja. Bahkan penulis artikel tersebut pun mengatakan bahwa dirinya sendiri belum pernah menjumpai flora ini.

Kokoleceran konon merupakan flora endemik yang hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon saja. Entah mengapa perseberannya sedemikian terbatas. Flora ini masuk dalam redlist IUCN alias terancam punah.

Dari berbagai sumber yang saya temukan mengenai flora di Taman Nasional Ujung Kulon (selanjutnya TNUK), yang mencantumkan kokoleceran dalam daftar hanya dalam laman ini saja.

Sedemikian langkanya flora ini, saya mensugesti Cah untuk menjadikan kokoleceran sebagai objek penelitiannya saja. Namun keraguan apakah jenis ini berada atau tidak di resort tujuan kami serta kegunaannya yang belum jelas membuat gagasan ini tidak jadi dijalankan.

pohon kokoleceran di depan kantor kepala balai
Siang ini, kami akhirnya sampai di kantor Balai TNUK. Dalam bincang-bincang awal dengan Mas Andri (salah satu petugas PEH TNUK alias Pengendali Ekosistem Hutan alias forest-bender menurut Putro--yang banyak membantu kami sejak sebelum keberangkatan), saya iseng menanyakan tentang kokoleceran kepanya. Dia bilang kokoleceran banyak ditemukan di Semenanjung Ujung Kulon--entah di Resort Taman Jaya. Flora ini ditanam juga dii depan kantor kepala balai.

Malamnya, Desta menyerahkan sebuah jilidan pada saya. Katanya itu dari Mas Andri. Wow. Informasi tentang kokoleceran! Penelitian mengenai keberadaan kokoleceran akhirnya dilakukan juga pada tahun 2010. Mas Andri mengizinkan kami memfotokopi jilidan tersebut. Katanya, ini merupakan satu-satunya informasi yang ada--belum diperbanyak.

Menurut hasil skimming saya, sebagaimana keterangan Mas Andri, kokoleceran yang ditemukan pada penelitian ini berada di Semenanjung Ujung Kulon saja. Mengenai keberadaannnya di bagian TN lain, saya belum membacanya secara detil. Penemuan yang didapat tidak hanya satu-dua saja, tapi banyak! Bahkan salah satu penemuan dikatakan fenomenal karena pohon kokoleceran yang ditemukan berdiameter besar dan memiliki ribuan anakan tersebar di bawahnya.

Anakan kokoleceran saat ini sedang dibudidayakan di Kebun Raya Bogor. Oh ya, memang jenis ini juga konon ditemukan di sana juga--tapi mungkin merupakan hasil konservasi eks situ. Kegunaan dari flora ini memang dicantumkan belum jelas.

Saya tidak sabar memperbanyak hasil penelitian ini--salah satunya untuk pribadi. Memang misteri flora ini akhirnya terkuak, namun entah mengapa daya tarik akibat kemisteriusannya itu masih menyisa dalam diri saya, waha.

Insya Allah hasil penelitian ini akan saya sarikan dan publikasikan di blog kalau ada kesempatan.

-ditulis di pinggir lapangan bulu tangkis kantor balai sambil sesekali melihat teman-teman yang sedang main

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. mba. mohon bantuannya, saya juga ingin meneliti kegunaan tanaman ini. boleh tidak saya meminta berkas data-data penelitian sebelumnya yang berasal dari Mas Andri (salah satu petugas PEH TNUK). terimakasih sebelumnya atas bantuannya mas. kirim ke email saya ya mas puremath09@gmail.com

    BalasHapus
  3. foto/gambar pohon,daun dan bunga kokoleceran itu seperti apa?

    BalasHapus
  4. Kalau ingin nanam pohon ini, d mana bisa dapat bibitnya? Tks

    BalasHapus

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain