Belakangan aku dekat dengan tema kesendirian. Aku menemukannya di lagu-lagu, dalam karya-karya fiksi. Aku ternyata tidak sendiri, tapi tetap aku merasa sendiri. Jika para penyendiri dikumpulkan, aku kira belum tentu problem kesendirian itu teratasi. Karena sendiri itu menyenangkan, walau kadang menyakitkan. Dan kita telah menerima kesendirian sebagai bagian dari diri kita. Dan kita akan selalu kembali kepada kesendirian. Dan kita tidak bisa lepas dari kesendirian. Kesendirian itu seperti Tuhan. Tuhan itu Maha Esa. Esa itu satu. Satu itu tidak ada lainnya: Sendiri. Entah, apa yang bakal kita temukan dalam kesendirian.
Tempo Nomor 23/XXXI/5 – 11 Agustus 2002
-
ISSN : 0126-4273 Rp 14.700 Tempo edisi ini mengandung sejarah UUD 45,
persisnya proses amandemen yang pada waktu itu sudah… Read more Tempo Nomor
23/XXXI/5...
2 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar