Judul : The Alchemyst – The Secret of The Immortal Nicholas Flammel
Pengarang : Michael Scott
Penerbit : Matahati, 2009
Sophie dan Josh
Newman, remaja kembar berusia 15 tahun, tidak menyadari kalau mereka memiliki
keistimewaan sampai mereka bertemu Nick dan Perenelle Flemming. Suami-istri
tersebut rupanya manusia abadi pemegang buku Abraham the Magus. Dr. John Dee
hendak merebut buku tersebut untuk menguasai dunia. Apa yang bisa si kembar
lakukan untuk mencegahnya?
Plot semacam dapat
kita temukan dalam beberapa cerita fantasi lain seperti Harry Potter, Star
Wars, Naruto, hingga The Joshua Files. Tokoh utama tidak menyadari kalau mereka
berbakat, atau ayah mereka adalah orang penting yang secara langsung atau tak
langsung menentukan nasib dunia, hingga sesuatu terjadi. Mereka lalu
mendapatkan pembimbing agar bakat mereka terasah dan mereka dapat
mengendalikannya untuk kebajikan.
Jika dalam Harry
Potter Nicholas Flammel hanya disebut-sebut, dalam novel ini ia jadi pemain
dengan peran signifikan. Ialah Nick Flemming, pemilik toko buku di seberang
kafe. Ia yang mempertemukan Sophie dan Josh pada orang-orang yang bisa
membangkitkan kekuatan mereka. Ia juga diprasangkai karena kemisteriusannya.
Hal menarik dari
novel ini adalah pengarang mempertemukan tokoh-tokoh yang sungguh ada dalam
mitologi seperti Hekate (Yunani), Bastet dan Morrigan (Mesir), Nicholas Flammel
(Eropa), John Dee (Inggris), golem, dan entah siapa lagi yang akan dimunculkan
dalam buku-buku berikutnya. Ini baru jilid pertama, ketiga lanjutannya sudah
bisa ditemukan di toko buku.
Novel ini memberikan
pemahaman bahwa mereka yang dianggap sebagai dewa-dewi dalam mitologi berasal
dari Ras Tertua—katakanlah, makhluk ciptaan Tuhan sebelum manusia meski apa
yang diceritakan tidak disangkut-pautkan dengan agama. Bagaimana para makhluk
kuno yang sudah hidup ribuan tahun ini beradaptasi dengan teknologi sekarang
bisa jadi menggelitik. John Dee dan Hekate menggunakan ponsel, Morrigan
utak-atik e-bay, Nick Flammel punya blog...
Deskripsi simpel dan
langsung pada tujuan. Kalau kamu pembaca yang giat, merasa bertanggung jawab
untuk menyelesaikan apa yang terlanjur dimulai, dan tidak banyak alternatif
bacaan lain, novel setebal 503 halaman ini dapat ditamatkan dalam waktu
singkat. Jika imajinasimu berteknologi CGI, gambaran dalam novel ini bisa jadi
fantastis. Namun kalau teknologi imajinasimu belum secanggih itu, yang ada
dalam kepalamu adalah tayangan FTV legenda ala Indosiar dengan pemain bule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar