Selamat apa saja, Pembaca yang budiman. Kali ini saya hendak mengenalkan Anda dengan lagu dari sebuah grup musik asal Leipzig, Jerman, yaitu Die Prinze (en: The Princes). Grup musik ini terbilang kontemporer karena baru dibentuk pada akhir era '80-an dan masih eksis hingga kini. Para anggota Die Prinzen sebelumnya tergabung dalam grup koor di Thomaskirche (id: Gereja St. Thomas). Di Thomaskirche, Johann Sebastian Bach pernah menjadi penanggung jawab musik selama 27 tahun sejak tahun 1723.
Die Prinzen juga dikenal membawakan lagu-lagu dengan lirik yang kritis dan humoris. Salah satunya berjudul "Deutschland" (2001). Melalui lagu ini, kita bisa memperoleh sedikitnya wawasan mengenai bagaimana orang Jerman memandang negaranya. Tentu saja lagu ini dibawakan dalam bahasa Jerman. Namun saya menemukan videoklipnya di Youtube yang sudah dilengkapi dengan subtitle bahasa Inggris, bahasa yang lebih umum diketahui. Sila disimak.
Satu lagi lagu dari Die Prinze yang layak ditelusuri berjudul "In Der Nach ist Der Mensch nicht gern alleine" (1997) (terjemah ngasal: "Nobody likes to be alone"). Lagu ini sebetulnya remake dari lagu lawas yang mula-mula dibawakan oleh Marika Rökk (1944). Namun kesan yang ditimbulkan masing-masing versi sangat berbeda. Tidak hanya lebih ear-catchy, ngepop, pokoknya bernuansa-masa-kini-lah, versi remake juga terdengar seperti nasyid berbahasa Jerman. Barangkali yang terutama membuatnya terdengar seperti nasyid adalah karena adanya unsur akapela. Banyak toh nasyid yang dibawakan secara akapela. (Coba dengar Raihan atau mungkin
Intifada dari Rabbani.) Coba simak musiknya, nadanya, dan bayangkan liriknya diganti dengan bahasa Indonesia bermuatan kalimat tayibah. Cocok kan? Atau mungkin hanya perasaan saya saja.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar