sumber |
Novel yang ingin kau bacakan untuk anakmu sebelum tidur. Satu bab per
malam. (Kemudian kau tahu kalau penulisnya memang telah menghasilkan puluhan
judul buku cerita anak.) Sampai kau mendapati adegan-adegan sadis di bab-bab
belakang. Bagaimana orang-orang mati dengan kepala terinjak atau wajah robek
akibat serangan kera berukuran tiga kali lipat tubuh mereka. Sehingga kau perlu
mempertimbangkan apa dampaknya jika anakmu sekecil itu sudah kau kisahkan yang
begitu. Bagaimanapun novel ini mengingatkanmu akan novel-novel tipis yang biasa
kau pinjam dari perpustakaan sekolah saat kau SD, yang isinya petualangan seru
di hutan. Menurut rasamu ini novel yang mudah penyampaiannya. Apalagi sesekali
disertai ilustrasi. Bagaimana si kera raksasa yang menjadi teka-teki dalam
novel ini berhadapan dengan beruang madu (halaman 92). Bagaimana penampakan
binturong—hewan serupa musang yang mencari makan pada malam hari (halaman 110).
Bagaimana perbedaan tampang antara simpanse, bonobo, gorila, dan orangutan—semuanya
jenis kera besar (halaman 217). Bagaimana cap-cap telapak tangan di dinding gua
peninggalan manusia purba yang bagai penonton bersorak-sorak (halaman 266).
Gambar-gambar yang walaupun cuma memakan sebagian halaman dan tidak berwarna
rasa-rasanya akan menarik untuk ditunjukkan pada anakmu, kendati kalau
ukurannya besar, berwarna-warni, dan dicetak di kertas glossy tentu akan jauh lebih menarik tapi kalau begitu sih beli
saja sekalian ensiklopedia untuk anak-anak. Kau tidak sering membaca novel
maupun film bergenre petualangan, sehingga bagaimana kau hendak membuat
penilaian? Selain dari segi tata bahasa karena sesekali kau temukan imbuhan “di”
yang terpisah dari kata yang mengikutinya, penggunaan kata “acuh” yang salah
kaprah, dan sebagainya. Bagaimanapun kau cukup menikmatinya walaupun dengan hanya
membaca bagian belakangnya kau sudah bisa mengetahui garis besar cerita dalam
novel ini, seperti dalam cerita-cerita detektif, semuanya dijelaskan di akhir.
Setidaknya novel ini menjadi contoh bagimu bagaimana fiksi ilmiah dengan latar
kehidupan alam. Kau juga terkesan dengan pengorbanan Komara—salah satu tokoh
dalam novel ini. Demi menyelamatkan satu spesies langka yang dinamai Gigantopithecus blacki dari sorotan
publik, ilmuwan yang asalnya meneliti orangutan ini rela meninggalkan kehidupan
mapannya dan memencilkan diri ke pelosok Kalimantan. Suatu bentuk konservasi
yang tidak diajarkan di perkuliahan jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar