I'm seeing a tunnel at the end of this light... (Travis - Why Does It Always Rain on Me)
Aku dalam terowongan. Tanpa pelita. Meraba-raba. Kukira hanya ada satu jalan yang lurus. Kadang ku disilaukan semburat, kembali padam. Kadang ku bersinggungan, maka ku tahu ku tak sendiri tapi ku dikatakan, "Cari jalanmu sendiri," entah olehnya entah olehku. Saat dian bungkam maka kutabrak tepian hingga terhuyung, terhempas, terkulai. Kelembapan memuakkan. Kalong-kalong menciprati mukaku dengan guano. Terpeleset, terjerembap. Terjengkang. Aku dalam terowongan. Kuyakin ini jalan yang lurus, walau hembusan di kanan atau di kiri saat ku melaju. Desisan, suitan. Ku berpaling. Kenapa kau terus berjalan. Memang ada apa di ujung selain buram. Akupun sudah tidak melihat apa di pangkal. Ke mana ku melangkah, ke kanan ku terpental, ke kiri ku terjungkal. Kadang aku terlentang, enggan lanjutkan. Menerawang gelap. Dingin. Aku tidak di mana-mana. Pengap. Guano mendarat di dahiku.
sepuluh menit tepat. coba ngerjain latihan dari sini.
Piercing Bab 2 (Ryu Murakami, 1994)
-
2
Kawashima menyimpan alat pemecah es itu di laci dapur, membasuh mukanya di
wastafel kamar mandi, dan melangkah ke ruang keluarga. Ia duduk di meja
ker...
Yentl
-
Oleh Isaac Bashevis Singer ISAAC BASHEVIS SINGER, pemenang Nobel Sastra
1978, lahir di Radzymin, Polandia pada 1904, dan tiba di… Read more Yentl
Raja Belanda: Maaf atas Kekerasan Berlebihan
-
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima mengunjungi Indonesia untuk
meningkatkan hubungan kedua negara. Raja juga meminta maaf atas kekerasan
berle...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar