para pembaca nan budiman, sebelum kita mulai panduan memasak bersama nyonya teladan kali ini, terlebih dulu saya sajikan sebuah pesan dari sponsor.
silahkan buka link ini
lalu sukailah (klik "like") tulisan yang ada di sana. partipasi anda sangat berarti. :)
dan kalau lagi tidak ada kerjaan, bolehlah pula buka yang ini
terima kasih.
jadi nyonya teladan telah resmi mengangkat saya sebagai juru ketiknya. namun tentu saya tidak akan menggunakan gaya bahasanya yang amat nyonya-nyonya itu.
bersama nyonya teladan, menu garapan kami pagi ini adalah sebuah oseng-oseng sederhana. anda hanya membutuhkan tiga bahan saja.
satu, seplastik irisan tahu. harganya seribu di tukang tahu yang biasa lewat samping rumah dengan motornya pagi-pagi. irisan tahu bukan berasal dari tahu kotak kuning meski teksturnya serupa. irisan tahu tanpa perwarna dan bentuknya tak beraturan.
dua, seplastik pindang jajar genjang. harganya dua ribu di warung terdekat. kata teteh yang jual, berat pindang kotakan ini satu ons.
tiga, seikat kangkung. ini juga dapat dibeli di warung terdekat. tidak bonus ulat. nyonya teladan tidak tahu berapa harganya, yang beli bukan beliau.
bumbu yang digunakan pun simpel saja. yang dicuci dan dipotong/diiris (selain kangkung) hanyalah tiga siung bawang merah, satu batang cabe merah besar, dan setengah butir bawang bombay.
sebelum dioseng dengan kangkung, tahu dan pindang harus digoreng setengah matang terlebih dulu. konon, pindang tidak lebih cepat masak dari tahu sehingga keduanya tidak digoreng bersamaan. kami menggoreng tahu terlebih dulu, baru pindang. setelah pindang disisihkan, bumbu ditumis sampai harum. namun waspadalah. harum tidak harum, begitu bumbu mulai gosong, bahan-bahan lain harus lekas dimasukkan. masukkan pindang, tahu, dan biarkan kangkung jadi yang terakhir. aduk-aduk sampai kangkung layu. tambah air secukupnya agar wajan tidak seret. masakan ini muat dalam satu piring biasa.
kangkung-tahu-pindang, nyonya teladan ingin menamakan masakan ini "kunghu dang" atau "kung, hudang!". Dari dua versi penulisan tersebut, nyonya teladan bilang versi pertama digunakan ketika masakan ini disuguhkan pada orang China, sedang versi kedua adalah untuk orang Sunda.
kehadiran pindang sungguh menambah cita rasa dalam sajian perkangkungan. aroma gurihnya bagai sanguinis-koleris di tengah gerombolan plegmatis. kehadiran tahu juga tidak boleh dilewatkan meski ia sekadar penggembira. ialah plegmatis-sanguinis dalam arak-arakan ini. sedang kangkung nan bersahaja tetaplah koleris-melankolis. ini bukan oseng-oseng kangkung biasa. biarkan lidah anda mengenali setiap karakter yang berbaur dengan manja. coba deh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar