Selasa, 18 Juni 2019

Perkenalan dengan Aneka Produk Google yang Berguna untuk Bisnis

Gapura Digital Google sedang menyelenggarakan kelas gratis di Bandung, tepatnya di Lo.Ka.Si Coffee & Space seberang SMAN 1. Saya berkesempatan untuk mengikuti kelas tersebut pada 15-16 Juni 2019 lalu dari pukul 13.30 sampai 17.30 WIB.

Dalam satu hari ada dua materi yang dijeda oleh istirahat yang sangat singkat untuk mengudap gorengan, donat, dan kopi atau teh; serta musala yang jika kapasitasnya hanya tujuh orang sementara yang hendak salat asar kira-kira ada 30-40 orang maka berapa waktu yang dibutuhkan supaya semuanya dapat giliran?

Rupanya saya mengikuti kelas ini dari level menengah, bukannya dasar. Modul yang pertama kali saya dapatkan pun diembeli "Modul 5" alih-alih "Modul 1". Meski begitu, saya (dan juga kamu-kamu sekalian) bisa mengejar ketinggalan dengan mengakses modul tersebut secara cuma-cuma di luar kelas melalui tautan berikut ini. Tinggal klik teksnya, ya. Mudah-mudahan bisa diakses untuk selamanya.

MODUL 1 Panduan Dunia Digital
MODUL 2 Google Bisnisku
MODUL 3 Membuat Situs Bisnis yang Efektif
MODUL 4 Cara Mudah Membuat Website untuk Bisnis Anda

MODUL 5 Konten Marketing dan Copywriting untuk Bisnis Anda
MODUL 6 Membangun Merek dengan Video
MODUL 7 Cara Mengelola Keberadaan Anda Secara Online
MODUL 8 Dasar-dasar Google Ads

Sebenarnya, pola url-nya cuma:

bit.ly/moduleGD(isi dengan nomor modul)

Misalkan, untuk mengakses Modul 9:

bit.ly/moduleGD9

Salah seorang pemateri bilang: Dengan berbagai fasilitas yang tersedia secara cuma-cuma, keterlaluan kalau kita sampai enggak berhasil dalam berbisnis.

Kedengarannya menohok, ya.

Lalu saya ingat pernah membaca pernyataan serupa dari seorang sastrawan di artikel koran--yang mohon maaf waktu itu saya merasa tidak terlalu penting untuk menggunting dan menglipingnya--bahwa dengan berbagai kemudahan akibat teknologi sekarang, keterlaluan kalau para penulis muda enggak bisa menghasilkan karya sastra bermutu. Maksudnya, kalau mau riset latar waktu dan tempat hingga mempelajari novel-novel klasik, tinggal googling. Bayangkan penulis zaman baheula, yang kalau mau riset untuk ceritanya mesti mendatangi langsung tempat kejadian, membaca bertumpuk-tumpuk buku di perpustakaan berdebu, dst dsb, untuk menghasilkan narasi yang kuat meyakinkan.

Meski begitu, kalau kita coba wara-wiri di platform-platform kepenulisan jaman now, tempat calon-calon penulis pada unjuk rasa, bisa dilihat mutu literasi mereka yang .... baca sendirilah.

Iya ... kali, Pak?

Semacam:

Semua orang pengin dibaca, tetapi pada malas baca, atau sudah memiliki terlalu banyak hal di otak sehingga enggak menyisakan ruang untuk gagasan-gagasan baru berikut ego penulis lain.

Semua orang pengin produknya dibeli, tetapi duit mereka sendiri pas-pasan atau perlu berpikir panjang dulu untuk membeli produk orang lain ....

Lah, kok jadi nyinyir? Mari kita kembali kepada hawa positif.

Peserta yang hadir di kelas waktu itu sekitar lima puluhan orang. Saya takjub sebab mereka tidak hanya terdiri dari anak-anak muda sepantar saya atau kurang. Banyak juga di antara mereka yang bapak-bapak dan ibu-ibu paruh baya. Malah ada ibu-ibu dengan tata rambut yang sepertinya memerlukan banyak hairspray, seakan-akan pada tahun '80-an beliau adalah mahmud-mahmud paling trendi. Ada juga kakek-kakek yang jalannya sudah timpang, tetapi lalu dapat hadiah karena jadi juara main Kahoot sementara HP saya sendiri kurang compatible untuk install aplikasi tersebut (jadi, siapa yang salah zaman?).

Mengutip teman saya: Acara ini lebih cocok bagi pelaku usaha yang telah memiliki produk dan ingin berekspansi.

Bagi saya sendiri, wawasan yang saya peroleh dari acara ini mungkin dapat bermanfaat nanti, kelak, suatu saat, ketika mindset saya telah bergeser dari labour of love unicorn rainbow la la la land ke it's all about the money it's all about the dum dum dururumdum I don't think it's funny.


Serius. Pemateri yang sama bilang: "Terus terang aja, ya, Ujung-ujungnya Duit! Bisnis itu bukan sekadar untuk 'usaha' atau 'ibadah'. Harus mata duitan!" ... atau kurang lebih seperti itu intinya sebab saya enggak merekam ataupun mencatat pernyataannya itu secara verbatim.

Poin lain yang saya catat--yang saya dapatkan juga di acara lain yang serupa sebelumnya tetapi waktu itu sponsornya Grab--adalah: Kita harus memiliki passion terhadap produk yang kita buat, lalu beristikamah--fokus!

Tentu saja acara ini lebih daripada sekadar masukan-masukan moral seperti itu. Acara ini utamanya merupakan panduan yang adakalanya bersifat teknis untuk menggunakan produk-produk Google seperti:

Google Form
Google My Business
Google Trends
Youtube
Google Alerts
Google Calendar
Google Ads
Google Primer
Bahkan Blogger, seperti yang sedang saya manfaatkan untuk membuat tulisan ini.
Dan masih banyak lagi.

Which is interesting, sebab belum lama ini juga seorang teman mengangkat isu tentang berhenti menggunakan produk-produk Google yang artikel berikut ini mungkin bisa mewakili untuk menjelaskan alasannya: Why You Should Stop Using Google Chrome.

Lah, kok jadi melenceng lagi?

Ini gambar yang saya ambil dari Lo.Ka.Si. kejadian supaya tulisan ini enggak cuma tulisan. Cheers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain