Jumat, 30 September 2022

#031010 Jum'at

Ini hari Jum'at
Ketika aku bermain di atas
Mengacak-acak tikar
Dan duduk di atas tangga
Atau masuk ke dalam lukisan, siluet pohon-pohon besar

Ini hari Jum'at
Hari yang cukup sial, pikirku
Aku selalu berkhayal
Karena aku tak mendapat pasangan
Namun, apapun, suatu saat pasti berubah

Ini hari Jum'at
Setahun lalu, kuning, kuning, menutupi jalanan
Sekarang, kejutan.
Aku rindu. Aku rindu hujan
Ingin kesunyian sesaat

Ini hari Jum'at 
Ingin kunikmati
Ingin kuresapi
Saat-saat bahagia, berlari bersama, menunggu, dimarahi
Saat-saat hatiku terasa panas, hangat, atau kelabu

Ini hari Jum'at
Kenangan kunanti
Dalam syahdu ini,
Ketika mereka usai mengadu pada-Mu
Tuhan, yang mengatur suka duka, di hari Jum'at



mlm pnh
krndun
101003



Selasa, 27 September 2022

#031005 (puisi tanpa judul)

Kuharap ku tak kecewakan temanku
Kuharap aku tak kehilangan teman
sekaligus sahabat

Selalu saja ada problema dalam persahabatan
Kadang-kadang kita yang harus mengalah
Atau kita yang terlalu egois

Sahabat, teman, 
apa yang paling mempengaruhimu
apa yang membuatmu berubah, berpikir tuk mengalah
Atau yang menjadi sasaran keegoisan kita
Kata orang (ada yang mengatakan), mereka itu tong sampah

Senin, 26 September 2022

#030929 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)

Mungkin itu sudah berlalu.
Saat-saat susah yang ingin kutemui kembali.
Yang terekam dalam pita kaset abu-abu.
Buram. Ingin kunikmati lagi.


Minggu, 25 September 2022

Memulai dari Apresiasi untuk Memantik Kreativitas Agar Terus Berproses dan Turut Mencipta

Apresiasi & Proses Kreatif Menulis Puisi

Soni Farid Maulana

Cetakan II (Edisi Revisi), April 2015

Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung

ISBN: 978-602-350-002-4

E-ISBN: 978-602-350-226-4


(Buku yang berjudul sama dari penulis yang sama sebetulnya tersedia di Goodreads, tapi bukan dalam edisi dan dengan kover yang sama dengan yang saya baca yang saya temukan di Ipusnas. Karena di Goodreads sudah tidak bisa manually add book, maka saya tuliskan pembacaannya di sini.)

Di buku ini terdapat 19 judul kritik populer dari penulis yang selanjutnya akan saya sebut dengan inisialnya, yaitu Pak SFM. "Kritik populer", demikianlah pemberi pengantar untuk buku ini menyebutnya, lantaran tidak menggunakan teori-teori ilmiah dan sebagainya. Dengan begitu, kiranya isi buku ini relatif mudah dipahami oleh masyarakat nonakademis.

Pak SFM mengawali dengan memperkenalkan "sonet" (di KBBI adanya "soneta"). Kemudian beliau membahas Amir Hamzah, Chairil Anwar, Ramadhan KH, Rendra, Saini KM, Remy Sylado, Jeihan, Wing Kardjo, Arifin C. Noer, dan Acep Zamzam Noer. Penyair perempuan ditempatkan belakangan, beberapa sekaligus dalam satu bab dan hanya Oka Rusmini yang mendapat bab tersendiri. Selanjutya beliau menguraikan lebih lanjut soal apresiasi dan proses kreatif dalam menulis puisi.

Salah satu bab paling menarik dalam buku ini menceritakan tentang proses kreatif Pak SFM sendiri dalam menulis puisi. Beliau mulai menulis puisi saat duduk di bangku SMP, sangat dipengaruhi oleh sosok neneknya yang pada waktu itu baru meninggal dunia. Selanjutnya beliau getol menulis dan mengirimkan puisi ke media, sering mendapat kritik tetapi akhirnya mendapatkan pengakuan yang selayaknya. Berkali-kali beliau menghadiri forum-forum dan festival-festival sastra baik di dalam maupun di luar negeri, berinteraksi dengan para penyair kenamaan. Sebagian penyair yang dibahasnya dalam buku ini pun dikenalnya secara langsung, sehingga beliau dapat membeberkan proses di balik penciptaan karya mereka menurut penuturan mereka sendiri. Tentunya nama-nama yang diangkatnya dalam buku ini juuga memberikan pengaruh bagi proses kreatif beliau sendiri sebagai penyair.

Membaca proses dan karya beliau sempat membuat saya merasa berkecil hati untuk terus mencoba "bermain-main dengan kata". Lantaran beliau bilang menulis puisi itu susah dan dalam mengapresiasi pun tidak boleh asal. Namun selanjutnya beliau mengatakan, "Jangan takut salah menulis puisi," di samping mencontohkan puisi-puisi yang sangat sederhana sekali baik dari segi diksi mapun isi.

Selengkapnya, "... bagus dan tidaknya puisi bukan disebabkan oleh rumit dan tidaknya sebuah kalimat ditulis dalam puisi, akan tetapi lebih disebabkan oleh kemampuan mengelola daya ungkap, yang titik pijaknya berdasar pada pengetahuan sang penyair yang mendalam akan makna setiap kata yang dipilih dan digunakannya dalam sebuah puisi yang ditulisnya." (halaman 230) "Dalam dan tidaknya sebuah puisi mengandung makna tertentu, pada satu sisi, bukan hanya ditentukan oleh sungguh-sungguh dan tidaknya kita menghayati sebuah pengalaman, akan tetapi, di sisi lain, juga sangat ditentukan pula oleh 'jam terbang' menulis dan mengapresiasi (membaca) puisi karya penyair lainnya, baik tingkat lokal maupun dunia." (halaman 232)

Dalam tulisan-tulisan di buku ini terselip pengajaran mengenai puisi. Berkali-kali beliau menyebut soal teknik, simbol, metaforaa, gaya bahasa, teks-konteks, dan sebagai-bagainya. Namun saya rasa buku ini lebih merupakan ajakan untuk menelusuri lebih jauh para penyair yang diangkatnya, untuk membaca lebih banyak karya puisi terutama yang dicipta oleh mereka. 

Memang selagi membaca, saya jadi meng-googling apakah sebenarnya "sonet" atau "soneta"dan dari mana asalnya dan kenapa Rhoma Irama menggunakan istilah itu untuk menamai grup musiknya, siapakah Jacques Perk dan kenapa ia mati muda, tertarik dengan kisah hidup Hartojo Andangdjaya sebagaimana yang dipaparkan di halaman Wikipedia, dan seterusnya. Dari rujukan dalam buku ini pun, di Ipusnas saya menemukan tiga buku gemuk antologi prosa dan puisi Indonesia zadul yang membuat saya bertanya-tanya, Kenapa enggak sedari kuliah dulu saya mencarinya di perpustakaan pusat kampus dan membacanya???, yaitu Gema Tanah Air (HB Jassin, 1948), Pujangga Baru (HB Jassin, 1963), dan Laut Biru Langit Biru (Ajip Rosidi, 1977). Sayangnya Ipusnas tidak menyediakan juga Puisi dan Permasalahannya oleh Saini KM sehingga saya hanya bisa berharap kelak berjodoh dengan buku itu.

Ada juga yang sudah saya telusuri sebelumnya berkat membaca buku Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) seperti Amir Hamzah, Ramadhan KH, dan Wing Kardjo. Ramadhan KH dengan puisinya dalam Priangan Si Jelita sudah habis-habisan dikupas dalam Bimbingan Apresiasi Puisi. Dalam buku apresiasinya ini, Pak SFM mengangkatnya kembali secara meluas dengan mengaitkannya dengan persoalan lingkungan hidup di tanah Priangan. Mengenai Wing Kardjo, saya sudah melihat-lihat beberapa bukunya yang tersedia di Ipusnas tapi ada sesuatu hal yang membuat saya merasa kurang sreg. Barulah di buku ini saya mengetahui bahwa penyair tersebut memang memiliki gaya hidup yang khas. 

Kalau Chairil Anwar, siapa sih yang tidak tahu? :v Remy Sylado, sebetulnya saya tertarik membaca buku kumpulan puisi mbeling-nya--mudah-mudahan kelak berjodoh juga. Jeihan dengan puisi-puisinya yang berbentuk unik dan ternyata mengandung makna yang sangat religius itu pernah saya kunjungi studionya di Padasuka dalam rangka buka puasa bareng komunitas, seingat saya ada musala panggung yang cukup luas di halaman belakangnya.

Soal pengajaran puisi, saya masih lebih mengandalkan buku-buku yang telah saya temukan seperti Pengajaran Gaya Bahasa (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan) dan Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) serta buku-buku petunjuk menulis puisi juvenil yang telah dibahas dalam blog ini, karena cara penyampaiannya yang to the point dan runut. Atau, mungkinkah ada buku petunjuk menulis puisi kelas advance yang membahas secara lebih menjelimet--tapi pastinya to the point dan runut--mengenai teknik-teknik mengolah pengalaman, mencipta simbol dan gaya bahasa, menghubungkan teks dengan konteks, dan sebagai-bagainya biar estetik sebagaimana yang dimaksud dalam buku ini?

Sabtu, 24 September 2022

koleksi kakak

kakakku mengoleksi

album rhythm and blues

ketika menyanyi

yang keluar malah rock melayu


kakakku mengoleksi

berkotak-kotak gundam kit

memang dia itu hobinya merakit

kalau diganggu tangannya menyambit


kakakku mengoleksi 

banyak figurine seksi

dalam kotak ditutup kain

baru kemudian aku mengerti


kakakku mengoleksi

komik manca dan dalam negeri

dia sendiri suka menggambar robot dan jagoan tivi

dan gadis-gadis tanpa baju yang dia kurung dalam lemari


kakakku mengoleksi

berkeping-keping vcd dan dvd

tatkala menonton sendiri

yang diputarnya adalah film ... mana kutahu, pintunya dikunci


kakakku kini pria bergaji

di luar kota perusahaan asing

pulangnya belum tentu seminggu sekali

kamarnya kukuasai


koleksinya bertambah terus dari waktu ke waktu

sebagian kutemu dan nikmati bersama kawan-kawanku

tanpa lupa mengunci pintu

dia tak perlu tahu

Jumat, 23 September 2022

Revolusi Dansa Dansa

Mau main "Paranoia"
Lagu tersusah di arkada
Revolusi Dansa Dansa

Ketemu cici-cici
Mainnya jago sekali
Jadi bikin sakit hati

Dimarahi sama kakak
Karena enggak mau pulang
Sebelum kalahkan si lawan

Main Revolusi Dansa Dansa
Harus tajam penglihatan
Dan banyak uang

Apalagi sudah bukan jamannya
Tantrum di lantai mal
Minta kasih orang tua

Malu pun sama pacar
Yang suka enggak sabar
Menonton orang joget dengan barbar

Revolusi Dansa Dansa
Bukan sekadar injak-injakan
Ada harga diri yang dipertaruhkan

Kamis, 22 September 2022

#20030806 (puisi tanpa judul)

Mengembara di atas bumi.
DIpermainkan. Tanpa makan atau
minum. Sendirian. Sepi. Lama kelamaan
habislah badanmu ....
Oh, kucing jalanan
terimalah, pasrahlah.
Kumohon Tuhan kan lindungi tubuh kecilmu, 
tubuh rapuhmu.
Jagalah. Tuhan, 
jaga dan lindungi

Rabu, 21 September 2022

#20030721 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)



Kenang lagu kenangan
Lagu lama,
Lagu ingat masa lalu
Banyak sekali
Betapa semuanya membekas dan berlalu
Mengapa terasa cepat sekali


Selasa, 20 September 2022

Soneta Kebokekan

(Seorang siswa kelas 2 SLTP baru saja disemprot pacarnya gara-gara suka ngutip jajan.)

O kekasihku
Mengertilah keuanganku lagi kusut
Tapi bagaimana kau mengerti problemku
Sebab aku tak bisa bilang kepadamu

Papaku pelit
Kasih uang jajan cuma sedikit
Dan sekarang 'ku tak lagi diberi
Karena dia pikir sudah kukibuli

Salahnya sendiri
Suka kasih syarat begitu begini
Terpaksa kugunakan akal ini

O kekasihku
Mengertilah selama kau isi perutku
Aku tak akan mendekati cewek-cewek kelas satu

Senin, 19 September 2022

#20030627 (puisi tanpa judul)

Ku ingin mengelilingi dunia dengan sepeda
Melayang di atas awan
Terbang tinggi di langit

Ku bertemu kakek baik hati
Dari Lembah Ciwi-Ciwi
Ingin ku cari jati diriku

La la la
Kakek ku ingin berguna
Dariku untukku dan olehku

Kayuh cepat sepedaku
Andai kutahu diriku
Andai kita saling mengerti
Andai kita saling menyayangi
Andai kita tahu arti cinta

Selasa, 13 September 2022

#20030618 (puisi tanpa judul)

Ada gadis kecil
Kan menghadapi ujian
Para remaja
Pun berpusing ria
Mereka berkata
"Pasrah deh!"
Sebagian lagi bilang
"Aku sudah siap!"

Hei, hei, mau tambah wawasan?
Apa boleh buat, hendak dikata pula
Akal pun sudah tak bisa diajak bicara
Mata, mata
Jangan dulu tertutup!
Stres yang dirasa,
Akankah terganti dengan kepuasan?
Oke, S-K-S, yo!

Senin, 12 September 2022

#20030616&20 DIKEJAR ANJING

Hari Minggu pagi yang cerah, salah seorang guru kami ada yang menikah. Saya beserta 2 orang teman dekat saya, Rt dan E, berencana untuk datang ke pernikahannya. Kami sudah mengetahui alamat guru tersebut dari papan mading sekolah kami. Sebelumnya pula, saya dan E sudah mencari-cari lokasi pernikahan guru tersebut, sehari sebelum hari pernikahan.

Akhirnya hari Minggu yang dinantikan tiba dan kami sudah saling berjanji untuk bertemu di TOSERBA GRIYA Pahlawan. Yang pertama datang adalah E, kedua saya, dan ketiga Rt. Setelah itu kami pergi ke daerah Siliwangi, tempat pernikahan guru kami dilangsungkan. 

Sampailah kami ke sana meski sedikit bingung. Kami menghadiri acara pernikahan tersebut beberapa saat, setelah itu kami berniat untuk pergi ke Graha Manggala Siliwangi karena di sana ada pameran.

Ternyata, uang kami untuk pulang tidak mencukupi sehingga kami bertiga harus jalan kaki. Ketika kami sudah berjalan cukup jauh, tiba-tiba ada seekor anjing di depan kami. Mulanya kami cuek saja, namun anjing itu memberikan tanda-tanda akan mengejar kami. Anjing itu pun akhirnya mengejar kami sambil menggonggong. Kami pun segera lari ketakutan.

Saya sangat kerepotan karena memakai rok panjang dan saya berlari paling belakang. Kami pun terus berlari dan berlari sampai Graha Manggala Siliwangi kembali hingga kami memastikan anjing itu benar-benar sudah tidak mengejar kami. Benar-benar pengalaman yang sangat menarik dan sampai saat ini saya belum melupakannya.

***

Minggu, 11 September 2022

Sebuah Pengingat

Di buku Cognitive Behavioural Therapy for Dummies (oleh Rob Willson dan Rhena Branch, John Wiley & Sons, Ltd, 2006), ada bab yang berjudul "Spotting Errors in Your Thinking". Satu cara untuk mengetahui adanya kekeliruan dalam berpikir adalah dengan menulis catatan harian kemudian membacanya disertai dengan kesadaran. Tentu sebaiknya terlebih dahulu kita sudah mengetahui tentang tipe-tipe kekeliruan dalam berpikir itu agar dapat mengenalinya. 

Sebenarnya bukannya saya hafal semua tipe kekeliruan berpikir menurut buku CBT for Dummies itu. Jadi saya perlu menengok lagi isi bab "Spotting Errors" tersebut, dan sepertinya kekeliruan yang saya temukan berikut ini termasuk ke tipe "fortune-telling". 

01 Juni '03
Dan kayaknya besok, besok, dan seterusnya nggak akan jadi hari yang baik. Sampai tiba kelas 2, dan keadaannya nggak ada yang berubah. Selalu kayak gitu. Bosen, kan? Seandainya SMP-ku ini lebih nyenengin atau lebih gimanaaa gitu. Firasatku, sih, kayaknya sampai kelas 3 pun, aku nggak bakal punya temen deket di SMP. Menyedihkan banget. Aku mesti bersabar sampai SMA yang keadaannya mungkin nggak jauh beda. Atau sampai perguruan tinggi?

Saya telah tamat membaca semua diary SMP saya dan menemukan bahwa yang saya ramalkan pada kelas 1 itu tidaklah benar. Di kelas 2, keadaan berangsur-angsur berubah. Walau kadang-kadang masih merasa kesepian, pada akhirnya saya bisa memiliki teman(-teman) curhat di samping untuk jalan-jalan. Malah di kelas 3 saya punya sekelompok teman yang bisa dibilang cukup dekat bahkan kami menjalankan suatu hobi kreatif bersama-sama. Terjadi momen-momen nikmat yang masih dapat menghibur saya sekarang ini ketika membacanya. Firasat saya tidak terbukti. Keadaan tidak melulu membosankan lagi menyedihkan, walau tidak mungkin juga untuk selalu menyenangkan. Namanya juga hidup :v

Keadaan di SMA dan perguruan tinggi pun berbeda. Saya tidak lagi sepasif di SMP. 

Nyatanya, sampai sekarang ini, hampir dua dekade setelah saya menulis catatan itu, hidup masih berlangsung dengan sewajarnya: ada hari-hari baik dan ada juga hari-hari buruk. Dari waktu ke waktu, ada saja orang yang bisa dianggap sebagai "teman" untuk diajak/mengajak mengobrol termasuk curhat intens entahkah dengan bertemu langsung atau lewat chatting dan telepon. Saya belajar bahwa teman tidak mesti orang yang itu-itu saja yang bertahan dalam jangka waktu lama, mereka bisa siapa saja yang datang dan pergi kapan saja. 

Keberadaan teman supaya hidup lebih menyenangkan dan tidak senantiasa membosankan lagi menyedihkan itu tentunya tidak lepas dari upaya-upaya dari dalam diri, misalnya dengan:
1. Berinisiatif mengajak orang lain berkenalan terlebih dahulu ketimbang menunggu didekati,
2. Unjuk kemampuan sebagai umpan yang menarik orang untuk mau berinteraksi, 
3. Mengikuti kursus-kursus memungkinkan untuk memperoleh teman untuk keep contact setelahnya, apalagi jika ternyata memiliki kemiripan nasib #eh,
4. Sengaja mencari di aplikasi chatting, misalnya Bottled.

Tentunya dengan mengingat bahwa sesungguhnya tiada daya upaya selain karena Allah :v 

Kalau dari sudut pandang tazkiyatunnafs, sepenggal catatan di atas mungkin merupakan perwujudan dari penyakit "berprasangka buruk kepada Allah" serta "berpanjang angan-angan (buruk)". Timbulnya ramalan buruk itu sepertinya karena situasi hidup saya waktu itu yang agak gonjang-ganjing. Namun bukannya optimistis dengan berdoa kepada Allah meminta teman dekat serta berusaha berperilaku yang manis kepada anak-anak di sekitar (eh, sebetulnya saya tidak ingat bagaimana persisnya saya menanggapi mereka) diiiringi dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkan saya terus nelangsa begitu, saya malah pesimistis dengan membayangkan situasi akan berlangsung permanen tanpa perubahan entahkah dari luar atau dari dalam diri. Kalaupun ada satu sifat positif yang bisa saya temukan, ialah kesadaran untuk bersabar ._.

Yah, bisa dimaklumi yang namanya ABG itu suka bersikap lebay. Entri tersebut mungkin sekadar ekspresi kelebayan saya yang baru saja mengenal dunia, belum banyak mempelajari bagaimana harus menyikapi yang memang memerlukan waktu serta percobaan dan pengalaman. 

Anyway, baru-baru ini, saya membaca suatu komentar di YouTube bahwa menjadi pesimis itu sesungguhnya menguntungkan dari kedua sisi, sebab entahkah pemikiran buruk itu benar (ada kesenangan dalam merasa benar), atau, kalaupun kenyataan yang terjadi sebaliknya (yang datang malah kebaikan), maka itu bakal menjadi kejutan yang tidak kalah menyenangkan. Memang, menyadari bahwa kenyataan yang terjadi tidaklah seburuk yang dibayangkan itu lumayan menyenangkan sih, wkwkwk.

Tentunya, di samping meramalkan yang buruk-buruk, pada waktu itu juga saya banyak mengkhayalkan yang muluk-muluk. Alih-alih merasa anjlok gegara pada enggak kesampaian, itu malah jadi bahan tertawaan saya ketika membacanya sekarang semacam momen gile-lu-ndro! begitulah XD Yah, mungkun pada waktu mengkhayalkannya pun saya sudah sadar bahwa itu enggak bakal kesampaian, dan karena itulah saya hanya bisa mengkhayalkannya untuk sedikit menghibur diri, huhuhu.

Jadi, memang pada akhirnya banyak di antara bayangan-bayangan yang muncul--entahkah buruk ataupun muluk--tetap menjadi sekadar bayangan. Dan, hal apa pun itu bisa dijadikan bahan untuk bersyukur, termasuk tabiat negatif di masa lalu yang menggelikan kalau dimiliki seorang ABG (contoh lainnya seperti dalam serial Diary of A Wimpy Kid dan Lupus ABG) tapi jadi komedi suram kalau masih ada pada seorang "dewasa", wkwkwk. Kalau dipandang secara serius, sepertinya itu tanda bahwa masih ada ABG di dalam jiwa yang memerlukan pembinaan. Hmmmhhh ....

Jumat, 09 September 2022

#20030522 (puisi tanpa judul), BALADA MASUK SEKOLAH KEMBALI

#1
Bel istirahat berdendang riang
Perutku ikut berbunyi semerdu musik keroncong
Tapi kakiku enggan menari
Berdiri pun tak sudi
Melangkah apalagi
Kayaknya kakiku prihatin sama kocekku yang kurus kerempeng
Pertunjukan musik pun selesai sudah

(dikarang sekitar asar dalam Katana di perjalanan beli raket di Kosambi)


#2
BALADA MASUK SEKOLAH KEMBALI

Besok masuk sekolah
Ada Toir* menyambut
Teror dimulai lagi
Yah, seperti biasa

Besok masuk sekolah 
Sekolah berarti masalah
Apalagi murid-muridnya
Bisa nggak diubah

Ya Allah, ya Tuhanku
Semua jadi serba salah
Andai saja dulu aku lihai
Aku takkan menyesal

*julukan populer (entah siapa yang memulai yang jelas bukan saya ._.v) untuk bapak ketua yayasan

Sabtu, 03 September 2022

#20030311 PENGALAMAN MERAWAT ORANG YANG KENA GEJALA PMS

oleh: D
Selasa, 110303

Pertama-tama R mengajakku ke WC untuk ganti pembalut. Ia bilang, pembalutnya panjang dan lebar sekali. Setelah itu kami kembali ke kelas.

Di kelas, ia bilang perutnya sakit sekali. Kemudian aku dan N mencari-cari Pak H--entah siapa--<Pak H, kan?> yang katanya punya kunci UKS.

Setelah kami bertanya, pada setiap guru yang kami jumpai, kami menemukannya juga. R menyusul dan bersama-sama kami bertiga pergi ke UKS.

R pun istirahat di dalam ruangan UKS yang pengap dan kasur serta bantalnya kotor <kurasa banyak kutunya>. Ia merana sekali. Kemudian dia minta diambilkan air hangat.

Akupun minta ditemani N minta air hangat ke ruang guru. Kami diberi segelas air hangat. Ternyata, setelah itu R jauh lebih terlihat menderita. Ia minum sedikit air putihnya dan turun dari tempat tidur.

Ia terduduk dan membungkuk-bungkuk. Kelihatannya ia mau muntah. Aku bertanya apakah ia mau muntah dan aku mulai mencari-cari plastik tapi aku tidak menemukannya.

Pertama-tama N, kemudian R menyuruhku untuk bilang pada Bu L bahwa R merasa sakit sekali. Saat itu aku merasa bingung dan malu. Habis, diliatin teman-teman sekelas dan guru Biologi dan guru-guru di ruang guru, aku selalu bulak-balik.

Akhirnya kukuatkan tekad dan aku pergi ke ruang guru dan bilang pada Bu L bahwa R merasa sakit sekali. Kami berduapun pergi ke UKS.

Di tengah perjalanan ke UKS, Bu L bilang aku harus membeli Biogesic/Oscadon dari uangku sendiri. Nanti diganti. Okelah. tapi mukaku mungkin terlihat sungkan.

Sampai di sana, Bu L menyuruh R meminum obat. Tapi R bilang dia tidak bisa minum obat. Dan Bu L bilang, "Harus!"

Aku dan N pun meminjam kayu putih dan Feminax--obat haid--ke kelas 1C. Mestinya sih balsem, bukan kayu putih. Kami meminjamnya dari grup Dn yang kebetulan ada di situ.

Aku, N, dan Dn pun kembali ke UKS. Grup Dn mencoba mengintip tapi berhasil kututupi dengan papan.

R akhirnya berhasil minum obat dan .... Sementara Bu L mengurut punggung R, aku dan Dn mengobrol. Yah ....

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain