Sabtu, 26 November 2022

Aku mau ngomentarin komik-komik yang ada di Nakayoshi Edisi Oktober 2003

* ULTRA CUTE
Menurutku, sebenernya Tamon sama Tomohiro itu cuma mau ngerjain atau nipu Ami sama Noa yang rada-rada polos aja. Dengan bikin keduanya ge-eran. Tapi si Tamon teh lucu da. Mirip ama yang di Comic Boys.
* LET'S GET MARRIED
Aku bingung. Si Toko jadiannya nanti ama Kaze, Nagi, atau malah bukan sama dua-duanya, ya? Tapi komik ini rada konyol juga.
* MILK SHAKE!
Anak dalam komik ini kreatif banget ya! Dari barang bekas apapun dia bisa bikin benda-benda lucu dan menarik. Kayaknya asyik juga ya, kalau bisa bikin barang-barang lucu hasil kreatif kita sendiri.
* NEW UFO BABY
Jujur, aku lebih suka Ufo Baby da.
* TOKYO MEW MEW
Gambar di film kartunnya lebih bagus, lucu dan manis
* CYBER IDOL MINK
Sebenarnya ceritanya lumayan lucu dan rame juga. Cuma, da khasnya Megumi Tachikawa sih, jadi gambarnya ...
* MERMAID MELODY
Rada nggak ngerti ih. Gambarnya sih, lumayan.
* TINA THE WIND UP TOY
Aneh ih ... Tapi ... lumayanlah. Sedikit nambah cling dan clong
* DONNUT PUDDING
Ceritanya KOOOOOOOOONYOL banget deh. Rada lucu juga sih. Aku paling suka sama si kelincinya.
* HOPPER & YUMMY'S KITCHEN
Enak juga ya, kalau bisa pinter masak. Lagian si Tsuyoshinya juga lumayan manis.
* 12 SIGNS OF ZODIAC
Aku nggak begitu tertarik. Selain karena ada analisisnya yang nggak kumengerti (cerita detektif, sih) aku juga nggak percaya ama zodiak.
* HOHOEMI DORMITORY
Kayaknya enak juga tinggal di asrama dan teman-temannya juga baik gitu. Apalagi kalau bisa main sepak bola dan jadi manager.
~ Shinju Arisa teh orang Jepang atau orang Indonesia sih

... disalin dari entri bertanggal "081103, Sabtu" dengan sedikit penyesuaian. Karena edisi 1 Nakayoshi Gress! terbit pada September 2003, maka yang Oktober 2003 sepertinya adalah edisi 2, yang mana untuk sementara ini tidak ditemukan di koleksi yang ada di rumah. (Begitu juga dengan edisi 3, begitu juga dengan semua komik Salad Days, aaarrrggghhh!!! saha tah balikeun sia komik aing) Setelah googling ... kovernya sepertinya yang ini:

Gambar dari Carousell.

Jumat, 25 November 2022

Edisi Perdana Majalah Komik Jepang Pertama di Indonesia

Gambar dari Tokopedia.

Nakayoshi Gress! Edisi 1 September 2003

Elex Media Komputindo, Jakarta

ISSN 1693-5454

Harga Promosi Rp 15.000

Tebal 432 halaman


Sebelum ini, saya tidak tahu ada majalah komik di Indonesia. Setidaknya, "From Editor" mengonfirmasinya. "Inilah majalah komik Jepang pertama di Indonesia. Nama majalah baru ini sama dengan nama majalah komik aslinya di Jepang sana. Untuk membedakan dengan edisi Jepangnya kami memakai nama NAKAYOSHI Gress!" Demikianlah. 

Ada 10 judul komik yang dimuat di edisi perdana majalah yang bentuknya lebih menyerupai buku komik tebal ini. Semuanya masih gres di Jepang, pada waktu itu, katanya. Komik yang dipilih untuk disajikan betul-betul yang identik dengan dunia anak perempuan alias girly abis bo!, yaitu tentang mamasakan ("Hopper & Yummy's Kitchen"), jejahitan ("Milk Shake!"), zozodiakan ("12 Signs of Zodiac"), kekecengan (di semua cerita ada tentunya, tapi yang fokus tentang mengincar cowok-cowok adalah "Ultra Cute"), kakawinan ("Let's Get Married"), iidolan ("Cyber Idol Mink"), sampai dodongengan ("Mermaid Melody"). 

Karena nomor pertama, isi komiknya tentu baru pada memperkenalkan tokoh utama dan pendukungnya. Pada beberapa komik ada unsur yang similar kayak murid baru ("New UFO Baby", "12 Signs of Zodiac", "Mermaid Melody"), magical girl ("Tokyo Mew Mew", "Mermaid Melody, "Cyber Idol Mink"), dan pastinya selalu ada potensi romance antara cewek tokoh utama dan cowok love interest-nya.

Sebagian komik dalam majalah ini dibuat oleh komikus Jepang yang karya-karya sebelumnya sudah diterbitkan dalam edisi Indonesia, sehingga bisa dibilang sudah cukup dikenal khalayak sini. Sebutlah Mika Kawamura dengan UFO Baby yang juga ada kartunnya di TV itu, Megumi Tachikawa dengan seri Saint Tail (yang saya kenal justru dari mainan boneka kertas atau BP/Bongkar Pasang atau baju-bajuan) dan Dream Saga, serta Nami Akimoto yang salah satu ceritanya yang paling terkenal itu kalau enggak salah tentang sepasang cewek kembar yang bisa berpindah tempat dengan mengaitkan jari kelingking atau semacam itulah. 

Ada beberapa hal yang mungkin belum jadi perhatian saya pada waktu pertama kali membaca komik-komik dalam majalah ini (alias hampir dua dekade lalu). Misalnya, dulu saya belum ngeh bahwa "Tokyo Mew Mew" itu ada unsur science fiction dan environmentalism-nya. Kemudian, ada sebagian komik yang walaupun tokohnya masih kelas 5 SD atau paling tua mungkin baru 1 SMA, pakaiannya super terbuka banget yak, hahaha .... 

Komik favorit saya yaitu "Donut Pudding" karya Neko Nekobe. Ceritanya paling menghibur dan pakaian tokohnya pun sopan dibandingkan dengan komik-komik sebelumnya, wkwkwk. Tiap komik dalam majalah ini kan diakhiri dengan profil singkat komikusnya. Nah, melihat dari tahun debutnya, tampaknya pembuat komik yang satu ini sudah "senior" tapi masih bisa bikin cerita tentang anak-anak kelas 5 SD yang oke. Komedinya dapet, berupa kejutan-kejutan dan saya suka ketika cowok kecengan diam-diam "jahat", hahaha. Kayak gitu dong, tetap menghasilkan karya yang asyik tanpa terpengaruh oleh umur.

Komik lainnya yang menarik buat saya yaitu "Ultra Cute", berhasil memancing rasa penasaran saya apakah Tamon dan Tomohiro sesungguhnya punya maksud tertentu terhadap Ami dan Noa. Selain itu, saya juga suka gaya gambarnya Nami Akimoto sih. Kalau saya masih doyan belajar menggambar karakter ala komik Jepang, sepertinya gayanya yang akan saya jadikan panutan. 

Selain komik, selazimnya "majalah", ada pula beberapa artikel yang masih seputar perkomikan dan jejepangan. Di antaranya, ada informasi tentang Machiko Manga School dan sedikit pelajaran manga. Kemudian ada artikel yang mengingatkan saya bahwa pada masa itu juga terbit novel-novel mini dengan label "Cerita Cantik" (kalau komik kan "Serial Cantik") disertai ilustrasi dengan karakter ala komik Jepang. Saya pun teringat lagi bahwa pada masa itu pula ada penerbit dalam negeri yang menerbitkan serial nomik alias novel-komik, tepatnya si Olin dari DAR! Mizan. 

Majalah ini juga memuat daftar lagu untuk ringtone HP. Koleksi di playlist "Soundtrack Masa SMP" saya di YouTube pun bertambah deh, sekarang sudah lebih dari 1.000 video!

Selain itu ada halaman iklan full color berisi informasi tentang judul-judul komik yang lagi naik waktu itu kayak Rave, One Piece (sampai sekarang--hampir dua dekade kemudian--masih belum tamat juga, yak?), dan Captain Tsubasa, serta kover-kover majalah Animonster.

Sebetulnya ada juga sih komik buatan dalam negeri yang nyempil di antara karya para mangaka Jepang ini, tapi sifatnya lebih seperti artikel bergambar saja--tepatnya sih, rubrik zodiak. Ialah Shinju Arisa yang seingat saya sepertinya ada beberapa komiknya yang pada masa itu diterbitkan Elex juga. Dari artikelnya, kita tahu bahwa istilah "kormod" (korban mode) dan "saltum" (salah kostum) sudah beken pada masa itu. 

Peace, Love, and Gaul!

Kamis, 24 November 2022

Rangkuman UUD 1945

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta
Cetakan ketiga, Juni 2007

Menurut Kata Pengantar, Bahan Tayangan ini dibuat untuk memasyarakatkan UUD 1945, agar masyarakat mudah memahaminya. Bahan Tayangan ini mengacu kepada UUD 1945, tapi bukanlah acuan itu sendiri. Acuannya tetap naskah UUD 1945 yang asli.

Meninjau isinya, buku ini seperti kumpulan slide PowerPoint yang merangkum UUD 1945. Mungkin itu sebabnya buku ini disebut sebagai "bahan tayangan". Materi UUD 1945 disarikan dalam bentuk bagan alir seperti tayangan pada slide PowerPoint. Format tersebut mungkin memudahkan orang untuk mengingatnya, dibandingkan bila berupa teks hitam di atas putih saja tanpa bentuk-bentuk dan warna-warna.

UUD 1945 penting untuk disosialisasikan karena merupakan hukum dasar yang mencakup pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang adalah nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan negara. Demikian kata sambutan pimpinan MPR RI  dalam buku ini.

Sudah merupakan tugas pimpinan MPR menurut pasal 8 ayat 1(d) UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD untuk menyosialisasikan materi yang notabene merupakan putusan MPR ini.

Kalau sekadar dibaca tanpa betul-betul dipahami, seluruh buku ini dapat dituntaskan dalam kurang dari 1 jam. Namun untuk memahaminya, sepertinya perlu disertai penjelasan atau sambil membaca naskah yang menjadi referensinya bahkan sumber-sumber lain seputar itu. Kalau sudah paham, buku ini dengan formatnya yang sedemikian rupa dapat menjadi rangkuman yang berguna bagi yang hendak menghafalkan UUD 1945.

Senin, 21 November 2022

Pengingat untuk Bersyukur dan Tersentil

Gambar diambil dari Twitter
@sukma_hetty
.
Noktah Perjalanan Hidup
Penulis: Endah Nurzaira, dkk.
Penerbit: Dd Publishing, Riau, 
Juli 2022 (cetakan pertama)

Buku ini adalah kumpulan tulisan bebas dengan tema kehidupan. Hampir semuanya ditulis oleh perempuan, hampir semuanya bernuansa religius. Tidak semua tulisan diangkat dari pengalaman pribadi; ada yang menceritakan pengalaman orang lain, ada pula yang tampaknya fiktif meski tentunya masih realistis dan penuh harapan. Ada juga yang tampaknya berupa renungan saja. Adakalanya terasa mengkhotbahi, tapi anggap saja sebagai pengingat yang kadang-kadang memang dibutuhkan.

Beberapa pengalaman betul-betul berat. Karena umumnya yang menulis adalah perempuan (yang laki-laki cuma satu), maka pengalaman berat itu mengenai perjuangan perempuan khususnya lagi mengenai upaya mereka dalam mencari nafkah baik untuk diri sendiri maupun keluarga. 

Membaca kisah semacam itu, timbul pikiran bahwa orang bisa menjadi pribadi dewasa, hebat, mandiri, tangguh, apalah yang dielu-elukan masyarakat, bisa jadi di luar kemauan sendiri yaitu berkat keadaan eksternal yang memaksanya ke arah situ, dengan sebelumnya entah bagaimana sudah diberikan kemampuan yang kemudian klik dengan takdir itu. Contoh dari keadaan eksternal tersebut adalah meninggalnya tulang punggung keluarga, yaitu ayah/suami. Apalagi jika ayah/suami tersebut merupakan sosok yang baik/bertanggung jawab, tentu tak seorang pun hendak memilih untuk kehilangan. 

Gambar diambil dari Twitter
@sukma_hetty
.
Idealnya sih, punya ayah/suami yang baik/bertanggung jawab dan yang bersangkutan bisa tetap jadi pribadi yang wow. Nyatanya, tidak semua orang diberikan karunia itu. Ada yang ayah/suaminya masih hidup tapi tidak baik/tidak bertanggung jawab atau baik/bertanggung jawab tapi keburu dipanggil YME sehingga yang lainnya terpaksa mandiri lebih dini. Ada pula yang ayah/suaminya terlampau baik sehingga yang lainnya jadi susah mandiri. Macam-macam deh. 

Proporsional saja dalam melihatnya. Apalagi dalam nuansa religius buku ini, perbedaan nasib dan cara-cara menjalaninya kiranya berkaitan dengan iman kepada qada dan qadar atau takdir yang kata seorang ustaz di antara hikmahnya adalah agar tidak jatuh dalam penyakit-penyakit hati berupa sombong, ujub, iri, atau putus asa.

Tulisan favorit saya adalah "Perjalananku Masih Panjang" oleh Yesil Yaz, yang sebetulnya di akhir membuat saya bertanya-tanya: "Ini nyata atau fiktif, sih?" Kalaupun memang diangkat dari kisah nyata, sepertinya (perkiraan) usia si aku terlalu belia untuk dapat menuturkannya sendiri. Kemungkinan ini kisah seseorang yang disampaikan oleh penulis seakan-akan mengalaminya sendiri, yakni dengan menggunakan sudut pandang orang pertama. Tulisan ini menceritakan tentang seorang anak yang bisa dibilang ditelantarkan oleh kedua orangtuanya sehingga dalam pengasuhannya "dilempar" ke sana-sini, bahkan sempat dianiaya orang tak dikenal juga. Hiks. Terlepas dari penggunaan sudut pandang yang meragukan itu, cerita ini masih terasa realistis serta dapat menyentuh dan meyakinkan. Putar soundtrack-nya dulu ah.


Tulisan lainnya yang memantik pikiran adalah "Apa yang Bisa Dilakukan Setelah Berhenti Kerja?" oleh Hetty Kusumandari. Di akhir tulisannya, penulis mengajukan kiat untuk menemukan bidang yang hendak ditekuni. Sepertinya bukan sekali ini saya mendengar masukan bahwa pengalaman atau kesenangan masa kecil itu bisa jadi penentu. Cuma, belakangan ini, saya kerap memikirkan kebenarannya. Maksudnya, apakah mesti seperti itu? Yang saya alami justru sekarang itu terasa semakin enggak relevan. Seiring dengan waktu, perlahan-lahan kita tumbuh dan berkembang menuju perubahan dari diri yang sebelumnya. Hal-hal yang pernah begitu memuaskan di masa lalu pun ditinggalkan, entahkah atas keterpaksaan menyesuaikan diri dengan tuntutan kehidupan/zaman or simply because the magic has gone
"... kalau bicara usia, ada satu titik di mana kita sudah harus legowo, melepas hal-hal ambisius yang dirasa memberatkan kita." (halaman 23) 

Selasa, 11 Oktober 2022

EYD, 35 Tahun Lalu

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Penyusun: G. B. Yuwono, Drs. Tata Iryanto
Penerbit INDAH Surabaya, cetakan Nopember 1987

Pedoman penyusunan buku tipis (49 halaman) ini adalah brosur Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dari lampiran Keputusan Menteri P dan K Nomor 0196/U/1975 tanggal 27 Agustus 1975, dan buku-buku lain.

Yah, buku ini jelas-jelas sudah oudated. Boleh dibandingkan dengan keluaran terbaru, sepertinya akan ada perbedaan-perbedaannya.

Beberapa hal:

Penulisan "di" sebagai kata depan disambung, sebagaimana "di" sebagai imbuhan. Apakan dahulu belum ada aturan pembedaan "di" sebagai kata depan dengan "di" sebagai imbuhan? Contohnya di halaman 7 ada "Didalam", "dibawah", dan "disebelahnya".

Halaman 33, ada "jaman" sementara ejaan baku yang sekarang adalah "zaman".

Halaman 42 mengenai contoh penulisan unsur serapan, ps tetap ps tapi tampaknya ada tipo sehingga "pseudo" jadi "speudo" dan "psyckoloog" jadi "spikoloog".

Beberapa catatan:

Halaman 14, 

11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang, yang mana tidak terletak pada posisi awal.

Contoh:
Salah Asuhan
Suara Merdeka
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

(Bagaimana dengan dan?)

Halaman 20, mengenai kata ganti ku, kau, mu, dan nya, partikel lah, kah, dan, tah, serta partikel pun.

Minggu, 09 Oktober 2022

Buku Penunjang Belajar Bahasa Jepang Bersama Kawan-kawan :D


Pintar Jepang untuk Anak SD

Penulis: Muryani J. Semita

Penerbit: Kaktus, Yogyakarta

ISBN: 978-602-XXX-XXX-X (Versi Elektronik: XXXX)


Di buku ini saya mendapat penjelasan tentang cara membaca hiragana yang mungkin sebetulnya ada di Duolingo. Tapi saya malas membaca materi yang ada di Duolingo dan pengin langsung ke latihan huruf saja, wkwk. Lagian sepertinya sebelum langsung ke pengajaran cara baca, saya merasa lebih suka jika mengenal terlebih dahulu semua huruf tersebut sebagai suatu overview atau gambaran menyeluruh mengenai apa yang bakal dipelajari ke depan. 

Sebelumnya dikira cara mengucapkan bahasa Jepang itu gampang, enggak kayak bahasa Inggris. Tapi buku ini menerangkan bahwa ternyata cara mengucapkan bahasa Jepang tidak seperti yang tertulis juga. Ada huruf yang tidak dibaca dan ada pula yang ditambahkan. Misalkan "enpitsu" (pensil) dibaca "empitsu", "desu" dibaca "des", dan seterusnya.

Ada 26 pelajaran dalam buku ini. Kalau ditinjau sepintas, tiap bab kurang lebih berisi perulangan cara yang itu-itu saja: ada pengenalan kosakata menurut topik tertentu serta latihan menulis huruf. Kadang-kadang ada latihan membaca kalimat juga, tanpa mesti memahami tata bahasa terlebih dahulu. Tampaknya buku ini memang untuk dibaca sedikit-sedikit, misalnya 1 pelajaran per hari atau per minggu, tapi selama itu benar-benar sembari menghafalkan kata, kalimat, dan huruf yang diberikan berikut cara menuliskannya berulang-ulang. Dengan begitu, isi buku ini dapat dikuasai dalam sebulan sampai setengah tahun :v 

Kalau belajar sendiri, enak pakai Duolingo. Kalau ada guru apalagi teman-teman lain, sepertinya buku ini sangat memadai untuk digunakan sebagai buku penunjang pembelajaran. Kalau untuk anak SMP, sepertinya bisa ditambahkan sedikit pelajaran mengenai tata kalimat sederhana dan kanji. 

Yang kurang dari buku ini paling-paling kurang warna dan ilustrasi. Selain itu, menurut blurb di sampul belakang, ada "latihan menulis kata-kata dengan huruf kanji dalam lembar latihan unik", tapi saya tidak menemukannya di versi yang disediakan Ipusnas ini. Lagian di pendahuluan, bukannya disebutkan bahwa buku ini enggak sampai memperkenalkan kanji. Jadi bingung saya, wkwkwk.

Jumat, 30 September 2022

#031010 Jum'at

Ini hari Jum'at
Ketika aku bermain di atas
Mengacak-acak tikar
Dan duduk di atas tangga
Atau masuk ke dalam lukisan, siluet pohon-pohon besar

Ini hari Jum'at
Hari yang cukup sial, pikirku
Aku selalu berkhayal
Karena aku tak mendapat pasangan
Namun, apapun, suatu saat pasti berubah

Ini hari Jum'at
Setahun lalu, kuning, kuning, menutupi jalanan
Sekarang, kejutan.
Aku rindu. Aku rindu hujan
Ingin kesunyian sesaat

Ini hari Jum'at 
Ingin kunikmati
Ingin kuresapi
Saat-saat bahagia, berlari bersama, menunggu, dimarahi
Saat-saat hatiku terasa panas, hangat, atau kelabu

Ini hari Jum'at
Kenangan kunanti
Dalam syahdu ini,
Ketika mereka usai mengadu pada-Mu
Tuhan, yang mengatur suka duka, di hari Jum'at



mlm pnh
krndun
101003



Selasa, 27 September 2022

#031005 (puisi tanpa judul)

Kuharap ku tak kecewakan temanku
Kuharap aku tak kehilangan teman
sekaligus sahabat

Selalu saja ada problema dalam persahabatan
Kadang-kadang kita yang harus mengalah
Atau kita yang terlalu egois

Sahabat, teman, 
apa yang paling mempengaruhimu
apa yang membuatmu berubah, berpikir tuk mengalah
Atau yang menjadi sasaran keegoisan kita
Kata orang (ada yang mengatakan), mereka itu tong sampah

Senin, 26 September 2022

#030929 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)

Mungkin itu sudah berlalu.
Saat-saat susah yang ingin kutemui kembali.
Yang terekam dalam pita kaset abu-abu.
Buram. Ingin kunikmati lagi.


Minggu, 25 September 2022

Memulai dari Apresiasi untuk Memantik Kreativitas Agar Terus Berproses dan Turut Mencipta

Apresiasi & Proses Kreatif Menulis Puisi

Soni Farid Maulana

Cetakan II (Edisi Revisi), April 2015

Penerbit Nuansa Cendekia, Bandung

ISBN: 978-602-350-002-4

E-ISBN: 978-602-350-226-4


(Buku yang berjudul sama dari penulis yang sama sebetulnya tersedia di Goodreads, tapi bukan dalam edisi dan dengan kover yang sama dengan yang saya baca yang saya temukan di Ipusnas. Karena di Goodreads sudah tidak bisa manually add book, maka saya tuliskan pembacaannya di sini.)

Di buku ini terdapat 19 judul kritik populer dari penulis yang selanjutnya akan saya sebut dengan inisialnya, yaitu Pak SFM. "Kritik populer", demikianlah pemberi pengantar untuk buku ini menyebutnya, lantaran tidak menggunakan teori-teori ilmiah dan sebagainya. Dengan begitu, kiranya isi buku ini relatif mudah dipahami oleh masyarakat nonakademis.

Pak SFM mengawali dengan memperkenalkan "sonet" (di KBBI adanya "soneta"). Kemudian beliau membahas Amir Hamzah, Chairil Anwar, Ramadhan KH, Rendra, Saini KM, Remy Sylado, Jeihan, Wing Kardjo, Arifin C. Noer, dan Acep Zamzam Noer. Penyair perempuan ditempatkan belakangan, beberapa sekaligus dalam satu bab dan hanya Oka Rusmini yang mendapat bab tersendiri. Selanjutya beliau menguraikan lebih lanjut soal apresiasi dan proses kreatif dalam menulis puisi.

Salah satu bab paling menarik dalam buku ini menceritakan tentang proses kreatif Pak SFM sendiri dalam menulis puisi. Beliau mulai menulis puisi saat duduk di bangku SMP, sangat dipengaruhi oleh sosok neneknya yang pada waktu itu baru meninggal dunia. Selanjutnya beliau getol menulis dan mengirimkan puisi ke media, sering mendapat kritik tetapi akhirnya mendapatkan pengakuan yang selayaknya. Berkali-kali beliau menghadiri forum-forum dan festival-festival sastra baik di dalam maupun di luar negeri, berinteraksi dengan para penyair kenamaan. Sebagian penyair yang dibahasnya dalam buku ini pun dikenalnya secara langsung, sehingga beliau dapat membeberkan proses di balik penciptaan karya mereka menurut penuturan mereka sendiri. Tentunya nama-nama yang diangkatnya dalam buku ini juuga memberikan pengaruh bagi proses kreatif beliau sendiri sebagai penyair.

Membaca proses dan karya beliau sempat membuat saya merasa berkecil hati untuk terus mencoba "bermain-main dengan kata". Lantaran beliau bilang menulis puisi itu susah dan dalam mengapresiasi pun tidak boleh asal. Namun selanjutnya beliau mengatakan, "Jangan takut salah menulis puisi," di samping mencontohkan puisi-puisi yang sangat sederhana sekali baik dari segi diksi mapun isi.

Selengkapnya, "... bagus dan tidaknya puisi bukan disebabkan oleh rumit dan tidaknya sebuah kalimat ditulis dalam puisi, akan tetapi lebih disebabkan oleh kemampuan mengelola daya ungkap, yang titik pijaknya berdasar pada pengetahuan sang penyair yang mendalam akan makna setiap kata yang dipilih dan digunakannya dalam sebuah puisi yang ditulisnya." (halaman 230) "Dalam dan tidaknya sebuah puisi mengandung makna tertentu, pada satu sisi, bukan hanya ditentukan oleh sungguh-sungguh dan tidaknya kita menghayati sebuah pengalaman, akan tetapi, di sisi lain, juga sangat ditentukan pula oleh 'jam terbang' menulis dan mengapresiasi (membaca) puisi karya penyair lainnya, baik tingkat lokal maupun dunia." (halaman 232)

Dalam tulisan-tulisan di buku ini terselip pengajaran mengenai puisi. Berkali-kali beliau menyebut soal teknik, simbol, metaforaa, gaya bahasa, teks-konteks, dan sebagai-bagainya. Namun saya rasa buku ini lebih merupakan ajakan untuk menelusuri lebih jauh para penyair yang diangkatnya, untuk membaca lebih banyak karya puisi terutama yang dicipta oleh mereka. 

Memang selagi membaca, saya jadi meng-googling apakah sebenarnya "sonet" atau "soneta"dan dari mana asalnya dan kenapa Rhoma Irama menggunakan istilah itu untuk menamai grup musiknya, siapakah Jacques Perk dan kenapa ia mati muda, tertarik dengan kisah hidup Hartojo Andangdjaya sebagaimana yang dipaparkan di halaman Wikipedia, dan seterusnya. Dari rujukan dalam buku ini pun, di Ipusnas saya menemukan tiga buku gemuk antologi prosa dan puisi Indonesia zadul yang membuat saya bertanya-tanya, Kenapa enggak sedari kuliah dulu saya mencarinya di perpustakaan pusat kampus dan membacanya???, yaitu Gema Tanah Air (HB Jassin, 1948), Pujangga Baru (HB Jassin, 1963), dan Laut Biru Langit Biru (Ajip Rosidi, 1977). Sayangnya Ipusnas tidak menyediakan juga Puisi dan Permasalahannya oleh Saini KM sehingga saya hanya bisa berharap kelak berjodoh dengan buku itu.

Ada juga yang sudah saya telusuri sebelumnya berkat membaca buku Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) seperti Amir Hamzah, Ramadhan KH, dan Wing Kardjo. Ramadhan KH dengan puisinya dalam Priangan Si Jelita sudah habis-habisan dikupas dalam Bimbingan Apresiasi Puisi. Dalam buku apresiasinya ini, Pak SFM mengangkatnya kembali secara meluas dengan mengaitkannya dengan persoalan lingkungan hidup di tanah Priangan. Mengenai Wing Kardjo, saya sudah melihat-lihat beberapa bukunya yang tersedia di Ipusnas tapi ada sesuatu hal yang membuat saya merasa kurang sreg. Barulah di buku ini saya mengetahui bahwa penyair tersebut memang memiliki gaya hidup yang khas. 

Kalau Chairil Anwar, siapa sih yang tidak tahu? :v Remy Sylado, sebetulnya saya tertarik membaca buku kumpulan puisi mbeling-nya--mudah-mudahan kelak berjodoh juga. Jeihan dengan puisi-puisinya yang berbentuk unik dan ternyata mengandung makna yang sangat religius itu pernah saya kunjungi studionya di Padasuka dalam rangka buka puasa bareng komunitas, seingat saya ada musala panggung yang cukup luas di halaman belakangnya.

Soal pengajaran puisi, saya masih lebih mengandalkan buku-buku yang telah saya temukan seperti Pengajaran Gaya Bahasa (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan) dan Bimbingan Apresiasi Puisi (Dr. S. Effendi) serta buku-buku petunjuk menulis puisi juvenil yang telah dibahas dalam blog ini, karena cara penyampaiannya yang to the point dan runut. Atau, mungkinkah ada buku petunjuk menulis puisi kelas advance yang membahas secara lebih menjelimet--tapi pastinya to the point dan runut--mengenai teknik-teknik mengolah pengalaman, mencipta simbol dan gaya bahasa, menghubungkan teks dengan konteks, dan sebagai-bagainya biar estetik sebagaimana yang dimaksud dalam buku ini?

Sabtu, 24 September 2022

koleksi kakak

kakakku mengoleksi

album rhythm and blues

ketika menyanyi

yang keluar malah rock melayu


kakakku mengoleksi

berkotak-kotak gundam kit

memang dia itu hobinya merakit

kalau diganggu tangannya menyambit


kakakku mengoleksi 

banyak figurine seksi

dalam kotak ditutup kain

baru kemudian aku mengerti


kakakku mengoleksi

komik manca dan dalam negeri

dia sendiri suka menggambar robot dan jagoan tivi

dan gadis-gadis tanpa baju yang dia kurung dalam lemari


kakakku mengoleksi

berkeping-keping vcd dan dvd

tatkala menonton sendiri

yang diputarnya adalah film ... mana kutahu, pintunya dikunci


kakakku kini pria bergaji

di luar kota perusahaan asing

pulangnya belum tentu seminggu sekali

kamarnya kukuasai


koleksinya bertambah terus dari waktu ke waktu

sebagian kutemu dan nikmati bersama kawan-kawanku

tanpa lupa mengunci pintu

dia tak perlu tahu

Jumat, 23 September 2022

Revolusi Dansa Dansa

Mau main "Paranoia"
Lagu tersusah di arkada
Revolusi Dansa Dansa

Ketemu cici-cici
Mainnya jago sekali
Jadi bikin sakit hati

Dimarahi sama kakak
Karena enggak mau pulang
Sebelum kalahkan si lawan

Main Revolusi Dansa Dansa
Harus tajam penglihatan
Dan banyak uang

Apalagi sudah bukan jamannya
Tantrum di lantai mal
Minta kasih orang tua

Malu pun sama pacar
Yang suka enggak sabar
Menonton orang joget dengan barbar

Revolusi Dansa Dansa
Bukan sekadar injak-injakan
Ada harga diri yang dipertaruhkan

Kamis, 22 September 2022

#20030806 (puisi tanpa judul)

Mengembara di atas bumi.
DIpermainkan. Tanpa makan atau
minum. Sendirian. Sepi. Lama kelamaan
habislah badanmu ....
Oh, kucing jalanan
terimalah, pasrahlah.
Kumohon Tuhan kan lindungi tubuh kecilmu, 
tubuh rapuhmu.
Jagalah. Tuhan, 
jaga dan lindungi

Rabu, 21 September 2022

#20030721 (puisi tanpa judul dan beberapa lagu favorit waktu itu)



Kenang lagu kenangan
Lagu lama,
Lagu ingat masa lalu
Banyak sekali
Betapa semuanya membekas dan berlalu
Mengapa terasa cepat sekali


Selasa, 20 September 2022

Soneta Kebokekan

(Seorang siswa kelas 2 SLTP baru saja disemprot pacarnya gara-gara suka ngutip jajan.)

O kekasihku
Mengertilah keuanganku lagi kusut
Tapi bagaimana kau mengerti problemku
Sebab aku tak bisa bilang kepadamu

Papaku pelit
Kasih uang jajan cuma sedikit
Dan sekarang 'ku tak lagi diberi
Karena dia pikir sudah kukibuli

Salahnya sendiri
Suka kasih syarat begitu begini
Terpaksa kugunakan akal ini

O kekasihku
Mengertilah selama kau isi perutku
Aku tak akan mendekati cewek-cewek kelas satu

Senin, 19 September 2022

#20030627 (puisi tanpa judul)

Ku ingin mengelilingi dunia dengan sepeda
Melayang di atas awan
Terbang tinggi di langit

Ku bertemu kakek baik hati
Dari Lembah Ciwi-Ciwi
Ingin ku cari jati diriku

La la la
Kakek ku ingin berguna
Dariku untukku dan olehku

Kayuh cepat sepedaku
Andai kutahu diriku
Andai kita saling mengerti
Andai kita saling menyayangi
Andai kita tahu arti cinta

Selasa, 13 September 2022

#20030618 (puisi tanpa judul)

Ada gadis kecil
Kan menghadapi ujian
Para remaja
Pun berpusing ria
Mereka berkata
"Pasrah deh!"
Sebagian lagi bilang
"Aku sudah siap!"

Hei, hei, mau tambah wawasan?
Apa boleh buat, hendak dikata pula
Akal pun sudah tak bisa diajak bicara
Mata, mata
Jangan dulu tertutup!
Stres yang dirasa,
Akankah terganti dengan kepuasan?
Oke, S-K-S, yo!

Senin, 12 September 2022

#20030616&20 DIKEJAR ANJING

Hari Minggu pagi yang cerah, salah seorang guru kami ada yang menikah. Saya beserta 2 orang teman dekat saya, Rt dan E, berencana untuk datang ke pernikahannya. Kami sudah mengetahui alamat guru tersebut dari papan mading sekolah kami. Sebelumnya pula, saya dan E sudah mencari-cari lokasi pernikahan guru tersebut, sehari sebelum hari pernikahan.

Akhirnya hari Minggu yang dinantikan tiba dan kami sudah saling berjanji untuk bertemu di TOSERBA GRIYA Pahlawan. Yang pertama datang adalah E, kedua saya, dan ketiga Rt. Setelah itu kami pergi ke daerah Siliwangi, tempat pernikahan guru kami dilangsungkan. 

Sampailah kami ke sana meski sedikit bingung. Kami menghadiri acara pernikahan tersebut beberapa saat, setelah itu kami berniat untuk pergi ke Graha Manggala Siliwangi karena di sana ada pameran.

Ternyata, uang kami untuk pulang tidak mencukupi sehingga kami bertiga harus jalan kaki. Ketika kami sudah berjalan cukup jauh, tiba-tiba ada seekor anjing di depan kami. Mulanya kami cuek saja, namun anjing itu memberikan tanda-tanda akan mengejar kami. Anjing itu pun akhirnya mengejar kami sambil menggonggong. Kami pun segera lari ketakutan.

Saya sangat kerepotan karena memakai rok panjang dan saya berlari paling belakang. Kami pun terus berlari dan berlari sampai Graha Manggala Siliwangi kembali hingga kami memastikan anjing itu benar-benar sudah tidak mengejar kami. Benar-benar pengalaman yang sangat menarik dan sampai saat ini saya belum melupakannya.

***

Minggu, 11 September 2022

Sebuah Pengingat

Di buku Cognitive Behavioural Therapy for Dummies (oleh Rob Willson dan Rhena Branch, John Wiley & Sons, Ltd, 2006), ada bab yang berjudul "Spotting Errors in Your Thinking". Satu cara untuk mengetahui adanya kekeliruan dalam berpikir adalah dengan menulis catatan harian kemudian membacanya disertai dengan kesadaran. Tentu sebaiknya terlebih dahulu kita sudah mengetahui tentang tipe-tipe kekeliruan dalam berpikir itu agar dapat mengenalinya. 

Sebenarnya bukannya saya hafal semua tipe kekeliruan berpikir menurut buku CBT for Dummies itu. Jadi saya perlu menengok lagi isi bab "Spotting Errors" tersebut, dan sepertinya kekeliruan yang saya temukan berikut ini termasuk ke tipe "fortune-telling". 

01 Juni '03
Dan kayaknya besok, besok, dan seterusnya nggak akan jadi hari yang baik. Sampai tiba kelas 2, dan keadaannya nggak ada yang berubah. Selalu kayak gitu. Bosen, kan? Seandainya SMP-ku ini lebih nyenengin atau lebih gimanaaa gitu. Firasatku, sih, kayaknya sampai kelas 3 pun, aku nggak bakal punya temen deket di SMP. Menyedihkan banget. Aku mesti bersabar sampai SMA yang keadaannya mungkin nggak jauh beda. Atau sampai perguruan tinggi?

Saya telah tamat membaca semua diary SMP saya dan menemukan bahwa yang saya ramalkan pada kelas 1 itu tidaklah benar. Di kelas 2, keadaan berangsur-angsur berubah. Walau kadang-kadang masih merasa kesepian, pada akhirnya saya bisa memiliki teman(-teman) curhat di samping untuk jalan-jalan. Malah di kelas 3 saya punya sekelompok teman yang bisa dibilang cukup dekat bahkan kami menjalankan suatu hobi kreatif bersama-sama. Terjadi momen-momen nikmat yang masih dapat menghibur saya sekarang ini ketika membacanya. Firasat saya tidak terbukti. Keadaan tidak melulu membosankan lagi menyedihkan, walau tidak mungkin juga untuk selalu menyenangkan. Namanya juga hidup :v

Keadaan di SMA dan perguruan tinggi pun berbeda. Saya tidak lagi sepasif di SMP. 

Nyatanya, sampai sekarang ini, hampir dua dekade setelah saya menulis catatan itu, hidup masih berlangsung dengan sewajarnya: ada hari-hari baik dan ada juga hari-hari buruk. Dari waktu ke waktu, ada saja orang yang bisa dianggap sebagai "teman" untuk diajak/mengajak mengobrol termasuk curhat intens entahkah dengan bertemu langsung atau lewat chatting dan telepon. Saya belajar bahwa teman tidak mesti orang yang itu-itu saja yang bertahan dalam jangka waktu lama, mereka bisa siapa saja yang datang dan pergi kapan saja. 

Keberadaan teman supaya hidup lebih menyenangkan dan tidak senantiasa membosankan lagi menyedihkan itu tentunya tidak lepas dari upaya-upaya dari dalam diri, misalnya dengan:
1. Berinisiatif mengajak orang lain berkenalan terlebih dahulu ketimbang menunggu didekati,
2. Unjuk kemampuan sebagai umpan yang menarik orang untuk mau berinteraksi, 
3. Mengikuti kursus-kursus memungkinkan untuk memperoleh teman untuk keep contact setelahnya, apalagi jika ternyata memiliki kemiripan nasib #eh,
4. Sengaja mencari di aplikasi chatting, misalnya Bottled.

Tentunya dengan mengingat bahwa sesungguhnya tiada daya upaya selain karena Allah :v 

Kalau dari sudut pandang tazkiyatunnafs, sepenggal catatan di atas mungkin merupakan perwujudan dari penyakit "berprasangka buruk kepada Allah" serta "berpanjang angan-angan (buruk)". Timbulnya ramalan buruk itu sepertinya karena situasi hidup saya waktu itu yang agak gonjang-ganjing. Namun bukannya optimistis dengan berdoa kepada Allah meminta teman dekat serta berusaha berperilaku yang manis kepada anak-anak di sekitar (eh, sebetulnya saya tidak ingat bagaimana persisnya saya menanggapi mereka) diiiringi dengan keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkan saya terus nelangsa begitu, saya malah pesimistis dengan membayangkan situasi akan berlangsung permanen tanpa perubahan entahkah dari luar atau dari dalam diri. Kalaupun ada satu sifat positif yang bisa saya temukan, ialah kesadaran untuk bersabar ._.

Yah, bisa dimaklumi yang namanya ABG itu suka bersikap lebay. Entri tersebut mungkin sekadar ekspresi kelebayan saya yang baru saja mengenal dunia, belum banyak mempelajari bagaimana harus menyikapi yang memang memerlukan waktu serta percobaan dan pengalaman. 

Anyway, baru-baru ini, saya membaca suatu komentar di YouTube bahwa menjadi pesimis itu sesungguhnya menguntungkan dari kedua sisi, sebab entahkah pemikiran buruk itu benar (ada kesenangan dalam merasa benar), atau, kalaupun kenyataan yang terjadi sebaliknya (yang datang malah kebaikan), maka itu bakal menjadi kejutan yang tidak kalah menyenangkan. Memang, menyadari bahwa kenyataan yang terjadi tidaklah seburuk yang dibayangkan itu lumayan menyenangkan sih, wkwkwk.

Tentunya, di samping meramalkan yang buruk-buruk, pada waktu itu juga saya banyak mengkhayalkan yang muluk-muluk. Alih-alih merasa anjlok gegara pada enggak kesampaian, itu malah jadi bahan tertawaan saya ketika membacanya sekarang semacam momen gile-lu-ndro! begitulah XD Yah, mungkun pada waktu mengkhayalkannya pun saya sudah sadar bahwa itu enggak bakal kesampaian, dan karena itulah saya hanya bisa mengkhayalkannya untuk sedikit menghibur diri, huhuhu.

Jadi, memang pada akhirnya banyak di antara bayangan-bayangan yang muncul--entahkah buruk ataupun muluk--tetap menjadi sekadar bayangan. Dan, hal apa pun itu bisa dijadikan bahan untuk bersyukur, termasuk tabiat negatif di masa lalu yang menggelikan kalau dimiliki seorang ABG (contoh lainnya seperti dalam serial Diary of A Wimpy Kid dan Lupus ABG) tapi jadi komedi suram kalau masih ada pada seorang "dewasa", wkwkwk. Kalau dipandang secara serius, sepertinya itu tanda bahwa masih ada ABG di dalam jiwa yang memerlukan pembinaan. Hmmmhhh ....

Jumat, 09 September 2022

#20030522 (puisi tanpa judul), BALADA MASUK SEKOLAH KEMBALI

#1
Bel istirahat berdendang riang
Perutku ikut berbunyi semerdu musik keroncong
Tapi kakiku enggan menari
Berdiri pun tak sudi
Melangkah apalagi
Kayaknya kakiku prihatin sama kocekku yang kurus kerempeng
Pertunjukan musik pun selesai sudah

(dikarang sekitar asar dalam Katana di perjalanan beli raket di Kosambi)


#2
BALADA MASUK SEKOLAH KEMBALI

Besok masuk sekolah
Ada Toir* menyambut
Teror dimulai lagi
Yah, seperti biasa

Besok masuk sekolah 
Sekolah berarti masalah
Apalagi murid-muridnya
Bisa nggak diubah

Ya Allah, ya Tuhanku
Semua jadi serba salah
Andai saja dulu aku lihai
Aku takkan menyesal

*julukan populer (entah siapa yang memulai yang jelas bukan saya ._.v) untuk bapak ketua yayasan

Sabtu, 03 September 2022

#20030311 PENGALAMAN MERAWAT ORANG YANG KENA GEJALA PMS

oleh: D
Selasa, 110303

Pertama-tama R mengajakku ke WC untuk ganti pembalut. Ia bilang, pembalutnya panjang dan lebar sekali. Setelah itu kami kembali ke kelas.

Di kelas, ia bilang perutnya sakit sekali. Kemudian aku dan N mencari-cari Pak H--entah siapa--<Pak H, kan?> yang katanya punya kunci UKS.

Setelah kami bertanya, pada setiap guru yang kami jumpai, kami menemukannya juga. R menyusul dan bersama-sama kami bertiga pergi ke UKS.

R pun istirahat di dalam ruangan UKS yang pengap dan kasur serta bantalnya kotor <kurasa banyak kutunya>. Ia merana sekali. Kemudian dia minta diambilkan air hangat.

Akupun minta ditemani N minta air hangat ke ruang guru. Kami diberi segelas air hangat. Ternyata, setelah itu R jauh lebih terlihat menderita. Ia minum sedikit air putihnya dan turun dari tempat tidur.

Ia terduduk dan membungkuk-bungkuk. Kelihatannya ia mau muntah. Aku bertanya apakah ia mau muntah dan aku mulai mencari-cari plastik tapi aku tidak menemukannya.

Pertama-tama N, kemudian R menyuruhku untuk bilang pada Bu L bahwa R merasa sakit sekali. Saat itu aku merasa bingung dan malu. Habis, diliatin teman-teman sekelas dan guru Biologi dan guru-guru di ruang guru, aku selalu bulak-balik.

Akhirnya kukuatkan tekad dan aku pergi ke ruang guru dan bilang pada Bu L bahwa R merasa sakit sekali. Kami berduapun pergi ke UKS.

Di tengah perjalanan ke UKS, Bu L bilang aku harus membeli Biogesic/Oscadon dari uangku sendiri. Nanti diganti. Okelah. tapi mukaku mungkin terlihat sungkan.

Sampai di sana, Bu L menyuruh R meminum obat. Tapi R bilang dia tidak bisa minum obat. Dan Bu L bilang, "Harus!"

Aku dan N pun meminjam kayu putih dan Feminax--obat haid--ke kelas 1C. Mestinya sih balsem, bukan kayu putih. Kami meminjamnya dari grup Dn yang kebetulan ada di situ.

Aku, N, dan Dn pun kembali ke UKS. Grup Dn mencoba mengintip tapi berhasil kututupi dengan papan.

R akhirnya berhasil minum obat dan .... Sementara Bu L mengurut punggung R, aku dan Dn mengobrol. Yah ....

Jumat, 19 Agustus 2022

Petunjuk Teknis Menulis Puisi yang Lebih Sederhana

Seri Asyiknya Berbahasa: Ayo Menulis Puisi
Penulis: Suryaning Wulan
Cetakan pertama: Februari 2009
Penerbit PT Mediantara Semesta, Jakarta
Tahun Terbit Digital: 2018
ISBN: 978-979-1276-75-7
E-ISBN: 978-623-7023-03-6

Semestinya saya membaca yang ini terlebih dahulu baru buku Ayo Menulis Puisi yang satunya. Soalnya yang ini lebih tipis, cuma 42 halaman. Apa boleh buat, yang sebelumnya itu di hasil pencarian di Ipusnas muncul yang paling atas sih.

Seperti pada catatan yang sebelumnya, saya akan merangkumkan setiap bab.

1. Menulis Puisi Itu Mudah
Yang membuat puisi itu tampak mudah atau sederhana adalah kalimatnya bisa pendek-pendek dan tidak perlu lengkap. Kalau untuk mengarang cerita, kita perlu memikirkan karakter, plot, dan banyak hal lain, sedangkan puisi isinya bisa sekadar ungkapan perasaan. 

2. Jenis Puisi
Ada "puisi lama" dan ada "puisi baru". Puisi lama sangat terikat oleh aturan, contohnya yaitu mantra, pantun, syair, dan gurindam. Adapun puisi baru lebih bebas, tidak terikat oleh aturan. Buku ini menerangkan berbagai jenis puisi itu, tapi belum semuanya. Pembaca diminta agar mencari sendiri selebihnya jenis puisi yang tidak disertakan dalam buku ini.

Jenis puisi yang diterangkan dalam buku ini yaitu: mantra, pantun, karmina (pantun kilat), seloka (pantun berkait), talibun (pantun yang lebih dari empat baris), syair, gurindam, puisi naratif, puisi lirik, haiku, dan puisi bebas. Sayang, tidak semuanya dilengkapi dengan contoh.

3. Sumber Ide Menulis Puisi
Yaitu dari pengalaman dan perasaan.

4. Kembangkan Imajinasimu
Bab ini menjabarkan langkah-langkah menulis puisi yang persis dengan yang ada di buku satunya, yaitu dengan mengumpulkan kata yang berhubungan dengan tema kemudian mengembangkannya jadi beberapa kalimat pendek yang saling berhubungan. 

5. Unsur Pembangun Puisi
Terdiri dari unsur isi (tema, rasa, nada, amanat) dan unsur bentuk (perwajahan puisi/tipografi, pilihan kata/diksi, gaya bahasa/majas, rima dan irama, pengimajian). 

6. Saatnya Menulis Puisi
Kembali ke teknik menulis puisi, yang persis dengan isi bab empat. Namun bab ini menambahkan bantuan gambar serta petunjuk mengoreksi puisi yaitu dengan memeriksa kebenaran makna dan pilihan kata.

7. Memublikasikan Puisi
Bab ini memberikan ide-ide untuk memajang puisi. 

8. Mengatasi Hambatan dalam Menulis Puisi
Bab ini berisi cara-cara mengatasi writer's block, di antaranya dengan mencari inspirasi, menyegarkan diri, hingga bertanya kepada ahli.

9. Membacakan Puisi Karya Sendiri
Bab ini berisi cara-cara membacakan puisi dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan seterusnya. Hendaknya penulis puisi memperhatikan pilihan kata dan kepaduan bunyi.

10. Puisi-puisi Karya Sahabatmu
Bab ini menyajikan contoh-contoh puisi anak.

.

Walau tampak lebih sederhana, buku ini memberikan hal-hal yang tidak ada di buku sebelumnya. Buku satunya itu cenderung to the point pada eksekusi menulis puisi. Adapun buku ini dilengkapi dengan teori dan tips-tips sedangkan petunjuk teknis menulis puisinya sangat simpel, tidak semenjelimet buku satunya yang sampai memberikan contoh membuat kalimat-kalimat indrawi. Selain itu, buku ini juga kerap kali menyediakan kotak "Ayo Mencoba", semacam PR kecil-kecilan bagi pembaca.

Senin, 15 Agustus 2022

Petunjuk Teknis Menulis Puisi

Menulis novel itu makan waktu yang lama. Apalagi kalau kita mau maju, memperbaiki dan meningkatkan dari cara-cara sebelumnya. Apalagi kalau novel itu memerlukan materi tertentu. Maka selagi mengumpulkan bahan, sebaiknya sambil diiringi latihan menulis kecil-kecilan entahkah berupa puisi, joke, vinyet, sketsa, flash fiction, dan lain sebagainya. Ada beragam pilihan sampai-sampai jadi bingung. 

Baru belakangan ini saya terbuka hatinya untuk mencoba puisi saja. Puisi bisa menjadi latihan untuk belajar lagi mengurai kata dan membentuk kesan, atau nuansa, atau suasana, apalah yang semacam itu. Selain itu, kalau diingat-diingat, yang bikin menulis fiksi dulu terasa asyik itu karena sambil main kata dan gaya. Saya ingin bisa kembali menghasilkan narasi yang bergaya dan berirama, untuk dapat mengemas ide-ide nan semenjana sehingga bisa terasa asyik baik dalam penulisannya maupun pembacaannya walaupun cuma bagi saya seorang :v 

Lagi pula awal saya suka menulis, sebutlah waktu SMP, terpikirkan cukup banyak puisi yang lalu tercatat di diary. Jadi pada awalnya adalah puisi. Eh, enggak juga sih, sebenarnya pada awalnya adalah diary, esai, cerpen, gambar-gambar enggak jelas ... termasuk puisi dan barulah novel. 

Di samping itu, menulis puisi adalah sarana ekspresi jiwa yang tampaknya lebih mudah dan murah daripada mengisi buku sketsa dengan gambar-gambar a e s t h e t i c atau bermusik. 

Puisi itu singkat, padat, dan bermakna. Dari puisi lama-lama terkembang jadi prosa. Harapannya begitu, mudah-mudahan. Maka tujuan dari berlatih dengan menulis puisi bukanlah untuk menjadi penyair avant garde atau apa, melainkan sekadar untuk memulihkan keluwesan dan mengasah ketajaman dalam mempergunakan kata sehingga ketika nanti waktunya membuat prosa kalimat-kalimat dapat mengalir dengan indahnya~

Tampaknya periode saya bermain-main sudah berlalu atau saya sudah jenuh dengan yang asal-asalan, sekarang waktunya mencari dan mengikuti petunjuk kalaulah ada. Ternyata buku petunjuk menulis puisi itu memang dapat saya temukan di Ipusnas. Buku ini ada di posisi teratas hasil pencarian.

Ayo Menulis Puisi
Penulis: Herwan FR
Edisi Revisi Pertama Tahun 2021
Penerbit Subha Mandiri Jaya, Bandung
ISBN: 978-602-72666-3-6 (cetak), 978-602-72666-6-7 (PDF)

Okay, without further ado (berasa YouTuber euy), let's get into it ....

Saya buatkan saja rangkuman per bab, sekalian pikiran-pikiran saya yang timbul ketika membacanya.

Bab 1. Karena Puisi Itu Indah, Menulis Puisi Itu Mudah
Bab pertama mengajak pembaca untuk mulai menulis puisi dengan bahasa yang sederhana dan mengambil dari pengalaman hidup sendiri. Bagi yang berjiwa penyair, pengalaman hidup apa pun, kesan baik atau buruk, dapat menjadi sumber inspirasi. Penulis mencontohkan sosok Chairil Anwar yang memiliki tabiat "unik". Puisi-puisinya pada bernada pesimistis dalam percintaan dan kehidupan yang rupanya berkaitan dengan pengalamannya sendiri.

Kata-kata yang sederhana dapat dibuat menarik dengan menggunakan gaya bahasa, misalnya saja personifikasi dan metafora. Baiklah, mudah-mudahan dalam waktu dekat saya berkesempatan mendalaminya lewat buku Pengajaran Gaya Bahasa Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan :v

Selain itu, dalam memadumadankan kata demi menciptakan gaya bahasa itu juga hasilnya mesti terasa "pas" dan "masuk akal".

Bab ini juga menekankan pentingnya orisinalitas, bahwa kata-kata itu mesti keluar dari jiwa sendiri. Jangan sampai menjiplak karya orang lain alias plagiat.

Bab 2. Mengolah Rasa, Mengasah "Mata" Hati 
Modal dasar menulis puisi adalah memiliki kepekaan perasaan, yang bisa dikembangkan melalui sikap peduli terhadap sesama, sensitif terhadap pengalaman, suka mengingat-ingatnya (oh, tentu saja, apalagi pengalaman-pengalaman buruk memalukan yang cringe abis :v) dan merenungkannya. Kalau kata anak sekarang mah, jadi penulis puisi memang kudu baperan :v

Bab 3. Mengendapkan Pengalaman, Menjadikannya "Kristal" Kata
Dalam puisi, ada kata-kata yang bisa diindrakan (pengalaman empiris) ada pula yang hanya bisa dirasakan oleh batin (pengalaman spiritual). Mungkin kalau dalam buku Bimbingan Apresiasi Puisi (selanjutnya BAP) oleh Dr. S. Effendi, itulah yang dinamakan dengan "sajak indrawi" dan "sajak nalar". Ini ada hubungannya dengan pemilihan kata. Kalau dalam buku BAP sendiri, ada kata abstrak dan kata konkret serta makna jelas dan makna kabur. 

Menulis puisi itu sebaiknya berasal dari pengalaman sendiri supaya lebih menghayati dan hasilnya pun be-"rasa". Padahal saya lagi kepikiran untuk mengandalkan pemantik ide dari luar, misalnya dari kata yang disediakan oleh aplikasi Daily Word atau Word of the Day dan kemudian saya cari gambar terkait di Google untuk saya tangkap suasananya dan lukis ulang dengan kata-kata saya sendiri yang membentuk puisi.

Bab 4. Mengolah Imajinasi, "Menghidupkan" Panca Indera
Berimajinasi tidaklah sama dengan berkhayal (yang berarti berangan-angan sesukanya) apalagi melamun (pikiran kosong). Kekuatan imajinasi dapat menghasilkan pilihan kata yang baru dan segar walaupun temanya itu-itu melulu.

Bab ini memberikan ide untuk mengembangkan tema puisi yang telah kita pilih. Caranya bisa dimulai dengan membuat masing-masing satu kalimat menurut tema tersebut yang terkait dengan panca indra. Contohnya seperti di halaman 40 sebagai berikut.

Tema: Sehabis hujan
penglihatan -> pohonan basah dan lumutan menjadi lebih hijau
penciuman -> ada aroma tanah yang meruap
perabaan (kulit) -> dingin seperti merembet di sekujur tubuh
pendengaran -> suara burung sesekali terdengar dari ranting ke ranting
pengecapan (indera rasa/batin): seperti menyanyikan manisnya kehidupan

Bab 5. Memadukan Imajinasi, Membidik Tema Utama
Dalam menulis puisi, harus ada tema atau satu gagasan pokok yang jelas dan terarah. Selanjutnya adalah memilih kata yang berkaitan dengan tema. Dari situ, kita menciptakan bayangan-bayangan yang terkait dengan tema. Bayangan-bayangan itu harus membentuk kesatuan ide yang terasa utuh dan bulat, jangan sampai kabur ke mana-mana.

Bab 6. Mencipta Pilihan Kata, Puisi Sederhana dan Cerdas
Bab ini memaparkan langkah teknis menulis puisi yang bisa ditinjau dari judul subbab-subbabnya, yaitu:
a. Carilah kata-kata yang berkaitan dengan tema
b. Menggabungkan kata-kata yang membentuk arti
c. Menciptakan pilihan kata yang masuk akal

Jadi, setelah mengumpulkan kata-kata yang berkaitan dengan tema, kembangkanlah dengan mencari kata-kata lain yang berhubungan dengan kata-kata tersebut kemudian sambung-sambungkanlah. Contohnya ada di halaman 65 sebagai berikut.

sunset = indah, merah, barat
Sunset yang muncul di Barat, berwarna merah dan indah

mercusuar = tinggi, berlampu, cahaya, menara
Mercusuar yang tinggi, berlampu dan menyorotkan cahaya bila malam dari atas menaranya

Yang dimaksud dengan "masuk akal" contohnya adalah senja tidak mungkin disandingkan dengan warna hijau dan apakah kepiting dapat melompat?

Bab 7. Memperluas Gagasan, Menjadikan Puisi "Universal"
Supaya tidak jenuh karena menulis tentang soal yang itu melulu, carilah gagasan sebanyak-banyaknya yang orang bisa relate misalnya tentang kehidupan, kematian, kampung halaman, dan sebagainya.

Bab 8. Memoles Kata, Menjadikannya Bermakna dan "Bermata
(Pikiran yang muncul dari bab ini sudah saya padukan dengan gagasan di paragraf lain. Jadi saya sematkan saja sebuah lagu yang sangat mendukung semangat menulis puisi :v)


Bab 9. Meredam Emosi, Membuat Kata Sesejuk "Embun"
Menulis puisi itu mesti dengan emosi yang terkendali, bukan yang masih mentah meledak-ledak.
.
Bab 10. Sebab Puisi "Anak Kita", Biarkan Ia "Bicara"
Bab ini berisi dorongan agar setelah menulis puisi pembaca mengirimkannya ke media massa bahkan penerbit. Sebaiknya sih menerbitkan puisi di media massa terlebih dahulu. Tampaknya penerbit bakal lebih yakin untuk memproduksi sebuah buku kumpulan puisi apabila penulisnya sudah memiliki portofolio berupa karya-karya-karya yang terbit di media massa. Kalau dulu media massa berupa koran, majalah, tabloid, dan sebagainya, sekarang adalah platform-platform kepenulisan seperti Wattpad dkk. Kalau dulu karya disaring oleh redaktur yang memiliki standar dan selera tertentu, sekarang oleh banyaknya viewer, voter, follower ....

.

Tiap bab buku ini diakhiri dengan menampilkan contoh puisi. Kebanyakan adalah puisi-puisi dunia dari berabad-abad silam dan khusus di Bab 10 adalah puisi-puisi karya penulis sendiri. Kebanyakan dari puisi-puisi dunia itu ditulis oleh penyair Tiongkok. Saya berpikir menyertakan nama penerjemah itu penting sebagai penghargaan. Walaupun kata-katanya adalah pinjaman dari penyair luar, penerjemah mesti memeras otak untuk menemukan padanannya yang dapat menampilkan nuansa mendekati aslinya setepat mungkin belum lagi menyesuaikan dengan gaya irama yang ada. Sayang sekali hanya sedikit puisi yang dicantumkan nama penerjemahnya (yaitu Soeria Disastra), hingga saya menduga apakah puisi-puisi selainnya itu diterjemahkan sendiri oleh penulis dan beliau dengan rendah hati tidak hendak menonjolkan namanya sendiri? Selain itu, saya hampir-hampir tidak menemukan adanya catatan kaki, daftar pustaka, atau halaman referensi yang menyebutkan sumber dari puisi-puisi itu.

Dari contoh-contoh puisi yang ada, saya merasa kurang terkesan. Tampaknya untuk memperoleh kesan itu diperlukan pembacaan yang lambat dan dalam, suatu kerja tersendiri (uh, nambah kerjaan lagi!). Sepertinya cerpen dapat lebih menimbulkan kesan. Dalam cerpen, pembaca seperti dimanjakan; penulis sudah menghamburkan kata-kata sehingga pembaca enggak perlu memberdayakan imajinasinya lebih keras. Sedangkan untuk puisi, pembaca seperti perlu "bekerja" lebih keras mengisi ruang-ruang kosong yang disediakan penulis dengan memberdayakan imajinasinya sendiri. Memang demikianlah petunjuk yang diberikan dalam buku BAP, ada sederet langkah yang perlu ditempuh seorang pembaca dalam upaya memahami puisi seutuhnya.

Melihat kover depan dan belakang, buku ini sepertinya ditujukan kepada pelajar. Tebalnya hanya 130 halaman dan layout-nya pun terasa lapang di mata. Cara penyampaiannya secara umum mudah atau sederhana, tapi adakalanya terasa tinggi misalnya pada Bab 9 ketika menjelaskan tentang kecerdasan emosional. Di samping itu, di Bab 10, penulis mempertunjukkan karya-karyanya sendiri yang tampak rumit dibandingkan dengan contoh puisi di bab-bab awal yang sangat sederhana baik dari segi bahasa maupun tema, sangat sesuai jika pelajar yang dimaksudkan adalah yang tingkat SD. (Malah vibe kover depan buku ini pun seperti ditujukan kepada pelajar SD). Namun puisi-puisi di bab terakhir itu mengandung diksi yang vulgar seperti "selangkangan", "payudara", "menyetubuhi" ("Perempuan dengan Bibir Tak Berkulit, halaman 107), dan "kelamin" ("Kuda Putih Rusia", halaman 110). Maka saya berasumsi pelajar yang dimaksud di kover belakang itu mungkin yang tingkat SMA. Pelajar SMP juga sudah ada yang "dewasa" sih, cuma, ya, sepertinya puisi-puisi tersebut tidak bertemakan sex education juga ...? Errr. Kesimpulannya, susunan buku ini ibarat menggambarkan tahapan coming of age yang dilalui seorang pelajar dalam masa sekolahnya yang terentang mulai dari SD sampai SMA.

Kalau di Goodreads (yang sudah tidak bisa manually add book lagi, huh!), saya akan memberikan buku ini empat bintang. Dengan banyaknya tipo (seperti yang tidak diedit lagi), buku ini tidak begitu amazing tapi sangat berguna karena telah menjabarkan langkah-langkah teknis dalam menulis puisi. 

Malah saya jadi merasa agak "rumit" kalau mau benar-benar menulis puisi secara berkelanjutan. Gagasan daily poem jadi terasa bakal bikin kewalahan jika tiap hari mesti menyediakan waktu beberapa lama untuk duduk mencari dan mengumpulkan kata-kata, mengembangkannya, mengutak-atiknya, memadumadankannya, memberdayakan imajinasi, dan seterusnya, apalagi dengan stamina yang sudah tipis karena ada berbagai aktivitas lainnya yang mesti diprioritaskan. Jadi andai bisa seminggu sekali saja melakukan itu, the first thing in the morning, atau ketika lagi enggak capek amat, sepertinya sudah cukup. Atau, bisa saja menulis puisi harian, tapi kayak sekadar menulis diary gitu. Lepas. Enggak harus mengikuti langkah-langkah di atas, repot-repot situs membuka tesaurus kemendikbud dan rimakata.com mencari referensi untuk meluaskan imajinasi. Barulah di akhir pekan atau ketika dapat meluangkan waktu, pilih di antara puisi-puisi harian itu yang paling menarik untuk dikembangkan atau dipoles lagi sebelum dipajang di manalah.

Kamis, 11 Agustus 2022

Buku Aktivitas Belajar Bahasa Jepang untuk Anak 6-10 Tahun

Wono Weenie Have Fun with Japanese

Penyusun: Denis Toruan dan Tim Kesaint Blanc

Penerbit Kesaint Blanc, Jakarta

Cetakan kesatu, April 2014

48 halaman

ISBN 978-979-593-679-4


Buku ini merupakan buku aktivitas sekalian belajar bahasa Jepang yang diperuntukkan bagi anak usia 6-10 tahun. Melalui buku ini, anak didorong untuk berlatih dalam membaca, menulis, menggambar, mewarnai, dan berbagai permainan lain seperti menarik garis dan menemukan kata. 

Pelajaran bahasa Jepang di dalamnya berfokus pada pengenalan kosakata sehari-hari, misalnya nama-nama anggota keluarga, anggota badan, angka, bagian-bagian rumah, usia, warna, cuaca, makanan, buah-buahan, minuman, hari, bulan, musim, hewan, sampai hobi. Petunjuk dan pertanyaannya dalam bahasa Indonesia, tetapi anak dituntun agar menjawab dalam bahasa Jepang yaitu kosakata yang sedang dipelajari menurut topik tertentu. 

Buku ini juga mengajarkan kalimat-kalimat dasar seperti pertanyaan-pertanyaan umum menyangkut nama, umur, jenis kelamin, jumlah barang, dan seterusnya berikut cara menjawabnya, sapaan, ucapan selamat tahun, dan sebagainya, tetapi belum sampai ke tata bahasa. Anak sekadar melengkapi kalimat-kalimat itu dengan kosakata yang disediakan. 

Sebagai reward, orang tua bisa membacakan kata-kata penyemangat dalam bahasa Jepang sebagaimana yang tertera di bawah halaman setiap bab. Contohnya seperti, "Sugoi!" ("Hebat sekali!"), "Ii desu ne!" ("Bagus sekali!"), "Oishii!" ("Enak sekali!"), "Kakkoii!" ("Keren!"), "Umai!" ("Kamu sangat jago!"), "Jyouzo desu ne!" ("Sangat pintar!), "Seikou!" ("Berhasil!"), "Hontou ni tanoshii!" ("Menyenangkan sekali!"), "Tsutzukimashou!" ("Yuk teruskan!"), "Subarashii!" ("Hebat sekali!"), "Ganbatte!" ("Semangat!"), "Kawaii!" ("Sangat imut!"), "Yoi!" ("Bagus sekali!") .... 

Kata-kata berbahasa Jepang itu ditulis dalam aksara Jepang. Namun buku ini belum sampai mengenalkan aksara Jepang yang bermacam-macam lagi banyak banget itu *nanti anaknya muntah duluan.

Selain itu, di akhir buku ada sertifikat yang bisa diisi sendiri lo! Tentu saja kamu baru boleh mengisinya setelah mengerjakan semua aktivitas di buku ini! *orang tua strict mode: on

Sepertinya buku ini menyediakan fitur-fitur tambahan seperti digital pen dan stiker. Namun karena saya cuma pinjam di Ipusnas, saya tidak memperolehnya :v

Rabu, 10 Agustus 2022

balas/ikhlas

dunia nyata adalah tempat yang buas
bagimu setiap orang beringas
hati mereka keras
omong mereka pedas
mukamu pias
nyalimu kandas
perutmu mulas

sudah lama ingin engkau membalas
s'gala kezaliman yang masih membekas

tapi, awas oh awas
otakmu tak cerdas
gerakmu tak tangkas
cacatmu pun tak dapat kau rias

malah, awas oh awas
engkau s'orang pemalas
'bentar-'bentar cemas
'dikit-'dikit lemas

daripada was-was
akhirnya engkau jadi orang yang ikhlas

(
biarlah ikhlas
tak usah balas
jadilah bernas
maaf yang luas
ketimbang panas
hadapi ganas

nasibmu ngenas
hidup 'gak jelas
)

semoga selalu waras
sampai nyawamu bablas

(sumber gambar)

Selasa, 09 Agustus 2022

mampat

senja kelam
malam kusam
temaram membayang
angan-angan merambang
diam-diam mengambang
tembangkan terawang rawan
timbul dari peraman

senyampang petang memanjang
engkau kian usang
melebam oleh lembam
membenam dalam-dalam

gumam-gumam kalam
lama tertanam tambah teranyam
menjelma ancam 'tuk penghidupan
awam tak berkesudahan
harap pun t'lah masam
kembalilah 'kau pendam
sampai mata memejam

(sumber gambar)

Senin, 08 Agustus 2022

u/r

'kau yang kini
bukan 'kau yang dulu
yang terbuka hati
dengarkan nyanyian jiwaku

semoga ada hari
'kau suka fiksi kembali

(sumber gambar)

Minggu, 07 Agustus 2022

sungguh

sungguh 
ingin 'ku mengeluh
abaikan sosok-sosok tangguh

sungguh 
ingin 'ku mengaduh
karena yakin yang tak kuasa kukuh

sungguh 
ingin 'ku mengayuh
dari dunia ini lepas menjauh

sungguh
ingin 'ku memisuh
tak menahankan hati yang kian kisruh

sungguh 
ingin 'ku melungguh
lelah oleh lara yang tak luruh-luruh

sungguh 
ingin 'ku merengkuh
ayemkan jiwa yang lekas lepuh

muka lama lusuh, air t'lah keruh
bagaimanakah lagi 'ku kan membasuh

Selasa, 12 Juli 2022

Pedoman Umum Pembentukan Istilah Hampir Separuh Abad Lalu

(Saya tidak lagi menemukan link untuk manually add book di Goodreads. Saya telah mencari tahu apa gerangan yang terjadi. Tampaknya database Goodreads telah menampung terlalu banyak buku sehingga kini mereka membatasi yang dapat menambahkan buku baru hanya volunteer saja dan yang selain itu mesti mengajukan request terlebih dahulu dan menunggu beberapa hari. Daripada ribet, saya hendak kembali menuliskan pembacaan di blog ini untuk buku-buku yang tidak ada di Goodreads.)

PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PN BALAI PUSTAKA, JAKARTA
Cetakan pertama -- 1979
Cetakan kedua -- 1980

Buku ini dibeli ibu saya pada "19/9 '81" (setidaknya itulah tanggal yang tertera di halaman depan). Jadi buku ini sudah berusia 40 tahun, wow.

Buku ini diawali dengan salinan dari Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0196/U/1975 yang menyatakan peresmian berlakunya "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah" di seluruh Indonesia. 

Sependek pengetahuan saya, ejaan yang disempurnakan ini yang kita pergunakan sampai sekarang. Sebelum itu, alias tahun '70-an ke belakang, teks masih menggunakan ejaan lama macam "u" ditulis "oe", "j" jadi "dj", "y" jadi "j", dan seterusnya yang cukup memusingkan bagi pembaca jaman now.

Buku ini hanya menerbitkan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah" dan tebalnya cuma 44 halaman.

Ada satu yang menangkap perhatian saya poin 6.7.1 di halaman 37 tentang "Gugus likuid dengan letupan dapat dipertahankan". Misalnya adalah kata "introvert" dan "sport". Namun setelah saya cek di KBBI daring terkini, "introvert" telah menjadi "introver" sedangkan "sport" tetap "sport". 

Selain itu, dalam buku ini kerap disebut "penterjemahan" yang kini "t"-nya telah dilebur sehingga ditulis menjadi "penerjemahan". 

Dengan begitu, sepertinya buku ini sudah tidak begitu relevan alias outdated .__.

Daripada gabut, saya salinkan saja daftar isi buku ini :P

DAFTAR ISI

PRAKATA

I. BEBERAPA KONSEP DASAR
1.1 Definisi Istilah
1.2 Tata istilah dan Tata Nama
1.3 Istilah Khusus dan Istilah Umum
1.4 Morfem Peristilahan
1.5 Bentuk Dasar atau Akar
1.6 Imbuhan
1.7 Kata
1.8 Kata Berimbuhan
1.9 Gabungan Kata
1.10 Bentuk Prototipe
1.11 Perangkat Kata

II. SUMBER ISTILAH
2.1 Kosa Kata Umum Bahasa Indonesia
2.2 Kosa Kata Bahasa Serumpun
2.3 Kosa Kata Bahasa Aing
2.4 Prosedur Pembentukan Istilah

III. ASPEK TATA BAHASA PERISTILAHAN
3.1 Penggunaan Kata Dasar
3.2 Proses Pengimbuhan
3.3 Proses Reduplikasi
3.4 Proses Penggabungan
3.5 Proses Peleburan Fonem yang Sama
3.6 Proses Analogi Bentuk

IV. ASPEK SEMANTIK PERISTILAHAN
4.1 Penterjemahan
4.2 Asas penterjemahan
4.3 Perangkat Istilah yang Bersistem
4.4 Sinonim dan Kesinoniman
4.5 Homonim dan Kehomoniman
4.6 Hiponim dan Kehiponiman
4.7 Kepoliseman

V. ISTILAH SINGKATAN DAN LAMBANG
5.1 Singkatan
5.2 Lambang Huruf
5.3 Akronim
5.4 Satuan Dasar SI
5.5 Bilangan
5.6 Lambang Gambar

VI. EJAAN DALAM PERISTILAHAN
6.1 Ejaan Fonemik
6.2 Ejaan Etimologi
6.3 Transliterasi
6.4 Transkripsi
6.5 Ejaan Nama
6.6 Penyesuaian Ejaan
6.7 Gugus Konsonan Akhir
6.8 Penyesuaian Akhiran Asing
6.9 Imbuhan Asing

Senin, 20 Juni 2022

Diktat Civics 1973

"Diktat ini merupakan ikhtisar dari pelajaran Civics", demikian yang tertera di KATA PENGANTAR. "Oleh karenanya yang dicantumkan di sini hanya pokok-pokoknya saja, adapun uraian atau penjelasan secara panjang lebar dapat dijumpai dalam buku-buku pelajaran Civics. Namun demikian serba ringkas diktat ini dapat dipakai sebagai pegangan atau penuntun dalam menghadapi ujian akhir ataupun dalam menghadapi testing." (Saya mengutip kata-kata ini sambil menyesuaikan dengan tata bahasa yang sekarang.)


Jadi seandainya kamu murid sekolahan tahun 1970-an, kamu enggak perlu repot-repot membuat ringkasan pelajaran Civics (Kewarganegaraan?) di buku tulis sebab penyusun diktat ini telah berbaik hati melakukannya untukmu. Maka diktat ini wajib dimiliki oleh kamu-kamu yang akan menghadapi "ujian" akhir" atau "testing" pelajaran Civics. Kamu tinggal membuka-bukanya, membaca dan menghafalkan ratusan pokok di dalamnya secara kilat lagi terburu-buru pada detik-detik menjelang ulangan. (Kita enggak tahu mana saja yang bakal keluar, kan?) 

Karena itulah saya kesulitan meringkaskan isi diktat ini. Toh diktat ini sendiri sudah merupakan ringkasan ... setebal 43 halaman! 

Sebagai gambaran besar, pokok-pokok pelajaran Civics dalam buku ini ditandai dengan nomor-nomor dan terbagi menjadi tiga materi, yaitu:
1. Pancasila (30 pokok)
2. UUD 1945 (66 pokok)
3. Hal lain-lain (115 pokok)
    a. Peradilan di Indonesia
    b. Orde Baru
    c. PBB
    d. Pemilu
    e. dan sebagainya.

Buat saya sendiri, yang tidak sedang akan menghadapi "ujian akhir"/"testing" dengan materi-materi di atas dalam waktu dekat, membaca diktat ini secara "santai" kurang memasukkan apa-apa tentu saja :v
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...