Kamis, 24 Februari 2011

Perencanaan SDH, ruang IV, 7.10, hari ini

I
deru angin mengeringkan gigi. aku pasti tengah merengut, di tengah gersang nan mengepung. kasar menguning, dihadang seonggok raksasa cadas cokelat. sengaja aku rubuh agar menghadap langsung mozaik warna di mana ku bernaung. tajam menghujam tubuhku, tak mengapa. terlena aku mengharap putihku, kuningku. waktunya bukan sekarang, lirih bisik sanubari. nafas terhela. tak bisa diangkat tumpukan batu di dada. telah kubunuh si juru tuntut. pasak berlumur merah lengket bergulir juga dari tanganku. dia mungkin hidup lagi, tapi beruntung aku, kini dia tidak. kujemba kelegaan meski terasa himpitan. ada yang kunanti, ia tak kan sampai kini. jemari ini terlalu lembam untuk mengguratkan kata-kata berjiwa. lembam... aku tak mau berpikir ada setan. kareka jika aku berpikir lebih jauh, sadarlah aku, kakiku ini mungkin telah salah berpijak, selama ini. jadi dengarlah ratapanku, tuhaaaaaaaaan... aku ingin hilang!

membuncah jadi cercah. cahaya nan menggoda. hidupkan hasrat jadi montir, dunia.

II
uh, jemu, sendu, biru, kelabu, kumau kamu buatku tergugu, membasuh pilu perasuk hatiku, peluruh lugu pengganggu jalanku, pengayuh peluru menuju dambaku, huuu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain

  • Tempo Nomor 20/XXXI/15 – 21 Juli 2002 - ISSN : 0126-4273 Rp 14.700 Dalam edisi ini, sedikitnya ada 3 kumpulan artikel yang menarik buat saya. Yang pertama adalah… Read more Tempo Nomor 20/XXXI/1...
    4 minggu yang lalu
  • Berkata Tidak - Aku dapat berkata tidak. Ketika aku masih anak-anak, aku takut berkata tidak. Aku melihat orang tuaku menyurutkan cinta dan perhatian mereka bila aku tidak...
    1 tahun yang lalu
  • Tentang Stovia - Tulisan berjudul "Stovia yang Melahirkan Kebangsaan" (*Kompas*, 28/5) telah menyadarkan kita tentang arti penting nilai-nilai kebangsaan yang dibangun para...
    6 tahun yang lalu