Awalnya, saya berpikir-pikir, seandainya saya mesti berwirausaha, maka jenis wirausaha apakah yang dalam rantai produksi, distribusi, dan konsumsinya ramah lingkungan? Seketika muncul jawaban bahwa salah satu contohnya adalah pertanian organik. Sepertinya terlalu megah mengkhayalkan menjadi pemilik pertanian organik, karena itu, untuk realistisnya, sebaiknya saya mulai dari berkebun kecil-kecilan di rumah.
Adapun untuk mesin jahit, saya ingin berfokus pada permak dan daur ulang baju rusak atau bekas. Kalau bisa, saya tidak hendak membeli kain atau baju baru karena tidak bisa memastikan apakah rantai produksinya merusak alam atau tidak. Kita tahu limbah tekstil merupakan salah satu limbah berbahaya, dan saya khawatir limbah dari baju yang saya kenakan termasuk yang mematikan ekosistem Sungai Citarum. Selain itu, ada teman saya sendiri yang merupakan pekerja dari semacam pabrik rodi penghasil produk tekstil. Ia bekerja lebih lama daripada pegawai kantor dalam sehari, namun upahnya mengenaskan. Mengenai ini, ada tayangan dokumenter menarik tentang realita di balik industri tekstil.
Kalau tidak bisa, karena saya memang tidak punya banyak uang, terpaksa saya beli seperlunya saja kebutuhan saya di Car Free Day Buah Batu atau mana pun yang harganya dibanting sangat murah. Saya tidak bisa memungkiri bahwa pada dasarnya saya hanya makhluk ekonomi yang berhasrat memiliki dengan pengorbanan sesedikit mungkin.
(Sementara itu, sembari menulis ini, saya menyadari bahwa mesin jahit yang saya miliki membutuhkan daya listrik agar dapat dioperasikan. Tetapi, menggantinya dengan mesin jahit manual pun rasanya keterlaluan. Kecuali karena suatu keadaan saya tidak bisa memanfaatkan mesin jahit listrik itu lagi sehingga saya mesti memiliki mesin jahit yang lain, maka kuatkah iman saya untuk menggunakan yang manual saja?)
Tetapi, walaupun saya sudah memiliki fasilitas dan hendak memulai secara kecil-kecilan dulu, rasanya sulit karena itu bukan passion saya. Maksudnya, selama ini saya merasa telah memiliki passion dalam suatu hal. Saya tahu rasanya memiliki passion yang menjadi tenaga saya untuk berkarya. Dengan passion, saya bisa memprioritaskan suatu hal di atas hal lain dan memikirkannya terus sehingga menghasilkan banyak ide. Tetapi, untuk berkebun dan menjahit, saya tidak merasakannya. Karena itu, saya ingin dalam kedua hal tersebut saya bisa memiliki nafsu yang sama seperti yang saya alami terhadap hal lain yang saya anggap sebagai passion itu.
Ide menulis diambil dari 365 Days of Writing Prompts (oleh The Editors WordPress.com, hak cipta © 2013 oleh The Daily Post) tanggal 22 Januari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar