Akhirnya Dian mengaku kalau ia menyukai
Binar. Tapi lelaki itu telah memutuskan untuk tidak menikah.
Di hadapan Dian yang menangisi penolakan
itu, aku mendecak kesal. “Lelaki sialan! Dengan banyaknya wanita kesepian di
dunia ini dia malah memutuskan untuk tidak menikah. Pemikiran macam apa itu?”
“Tapi bukannya kamu juga memutuskan untuk
tidak menikah?” sela Dian.
“Tapi itu masuk akal. Jumlah lelaki lebih
sedikit daripada perempuan. Sebagian homo, sebagian lagi monogami. Memang harus
ada perempuan yang mengalah.”
Lagipula gagasan itu kedengarannya mulia
ketimbang terjebak dalam pemikiran bahwa dirimu adalah perempuan tidak laku.
“Tapi sebetulnya… Binar cintanya sama kamu.
Dia memutuskan begitu karenamu.”[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar