Judul : Serial Akta: Gendut Oke, Hitam...
Pengarang : Jazimah Al-Muhyi
Penerbit : Era Novfis, Solo, 2003
Penerbit : Era Novfis, Solo, 2003
Sudah lama tidak membaca fiksi islami, yang mesti banyak selipan dakwahnya, membuat saya menarik novel tipis ini dari rak di kontrakan teman. Terdiri dari beberapa belas cerita pendek yang meski berdiri sendiri-sendiri namun saling berkaitan antar satu sama lain, bahasa tutur novel ini amat ringan dan tamat sekian jam dibaca. Secara sasarannya anak SMA (karena tokoh-tokohnya masih pada duduk di bangku SMA), sekiranya ceritanya tidak harus sesimpel ini. Setiap peristiwa tidak banyak dijabarkan melainkan hanya diceritakan seperlunya saja. Selain itu, muatan dakwahnya sendiri saya rasa cukup berat. Saya katakan cukup berat karena jika saya memposisikan diri sebagai yang menjadi sasaran dakwah novel ini, akan berat bagi saya rasanya jika harus mengubah kebiasaan saya sebagaimana yang tokoh utama--Akta--dalam novel ini inginkan.
Tokoh utama serial ini, Akta, adalah seorang siswi SMA yang begitu memegang teguh prinsip ideal seorang muslimah. Ya, biarpun masih duduk di bangku SMA, tapi pembawaannya serius sekali, baik soal keislaman maupun studi. Sekilas si Akta ini tampak sempurna dan ideal. Akidah, otak, finansial, fisik, sepertinya tidak ada masalah berarti jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, yang pada bermasalah dan si Akta inilah yang jadi pemecah masalahnya. Saya membayangkannya bagai teman-teman saya, mbak-mbak yang aktif di lembaga dakwah tapi aktif juga di kelas, ber-IP tinggi, dan belum prestasi lainnya.
Kalau anda adalah anak muda yang masih haus mencari kesenangan dunia dan belum siap jadi alim (meski ilmu akhirat mesti ditimba sedini mungkin), saya tidak menyarankan anda membaca novel ini. Mengapa? Karena setelah menyelesaikannya, anda mungkin akan jadi merasa amat berdosa. Atau anda akan jadi sebal sama Akta yang kok-sebegitunya-sih-bersikap. Atau bisa jadi malah muncul rasa antipati, "ah, beragama nggak meski segitunya kali..." Tapi anda bilang seperti itu apakah karena pondasi ilmu akhirat anda memang sudah kuat atau hanya asal bunyi saja karena tidak ingin dipojokkan sebagai seorang pendosa? Jika tidak ingin merasa dihakimi oleh fiksi islami yang tidak begitu anda doyani, sebaiknya anda jejali dulu otak anda dengan ilmu akhirat sebanyak-banyaknya.
Tokoh utama serial ini, Akta, adalah seorang siswi SMA yang begitu memegang teguh prinsip ideal seorang muslimah. Ya, biarpun masih duduk di bangku SMA, tapi pembawaannya serius sekali, baik soal keislaman maupun studi. Sekilas si Akta ini tampak sempurna dan ideal. Akidah, otak, finansial, fisik, sepertinya tidak ada masalah berarti jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, yang pada bermasalah dan si Akta inilah yang jadi pemecah masalahnya. Saya membayangkannya bagai teman-teman saya, mbak-mbak yang aktif di lembaga dakwah tapi aktif juga di kelas, ber-IP tinggi, dan belum prestasi lainnya.
Kalau anda adalah anak muda yang masih haus mencari kesenangan dunia dan belum siap jadi alim (meski ilmu akhirat mesti ditimba sedini mungkin), saya tidak menyarankan anda membaca novel ini. Mengapa? Karena setelah menyelesaikannya, anda mungkin akan jadi merasa amat berdosa. Atau anda akan jadi sebal sama Akta yang kok-sebegitunya-sih-bersikap. Atau bisa jadi malah muncul rasa antipati, "ah, beragama nggak meski segitunya kali..." Tapi anda bilang seperti itu apakah karena pondasi ilmu akhirat anda memang sudah kuat atau hanya asal bunyi saja karena tidak ingin dipojokkan sebagai seorang pendosa? Jika tidak ingin merasa dihakimi oleh fiksi islami yang tidak begitu anda doyani, sebaiknya anda jejali dulu otak anda dengan ilmu akhirat sebanyak-banyaknya.
Nama asli zeus siapa
BalasHapus