Jumat, 22 November 2019

Afirmasi Positif dengan Soundtrack Kesatria Baja Hitam

Saya enggak ingat pernah begitu menggemari Kesatria Baja Hitam. Yang saya ingat cuma sepertinya saya punya kasetnya. Tapi, enggak banyak memori tentang kaset itu selain, alih-alih lagu, yang saya dengar malah sepertinya dialog dari serialnya di TV. Entahlah. Yang jelas entah di mana kaset itu berada kini.

Kemudian di Youtube bermunculan video-video opening serial Jepang zaman baheula, dengan dubbing lirik yang dimodifikasi begitu rupa sehingga menggelikan, atau menggeuleuhkan, di antaranya "Ksatria Batang Hitam Intro" dari fluxcup. Tapi, ketika menyimak video tersebut pada awalnya pun, nostalgia saya enggak terbangkitkan.

Lalu, entah bagaimana, saya bertemu video opening Kesatria Baja Hitam yang asli. Maksudnya, bukan yang versi original Jepang, melainkan versi Indonesia yang dulu setiap petang menemani adik-adik yang manis di rumah--yang pernah tayang di RCTI. Lalu, entah bagaimana, barulah saya tergugah oleh lagu itu, terutama pada aransemennya. Saya enggak menguasai musik; kalau boleh menebak, suara instrumen yang paling saya senangi dalam aransemen ini berasal dari bas dan synthesizer ...? Kalau disetel dalam volume kencang, kedengarannya mantap sekali. Baru saya menyadari, betapa kerennya lagu ini.

Omong-omong soal synthesizer, kemungkinan karena saya penikmat lagu-lagu '80-an, maka instrumen ini kena di telinga saya.

Hingga muncullah "OST Ksatria Baja Hitam RX (Full Album)" di rekomendasi saya.


Dalam album ini, saya tidak hanya dapat mendengarkan opening yang sudah saya kenal, tapi juga keempat lagu lain yang mungkin baru kali ini saya dengar--atau sepertinya sudah pernah saya dengar, hanya saja saat itu saya masih terlalu kecil atau tidak tertarik sehingga tidak terekam dalam kenangan.

Sayang sekali, sampai ini ditulis, pengunggah belum menyertakan judul masing-masing lagu, sehingga saya akan menyebut tiap-tiapnya sebagai:

Lagu Pertama
Lagu Kedua
Lagu Ketiga
Lagu Keempat
Lagu Kelima
Lagu Keenam

Lagu Pertama dan Lagu Kedua sebenarnya sama saja. Hanya saja Lagu Kedua sepertinya lebih panjang dan disertai suara-suara dari adegan laga. Kekerenannya (entah bagaimana) enggak usahlah dipersoalkan lagi. Resapilah betapa heroik liriknya ...

Wake up! Wake up! Wake up! Wake up! Wake up!
Sinar terang diriku selimuti diri
Apabila (?) hai engkau seorang kesatria
Perangilah perasaan takutmu itu
Bumi akan dikuasai kekejaman
Bangunlah kesatria, bangun berdiri
Dengan bantuan sinar lindungi bumi
Bangunlah kesatria, bangun berdiri
Dengan rasa cinta, takut dikalahkan
Kesatria baja hitam, maju terus
Kesatria baja hitam, pantang mundur
Kesatria baja hitam, RX!

... yang secara tidak semena-mena dirusak oleh fluxcup. Geuleuh uink.

Beberapa komentar bilang lagu ini cocok sebagai pengiring berkendara motor, biar berasa Kesatria Baja Hitam lagi naik Belalang Tempur.

Lagu Ketiga langsung menangkap telinga saya, maksudnya ear-catchy. Entah bagaimana, lagu ini kedengarannya sangat soundtrack jejepangan jadul sekali, lengkap dengan suara seruling di tengah-tengah.

Dalam pertarungannya seorang diri
Pada waktu lelah dan jatuh tergesa
Dengan mata terpejam wajah menengadah
Dia selesaikan tugas-tugasnya
Sepi, hati ini
Semilir angin bertiup sepoi-sepoi
Sepi, hati ini
Tapi kau tidak seorang diri
Seseorang di sana mencintaimu
Seseorang di sana mempercayaimu
Seseorang di sana memperhatikanmu
Seseorang ... di sana

Seketika terbayang oleh saya seorang ketua OSIS SMA yang, karena notabene wibu, mendapat penolakan dan pertentangan yang bertubi-tubi dari para anak buahnya sendiri. Tapi, dengan kekuatan bulan, akibat pengaruh sekian banyak anime dan dorama yang telah dia tonton, yang selalu menyuarakan pentingnya cinta, persahabatan, kerja sama, dan masa muda yang indah, dia mendapat kekuatan untuk terus berjuang--against all odds. Sembari dalam sanubarinya memendam harapan agar ia dapat balikan dengan seseorang yang dikiranya masih mencintainya, mempercayainya, dan memperhatikannya, yaitu mantannya sewaktu SMP, seorang mangaka aspiran yang terancam jadi seniman kere. (Cerita apaan sih ini?!?!?!)

Nah, sampai di Lagu Keempat saya menyadari betapa sesungguhnya soundtrack Kesatria Baja Hitam ini sangat motivational. Simak saja lirik berikut ini.

Jelas, ku kan kembali untuk membela kebenaran
Gelora ... (?) membisu mencari kedamaian
Menggenggam semangat yang tak padam
Ikuti langkah hasratku
Telah kubulatkan tekad
Berjuang selamatkan dunia
Berpacu mengejar cita-cita
Agar damai di dunia
Aku siap berkorban 
Menentang iblis yang jahat 
Jelas, ku kan kembali untuk membela kebenaran
Demi masa depan bagi bumi yang tercinta
Tetap mengabdi (a ... a ... a ...)
Tetap mengabdi (a ... a ... a ...)
Kesatria baja hitam penegak keadilan
Berjuang menentang kejahatan yang ada di muka bumi
Berpacu mengejar impian
Berjuang sebagai kesatria
Kau wujudkan sebuah keinginan
Membela seluruh manusia
Dengan semangat tak padam 
Bertempur selamatkan dunia

Bolehlah kita modifikasi sedikit.

Jelas, ku kan kembali untuk membela kebenaran
Gelora ... (?) membisu mencari kedamaian
Menggenggam semangat yang tak padam
Ikuti langkah hasratku
Telah kubulatkan tekad
Berjuang selamatkan bangsa
Berpacu mengejar cita-cita
Agar damai di NKRI
Aku siap berkorban 
Menentang korupsi yang jahat 
Jelas, ku kan kembali untuk membela kebenaran
Demi masa depan bagi negeri yang tercinta
Tetap mengabdi (a ... a ... a ...)
Tetap mengabdi (a ... a ... a ...)
Pegawai negeri sipil penegak keadilan
Berjuang menentang kejahatan yang ada di nusa bangsa
Berpacu mengejar impian
Berjuang sebagai abdi negara
Kau wujudkan sebuah keinginan
Membela seluruh rakyat
Dengan semangat tak padam 
Bertempur selamatkan Indonesia

Kebetulan, seleksi CPNS telah kembali dibuka. Lagu ini pantaslah menjadi soundtrack pengiring para calon CPNS yang telah berkali-kali mengikuti seleksi, tapi belum lolos juga.

Jelas, ku kan kembali untuk mengikuti seleksi ....
Demi masa depan bagi orang tua yang tercinta ....

Berlari, berlari, dan menerjang
Kesatria baja hitam
Pecahkan semua teka-teki
Yang penuhi dunia hitam
Mari bertempur
Mari berlaga
Berjuang selamatkan bumi
Dari sang kegelapan
Kegelapan ....
Melindungi bumi dan memberi kedamaian
Juga tugasku sebagai seorang kesatria
Menentang kekejaman
Mencari keadilan
Meminjam tenaga, tenaga sang surya, yang sangat berarti
Kami berjuang, kami menentang, menentang iblis penguasa
Tak lelah berjuang ....

Lagu Kelima malah mengingatkan saya pada Detektif Conan. Mungkin karena ada kalimat "pecahkan semua teka-teki", sehingga kesannya seperti cerita detektif alih-alih kesatria.

Seandainya saya bocah TK atau SD yang sudah kebanyakan mendengarkan lagu ini, kemungkinan sesekali saya akan berteriak sendiri mengagetkan orang-orang di sekitar saya, "KEGELAPAAAN ...!" walaupun sesungguhnya tema ini baru akan relevan dua puluhan tahun setelahnya ....

Selain itu, saya baru tahu bahwa kesatria baja hitam ternyata punya kesadaran lingkungan, sebab ia menggunakan tenaga surya untuk kekuatannya. Tenaga surya lo, bukan tenaga batu bara--dia sustainable! Sayang sekali apabila pesan tersirat ini enggak sampai pada anak-anak kecil penggemarnya yang kini sudah pada jadi om-om. #keplak

Kupendam hasrat hatiku
Yang terkubur di dalam dada
Tak peduli luka dan dahaga
Selamat pagi bumi tercinta
Amarah, terpendam emosi
Resah, menikam bayangku
Tuhan, ulurkan tanganmu
Sungguh ku tetap mengabdi
Langit pun cerah kembali
Impianku sang kesatria
Dinginnya embusan angin
Menambah bekunya di hati
Tunaikan tugas semata
Dengan keberanianku

Nah, Lagu Keenam ini hawanya agak religius. Di samping nadanya rada-rada sendu, dibandingkan dengan lagu-lagu sebelumnya yang sangat bersemangat, juga ada kalimat, "Tuhan, ulurkan tanganmu ...." Karena entah tangan Tuhan itu seperti apa, mungkin lebih tepat kalau kalimatnya begini:

Tuhan, tolonglah hamba-Mu
Sungguh ku tetap mengabdi ....

Jadi abdi Tuhan, kurang religius bagaimana tuh?

Lagu ini juga sepertinya masih relevan soal menjadi abdi negara.

Selamat pagi negeri tercinta
Impianku sang PNS
Tunaikan tugas negara

Saya telah mendengar beberapa lagu dari album ini dalam versi aslinya, maksudnya yang berbahasa Jepang. Tapi, sebagai anak Indonesia yang tidak mengerti bahasa Jepang, saya berpendapat bahwa versi Indonesialah yang terbaik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain