Kamis, 29 Agustus 2013

Belajar Jerman, Mengapa Tidak? (1 dari 2)

Bagaimana cara termudah untuk belajar bahasa Jerman?

sumber
Sebagian orang mungkin sudah mengenal bahasa Jer­man sejak di SMA, sebagai mata pelajaran bahasa asing se­lain bahasa Inggris. Tapi program yang saya ikuti di SMA tidak mengganggap bahasa ini—bahkan bahasa asing manapun selain bahasa Inggris!— sebagai mata pe­lajaran yang esensial. (Jangan tanya program apa di SMA mana.)

sumber
Maka saya mulai dengan membeli buku petunjuk belajar ba­hasa Jerman[1] yang saya temukan secara kebetulan di bar­gain book centre Gramedia. Topik demi topik saya ba­ca. Soal di tiap-tiap akhir topik saya kerjakan. Uraian da­lam buku ini cukup mudah. Tapi sampai di topik me­nge­nai perubahan tenses, saya angkat tangan.

Saya juga mengumpulkan berbagai materi peninggalan orang­tua, meliputi kamus, buku bantu bacaan, sampai vo­cabulary cards (tapi saya tidak kenal seorangpun di ke­lu­arga saya yang mengenal bahasa ini, waha). Klasik, ta­pi se­ju­jurnya untuk pembelajaran awal tidak memadai. Ti­dak satupun memuat soal tata bahasa, bahkan cara peng­ucapan.

Adik saya diberikan mata pelajaran bahasa Jerman di SMA, tapi tanpa buku teks. Membaca catatannya yang di­tulis tangan dan entah kini disimpan di mana juga ra­sa­nya tidak menarik.

Walau begitu, ketika ke toko buku (obralan) dan me­ne­mu­kan buku berbahasa Jerman yang murah-meriah, sa­ya ambil juga (tentu dengan meninggalkan uang di kasir) un­tuk dibaca kelak ketika sudah mampu me­mahami.

Kontak pertama saya dengan bahasa Jerman sebetulnya di­mulai sejak kecil—seingat saya. Yaitu lewat la­gu “Du” da­ri Peter Maffay. Lagu ini seakan lagu yang wa­jib ada dalam album-album Evergreen Hits. Dipandu pe­tun­juk da­ri buku yang telah dibeli, melalui lagu ini saya mu­lai be­la­jar cara pengucapan kata-kata dalam bahasa Jer­man.

Penelusuran dengan kata kunci “belajar bahasa jerman” di Google juga sudah saya lakukan. Tapi beberapa hasil yang saya peroleh tidak memuaskan, tidak mudah di­me­ngerti.

sumber
Mentok dengan yang sebelum-sebelumnya, saya mem­be­li buku petunjuk belajar bahasa Jerman yang lain[2], yang lebih tebal. Saya pernah melihat buku itu se­be­lum­nya di rak milik sepupu-jauh saya. Sepertinya bisa di­per­ca­ya. Tapi isi Lektion 1 buku ini ternyata tidak lebih se­der­hana.

Jiwa eksplorasi yang bikin saya berasa Dora kembali mun­cul. Kali ini saya mengandalkan 4shared. Saya juga ingin menemukan lagu(-lagu) berbahasa Jerman selain “Du”, kalau bisa yang tersedia pula liriknya. Sebelumnya sa­ya sudah temukan yang cukup enak didengar seperti “Ich Habe Angst von deine Kussen” dari Clarissa May dan “Keine Angst” dari Gaby Vesper. Namun kedua lagu ter­sebut berasal dari zaman antah-berantah. Pencarian li­rik­nya tidak mudah.

Situs 4shared ternyata ladang materi be­­la­jar bahasa Jer­man yang subur. Panenan saya mencapai 1,5 gigabyte yang tidak hanya mengenai grammar, vo­cabulary, colloquial, bacaan anak-anak, soal-soal uji kom­petensi, dan teks-teks semacam, tapi juga audio. (Dan tentu sa­ja, lagu-lagu berbahasa Jerman dari zaman an­tah-be­ran­tah—pokoknya lawas!—yiiha banget deh!)

Materi yang sangat menarik berasal dari Foreign Service Ins­titute, Departement of State, digunakan untuk me­nyi­ap­kan para calon diplomat AS yang hendak ditempatkan di Jerman. Materi ini terdiri dari buku teks (pdf) (dengan peng­antar berbahasa Inggris) berjumlah dua volume yang masing-masing berisi 12 unit (total 24 unit), dan di­leng­kapi dengan audio yang durasi per unit mencapai sa­tu jam lebih. Materi ini tentu saja meliputi tata bahasa dan ko­sakata, namun yang jauh lebih ditekankan adalah pe­ngu­asaan dalam pelafalan dengan metode drill. Audio me­nuntun kita untuk mengucapkan kata-kata dan ka­li­mat-kalimat dalam bahasa Jerman yang tertera di teks hing­ga berulang-ulang. (Sampai pegal deh mulut sama te­linga, serius, mana kalimat-kalimatnya diucapkan de­ngan sangat cepat.) Konteks kata-kata dan kalimat-ka­li­mat tersebut tentu saja yang berhubungan dengan su­a­sa­na di kedutaan dan peristiwa-peristiwa terkait, se­hing­ga memberi kita gambaran akan bagaimana pengalaman men­jadi diplomat hehe.

sumber
Berkat lagu “Du” dan materi dari FSI, saya menyadari bah­wa pembelajaran bahasa menjadi lebih menarik de­ngan tidak sekadar mengandalkan teks, tapi juga audio. Yang terpenting adalah kita tahu bagaimana cara meng­u­cap­kan kata-kata dalam bahasa Jerman yang berbeda de­ngan cara kita mengucapkannya dalam bahasa In­do­ne­sia. Karena itulah, ada materi lain berformat mp3 yang menarik perhatian saya. Judulnya “Deutsche Welle Wa­rum Nicht”. Ketimbang hasil unduhannya jangan-jangan me­ngecewakan, lebih baik saya cek dulu di Google.


...disambung di posting berikutnya






[1] Siapapun Bisa Bahasa Jerman oleh Darjat, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2008
[2] Bahasa Jerman—Kursus Lengkap bagi Pemula oleh Paul Coggle, Penerbit Kesaint Blanc, Bekasi, 1995.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain