Kata “grasshopper” mengingatkan saya pada
sebuah lagu bertajuk Lost in the Paradise.
Lagu ini terdapat dalam album Late Night
Tales (2006), yang saya temukan ketika berburu Belle & Sebastian di
4shared. Bukan, bukan band indie asal
Skotlandia itu yang membawakan. Lost in
the Paradise merupakan gubahan seorang musisi Brazil bernama CaetanoVeloso, semula muncul dalam album self-titled pada tahun 1969. Adapun “grasshopper” yang dimaksud dalam lagu ini rupanya bukan belalang
dengan antena, kaki-kaki bergerigi, mata besar, dan doyan lompat-lompat itu,
melainkan sebuah pesawat kecil yang biasa digunakan untuk aktivitas nonmiliter.
Jelasnya bisa ditengok dalam lirik berikut.
Jelasnya bisa ditengok dalam lirik berikut.
I
My little grasshopper
airplane
Cannot fly very high
I find you so far from
my sight
I’m lost in my old in my
own green light
II
Don’t help me, my love
My brother, my girl
Just tell her name
Just let me say who am I
III
Her big white plastic
finger
Surrounds my dark green
hair
But it’s not your
unknown caress
But it’s not your
unknown right hand
IV
I am the sun, the
darkness
My name is green wave, death,
salt,
South American’s my name
World is my name, my
size
And under my name, here
am I
Mendengarkan Lost in the Paradise versi Gal Costa mengawang-awangkan saya ke alam antah berantah, cocok memang sebagai pengantar tidur. Namun cerita
dalam lagu ini agaknya bukan sekadar mengenai seorang perempuan yang terdampar
di padang rumput nan hijau, dan ingin mengenalkan diri pada makhluk-makhluk
asing yang kemudian menemukannya. Lirik yang saya temukan di internet
memperjelas gambaran tersebut, yang tampaknya absurd. Saya coba menelusuri barangkali ada yang pernah menginterpretasi lagu ini sebelumnya, namun tidak mudah. Jadinya seperti memecahkan
teka-teki dalam sebuah puisi (yang sebenarnya belum pernah saya lakukan :P).
“You” dalam bait pertama agaknya merujuk
pada “my little grasshopper airplane”,
semacam kendaraan bagi “I” namun
tidak bisa membawa “I” ke mana-mana. Letaknya jauh, pun tidak bisa
terbang tinggi. Padahal “I” sedang
kesasar. Kesasarnya “I” di tempat
yang disebutnya “my old my own green
light” mengesankan bahwa “I”
merasa asing dengan sesuatu yang sesungguhnya ia telah lama miliki, yang
notabene mencerahkan.
Tapi “I” tidak mau ditolong oleh yang
disebutnya “my love”. “My love” bisa berarti “my brother” dan “my girl”, dua orang dengan jenis kelamin berbeda (kecuali kalau
ternyata transgender), juga bisa berarti orang yang berbeda—yang ia kasihi. Setidaknya
ia memiliki orang(-orang) yang dekat dengannya, ia tidak sendiri. Alih-alih
ditolong, “I” lebih ingin mengetahui
identitas seseorang yang disebutnya “her”
sekaligus mengungkapkan siapa dirinya. Tapi jangan-jangan “her” yang dirujuk oleh “I”
adalah dirinya sendiri. Ada keinginan untuk mengenal (atau dikenal) di sini.
Namun di
bait berikut “her” agaknya merujuk
pada “you”. Saya bayangkan “her” sebagai semacam boneka (karena tangannya
dari plastik) raksasa (dan besar), dan berkulit putih. Tangan kanan boneka
tersebut pernah hilang, tapi telah terpasang kembali ketika bertemu dengan “I”. Boneka tersebut tampaknya menyayangi
“I”, karena ia membelai rambut “I” yang hijau gelap. Namun, lagi, “I” merasa asing (“unknown”) dengan sesuatu yang menunjukkan keintiman (“caress”). Pun “I” tahu bahwa tangan kanan boneka tersebut bukanlah tangan yang sama, barangkali karena rasa belaiannya berbeda. Ada kesan bahwa
telah ada hubungan antara “her”/”you” dengan “I” sebelumnya, sehingga “I”
bisa mengenali perbedaan ketika berinteraksi dengan “her”/”you” lagi. Namun
sejak dulu ada hal pada “her”/”you” yang tidak diketahui (“unknown”) oleh “I”. Dengan demikian walau “I”
kenal dengan “her”/”you”, tapi “I” masih merasa asing.
Eh. Sebenarnya "plastic" bisa dimaknai sebagai kepalsuan. Sehingga kiranya "I" merasa asing dengan "her"/"you" ialah karena ia melihat kepalsuan pada diri "her"/"you". Hal mana ditunjukkan dengan penyangkalan "I" terhadap apa yang ada pada "her"/"you" ("it's not..."). Padahal "I" menghendaki kesejatian, yang ditunjukkan dengan keinginan akan pengungkapan identitas sebagaimana pada bait II.
Eh. Sebenarnya "plastic" bisa dimaknai sebagai kepalsuan. Sehingga kiranya "I" merasa asing dengan "her"/"you" ialah karena ia melihat kepalsuan pada diri "her"/"you". Hal mana ditunjukkan dengan penyangkalan "I" terhadap apa yang ada pada "her"/"you" ("it's not..."). Padahal "I" menghendaki kesejatian, yang ditunjukkan dengan keinginan akan pengungkapan identitas sebagaimana pada bait II.
Maksud “I” untuk mengungkapkan dirinya pun
sampai. “I” mengibaratkan dirinya
dengan matahari sekaligus kegelapan. “I”
bagai gelombang yang memancarkan rona hijau. “I” juga tampaknya memiliki rasa
kebangsaan (“South America’s my name”).
Apabila idiom salt of the earth bermakna
orang yang baik dan jujur, agaknya salt
of the South America bisa dianggap bermakna serupa. Namun demikian “salt” konon bisa menyebabkan kerentananpada kematian (“death”). Bukankah
dinamakan Laut Mati karena memiliki kandungan garam yang tinggi? Dan dari “South America” ke “world”, “I” menyimbolkan
dirinya sebagai sesuatu yang besar—semakin besar.
Saya
cukupkan interpretasi kacau lagi pas-pasan ini. Sekiranya interpretasi saya akan lain apabila yang akrab di telinga saya bukanlah versi yang dinyanyikan Gal Costa (perempuan), melainkan Caetano Veloso (laki-laki) sendiri misal.
Bisa disimpulkan bahwa lagu ini sarat simbol. Inti yang saya tangkap adalah universalitas: keberagaman membentuk kebesaran. Keberagaman diartikan sebagai paduan hal-hal yang kontradiktif. Hal-hal yang antar satu sama lain terasa berlawanan ternyata berdekatan, bahkan menyatu dalam sosok “I”. Dimulai dari judul: “lost”—kesasar, memiliki makna bahwa kita berada di tempat yang asing; “paradise”—surga, padahal tempat tersebut merupakan sesuatu yang kita incar; pun interpretasi saya pada bait I dan III; semua menunjukkan keterasingan pada sesuatu yang seharusnya dikenali, bahkan dekat. Lalu “my brother” dan “my girl”—laki dan perempuan sama dikasihi (“my love”). Lalu kepalsuan ("plastic") dan kesejatian ("who am I"). Lalu “the sun” dan “the darkness”. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah makna dari “green”, tersurat dan tersirat. Kata ini diulang melulu, jelas simbol. Saya kira umumnya “grasshopper airplane” berwarna hijau, dan “South America” pun tanah yang hijau (=subur) apabila mengingat kerimbunan hutan Amazon. Hijau adalah warna kehidupan, konon warna surga. Lantas hijau disandingkan dengan “death” dan “salt”—kehidupan dan kematian.
Bisa disimpulkan bahwa lagu ini sarat simbol. Inti yang saya tangkap adalah universalitas: keberagaman membentuk kebesaran. Keberagaman diartikan sebagai paduan hal-hal yang kontradiktif. Hal-hal yang antar satu sama lain terasa berlawanan ternyata berdekatan, bahkan menyatu dalam sosok “I”. Dimulai dari judul: “lost”—kesasar, memiliki makna bahwa kita berada di tempat yang asing; “paradise”—surga, padahal tempat tersebut merupakan sesuatu yang kita incar; pun interpretasi saya pada bait I dan III; semua menunjukkan keterasingan pada sesuatu yang seharusnya dikenali, bahkan dekat. Lalu “my brother” dan “my girl”—laki dan perempuan sama dikasihi (“my love”). Lalu kepalsuan ("plastic") dan kesejatian ("who am I"). Lalu “the sun” dan “the darkness”. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah makna dari “green”, tersurat dan tersirat. Kata ini diulang melulu, jelas simbol. Saya kira umumnya “grasshopper airplane” berwarna hijau, dan “South America” pun tanah yang hijau (=subur) apabila mengingat kerimbunan hutan Amazon. Hijau adalah warna kehidupan, konon warna surga. Lantas hijau disandingkan dengan “death” dan “salt”—kehidupan dan kematian.
Barangkali
saya bisa sampai pada pemaknaan ini karena saya telah memahami kontradiksi
dalam kehidupan saya… ada lah, mau tau aja
:P… Yang jelas menurut Pujiharto dalam Pengantar
Teori Fiksi (lupa terbitan apa tahun berapa), “…karya fiksi dikatakan jujur
apabila peristiwa-peristiwa yang tampak mengkontradiksi prinsip-prinsip utamanya dii[z]inkan masuk ke dalamnya;
dikatakan koheren apabila peristiwa-peristiwa yang mengkontradiksi tersebut mampu berekonsiliasi dengan prinsip-prinsip
utamanya tersebut.” Dengan demikian kontradiksi itu perlu, bahkan menunjukkan
kualitas suatu hal, setidaknya dari kacamata fiksi.
Bagaimanapun
konflik lahir dari kontradiksi. Ada hal yang kita perjuangkan, dan hal(-hal)
yang menghambatnya. Barangkali kebesaran seseorang dilihat dari bagaimana ia mengatasi
kontradiksi tersebut, dan kebesaran tidak lepas dari peranan orang lain. Toh
kontradiksi tidak saja terjadi dalam diri satu individu, melainkan antara
individu satu dengan individu lain. Bukankah “kebesaran” pun memerlukan
pengakuan dari segenap manusia lain?
Ada yang
punya interpretasi lain terhadap lagu ini? Siapa tahu ada kontradiksi dengan
saya punya. :)
tadinya sekadar
ingin mengerjakan prompt dari Write 4 Ten dengan tema “grasshopper”, tapi halaman yang dirujuk mendadak enggak
ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar