Sabtu, 22 Juni 2019

Karya Fiksi Enggak Bisa Bohong

Ia menangis ketika mamanya pergi bekerja. Ia menangis ketika Mama dan Papa bertengkar. Ia menangis ketika memasuki kamar Simbok. Ia terus menangis sembari ditepuk-tepuki Simbok sampai ketiduran.

Dengan teman-temannya pun ia tidak dapat bergaul dengan luwes. Ia lebih suka menyingkir daripada membalas atau sekadar menahan perkataan mereka tentang dirinya.

Ia malu menjadi anak laki-laki yang sensitif. Ia ingin menjadi seperti robot: besar, kuat, dingin, tidak berperasaan. Ia menjadi terobsesi pada robot. Ia suka menonton kartun robot di televisi. Ia mulai menggambar robot. Lama-lama gambarnya berkembang menjadi komik.

Dalam komiknya, ia malah membuat karakter robot yang punya hati dan bisa menangis.[]

June 21, 2019

https://kemudian.com/node/279613

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain