Buka tutup botol pakai kertas? Emang bisa? |
Ternyata
kertas bekas bisa dimanfaatkan untuk membuka tutup botol lo. Teman-teman yang hadir dalam acara Science Film Festival (SFF) 2014 di YPBB Urban Centre hari Rabu (19/11) berhasil membuktikannya saat sesi eksperimen. Caranya
gampang-gampang sulit. Lipat kertas hingga menjadi kaku dan keras, lalu gunakan
prinsip tuas untuk mengungkit tutup botol hingga terlepas. Memang membutuhkan
tenaga yang kuat dan kehati-hatian supaya tidak tergores tepian tutup botol
yang bergerigi tajam.
Manfaat
lain dari kertas berkas ditunjukkan melalui salah satu film yang diputar dalam
acara ini, yaitu Password Green: A Recipe
for Recycling Paper. Film produksi Chile ini menceritakan tentang aktivitas
Sergio dan teman-temannya saat mendaur ulang kertas untuk dijadikan kartu
ucapan selamat datang bagi para murid baru. Caranya juga mudah saja kok. Kertas
bekas dipotong-potong, lalu dihancurkan dalam blender bersama banyak air.
Setelahnya, celupkan saringan berbingkai pada bubur kertas tersebut lalu alasi
dengan kain. Gunakan spons untuk menyerap kelebihan air. Bubur kertas akan
merata pada permukaan kain alas. Kain itu lalu dijemur hingga bubur kertas yang
menempel padanya mengering dan siap digunakan sebagai kertas. Tinggal dihias
deh. Kertas daur ulang ini juga bisa dijadikan poster, ijazah, dan sebagainya.
Selain
pemanfaatan kertas bekas, dalam acara ini kita juga dapat belajar banyak hal
lagi melalui film-film dan eksperimen lainnya yang disuguhkan oleh kakak-kakak
relawan dari Goethe Institute.
Dalam Hassani and His Whale Sharks, misalnya,
kita dapat belajar mengenai konservasi hewan. Film produksi Jerman ini
menceritakan tentang Hassani, bocah dari Pulau Mafia, Tanzania, yang memiliki
kepedulian sangat tinggi terhadap ikan hiu paus. Ikan hiu paus rentan terluka
oleh jala yang dilemparkan nelayan setempat. Hassani sampai mengunjungi
Kementerian Perikanan dan mengusulkan pada pihak yang berwenang supaya jala
dilemparkan pada waktu tertentu saja, sehingga pada waktu selebihnya ikan hiu
paus dapat berkeliaran dengan bebas. Ia juga berbicara pada nelayan dan
teman-teman sebayanya mengenai pentingnya menjaga kelangsungan hidup ikan hiu
paus di lautan. Film ini juga menampilkan kehidupan sehari-hari Hassani yang
relatif sulit sejak ayahnya meninggal. Sungguhpun demikian, ia tetap ceria dan
berperhatian pada lingkungan sekitarnya.
Dalam My Dear Little Planet: The Magic Root,
kita belajar bahwa tumbuhan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai obat. Film
animasi dari Prancis ini menceritakan tentang Zina, seekor laba-laba, yang
sedang sakit. Teman manusianya, Gaston dan Colline, berusaha menolongnya dengan
meminta bantuan seekor burung hantu. Secara ajaib mereka mengerut dan
menunggangi burung hantu tersebut, lalu berkelana mencari sebuah tumbuhan
langka yang tumbuh di air. Dibutuhkan sedikit saja bagian dari tumbuhan itu
untuk mengobati Zina. “Hei, hati-hati, jangan diambil semuanya. Sejumput akar
cukup, sayangku. Dengan begitu tumbuhan itu bisa hidup terus,” demikian kata si
burung hantu. Maka secara tidak langsung kita dipahamkan juga untuk mengambil
secukupnya saja dari alam supaya kelestariannya terjaga.
Potong sedotannya biar makin nyaring bunyinya! |
Adapun
pada eksperimen lainnya, kita diajari cara membuat terompet sendiri dari
sedotan. Tinggal ambil gunting, lalu potong sedotan membentuk V pipih di salah
satu ujungnya dan tiup bagian tersebut sampai terdengar suara yang diinginkan.
Kita dapat mengatur tinggi-rendahnya nada berdasarkan panjang-pendeknya
potongan sedotan. Semakin pendek sedotan, semakin tinggi bunyinya. Menurut
kakak relawan, saat acara pembukaan SFF 2014 pada 13 November lalu ada pertunjukan
musik dengan menggunakan potongan sedotan ini lo. Sayangnya, kakak relawan
tidak ingat berapa senti masing-masingnya untuk dapat menghasilkan nada
tertentu—do, re, mi, fa, dan seterusnya. Kalau ingin mengeraskan bunyi
terompet, kita tinggal menambahkan corong dari kertas. (Nah, satu lagi nih
bentuk pemanfaatan dari kertas bekas!) Dengan begini, kita bisa memeriahkan
tahun baru dengan hasil prakarya sendiri. Asyik, kan. Apalagi tahun baru kurang
dari dua bulan lagi. Tinggal siapkan saja sedotan, gunting, kertas bekas, dan
hiasan lainnya.
Mumpung
pergelaran SFF 2014 masih akan berlangsung sampai akhir November, jangan
sia-siakan kesempatan untuk belajar sains secara cuma-cuma ini. Apalagi
tersedia hadiah menarik bagi peserta yang berpartisipasi dalam eksperimen.
Silakan datang ke tempat penayangan yang terdekat di kotamu. (Ssst, di YPBB
Urban Centre dan ITB masih tersedia banyak tempat! Cuma sampai 22 November lo.)[]
Kontak Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB)
Alamat | Jl.Sidomulyo No. 21 Bandung 40123 |Phone | 022-2506369-082218731619 |Email |ypbb@ypbb.or.id | Facebook | YPBB Bandung |Twitter | @ypbbbdg |Yahoo Messenger | ypbb_humas |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar