Jumlah peserta merosot pada hari kedua
pemutaran film-film SFF 2014 di YPBB Urban Centre (18/11). Kondisi ini rupanya juga terjadi di ITB pada sore sebelumnya. Di ITB
pemutaran film dijadwalkan hanya pada waktu sore, dan pada hari pertama,(17/11), nyaris tidak ada yang menonton selain panitia setempat. Padahal di
daerah-daerah lain di Indonesia, jumlah peserta dapat mencapai ribuan. Demikian
cerita dari kakak-kakak relawan Goethe Institut. Hal ini kiranya dikarenakan
publikasi yang mendadak dan kurang efektif. “Sayang, padahal filmnya bagus-bagus,”
kata Ibu Phebe yang menemani ketiga anaknya pada pergelaran kali ini.
Sebelum acara dimulai, yel-yel dulu! |
Ada film apa saja?
Film yang
diputar pada sesi pertama adalah The Show
with the Mouse: Children Imagine the Future dan Annedroids – New Pals.
Children Imagine the Future memvisualisasikan imajinasi anak-anak akan
masa depan. Menurut suara anak-anak dalam film ini, pada masa depan orang
mungkin bisa membuat elevator yang bisa digunakan untuk ke luar angkasa, bisa
diciutkan dan dimasukkan dalam saku. Orang-orang sangat gemuk karena tidak lagi
bergerak. Mereka menggunakan komputer dan punya lebih banyak jari yang
lincah—satu-satunya yang lincah dari diri mereka. Komputer pada masa itu tidak
seperti komputer biasa melainkan berbentuk laptop yang bisa dilipat seperti
kertas dan dimasukkan dalam saku. Pintu tidak lagi ada, digantikan oleh semacam
pipa yang menghubungkan antar bangunan.
Dengan menekan titik pada layar, secara otomatis orang dapat berpindah melalui
pipa itu. Ada orang yang akan mengumpulkan apapun yang masih dimiliki manusia
bumi dan memindahkannya ke planet lain dengan roket raksasa. Bumi menjadi
seperdelapan lebih kecil. Tidak ada apa-apa lagi di sana. Hanya ada satu suku
yang hidup di sana di satu titik dan mencoba membangun lagi segalanya, bumi
yang baru. Mereka tidak ingin apapun yang berlebihan, hanya menanam yang
diperlukan.
Annedroids – New Pals berdurasi relatif panjang dibandingkan
film-film lainnya yang diputar pada SFF 2014 ini, yaitu hampir tiga puluh
menit. Annedroids sebenarnya serial
dari Kanada dan yang diputar pada acara ini adalah episode pertamanya, yaitu
“New Pals”. Ceritanya tentang Nick yang pindah ke suatu lingkungan baru bersama
ibunya. Ia kemudian berteman dengan Shania, gadis kocak yang doyan merancang
gerakan senam. Saat tengah menunjukkan improvisasi terbarunya—Macan Api—Shania
secara tidak sengaja melontarkan pita senamnya ke balik sebuah lahan yang
tertutup rapat oleh pagar seng. Nick pun hendak membantu Shania mengambilkan
pita tersebut, namun malah bertemu robot—android!—yang sangat besar dan
mengerikan. Rupanya android itu diciptakan oleh seorang gadis jenius bernama
Anne. Ternyata robot dan android itu berbeda lo. Android dapat bertingkah
selayaknya makhluk bernyawa—katakanlah hewan dan manusia. Nah, Anne ingin
menciptakan android baru yang bentuknya menyerupai manusia, namun tidak tahu
cara menghidupkannya. Nick dan Shania pun berinisiatif membantu Anne. Bagaimana
caranya? Mending tonton sendiri deh! Banyak pengetahuan lain mengenai sains
yang kita bisa dapatkan melalui film yang seru sekaligus lucu ini.
Pada sesi
kedua, film yang diputar adalah Energy
Saving, Chasing the Cardinal Direction, Nine-and-a-Half: A Life without
Plastic, dan My Dear Little Planet:
The Ladybug and the Aphid.
Energy Saving merupakan film produksi Jerman berdurasi dua menit, dari director yang sama dengan Children Imagine the Future. Sajiannya
pun mirip, yaitu menyuarakan imajinasi anak-anak akan suatu topik disertai
animasi stop-motion yang menarik.
Topik yang diangkat dalam film kali ini adalah penghematan energi.
Chasing the Cardinal Direction berbagi tips menentukan
arah mata angin selagi di perjalanan, baik dengan secara konvensional maupun
moderen. Uniknya film ini merupakan produksi dalam negeri sehingga dapat terasa
kedekatannya dengan kita. Selain itu, pembawaannya pun agak mirip dengan Dora the Explorer. Tokoh dalam film
seakan-akan dapat mendengar penjelasan yang sedang dibicarakan oleh narator dan
meresponsnya dengan lugu.
A Life without Plastic menceritakan eksperimen yang dilakukan
Johannes, pemuda asal Jerman, untuk hidup tanpa plastik. Banyak sekali barang
yang kita gunakan sehari-hari yang terbuat dari atau mengandung plastik.
Padahal plastik bisa membawa dampak yang buruk bagi kehidupan manusia. Meskipun
begitu, apakah semudah itu meninggalkan plastik sama sekali?
The Ladybug and the Aphid merupakan film animasi dari Prancis.
Ceritanya tentang Gaston dan Colline yang mencoba menyingkirkan kutu-kutu daun
dari kebun dengan insektisida. Namun rupanya insektisida turut membuat
kepik-kepik mati. Padahal kepik adalah pemangsa alami kutu daun. Dari film ini
kita dapat belajar mengenai keseimbangan alam.
Ada eksperimen baru lo
Kakak relawan menjelaskan rahasia sains di balik eksperimen Besar Versus Kecil |
Yang (+) dari YPBB
Pak David menjelaskan cara menggunakan timbangan elektrik di toko organis |
Pemutaran
film-film SFF 2014 di YPBB Urban Centre masih akan berlangsung empat hari lagi
hingga 22 November 2014 pada pukul 10-12.00 dan 13-15.00 WIB. Setelah SFF 2014
berlalu, film-film tersebut tidak boleh dipertontonkan lagi. Menonton parade
film sains yang tidak ditayangkan secara bebas, mencoba berbagai eksperimen,
sekalian belajar gaya hidup organis—kenapa tidak?[]
Kontak Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB)
Alamat | Jl.Sidomulyo No. 21 Bandung 40123 |Phone | 022-2506369-082218731619 |Email |ypbb@ypbb.or.id | Facebook | YPBB Bandung |Twitter | @ypbbbdg |Yahoo Messenger | ypbb_humas |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar