Senin, 17 Februari 2020

Mengenal Mekanisme Pembelaan Psikologik

KITA hidup di dalam dunia yang penuh dengan berbagai macam stres. Penyakit, kesedihan, kecemasan, amarah, ketakutan, keputusasaan dan sebagainya lahir dari jiwa yang dilanda stres. Seperti tubuh yang mempunyai mekanisme pertahanan kala terserang penyakit, demikian pula jiwa, bereaksi dengan berbagai cara, memobilisir berbagai macam mekanisme pembelaan diri bila dilanda oleh stres yang dapat mengancam keutuhan kepribadian. Mekanisme pembelaan ini sesungguhnya hanyalah sebuah cara untuk mempertahankan ekuilibrium (keseimbangan) dalam struktur kepribadian, bertujuan menghilangkan atau setidaknya menjinakkan anxietas (kecemasan) yang dihasilkan oleh situasi emosional yang tidak adekuat tadi.

Kecemasan memang dibutuhkan dalam perkembangan kepribadian sebagai alat pembiasaan yang dapat membawa ke arah kematangan kepribadian. Tetapi jika kecemasan berlangsung dalam waktu lama dengan intensitas yang besar, keutuhan kepribadian dapat terancam.

Berbagai macam mekanisme pembelaan diri dapat lahir dari jiwa yang dilanda stres. Ada yang fisiologis (normal) dan ada yang patologis (tidak normal), dengan kata lain mekanisme pembelaan diri itu disebut fisiologis bila kecemasan yang ada berhasil dihilangkan tanpa menyebabkan gangguan yang berarti pada organisasi kepribadian. Sebaliknya bila mekanisme pembelaan mengorbankan integritas kepribadian maka mekanisme pembelaan diri ini disebut patologis.

Berikut adalah contoh dari beragam mekanisme pembelaan psikologik.

Langsung menghadapi dan membuat penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Contohnya: Ria ingin sekali masuk di fakultas ekonomi pada salah satu perguruan tinggi negeri yang terkenal di kotanya. Tetapi pada saat pengumuman Ria ternyata tidak lulus ujian masuk. Keadaan yang tidak menyenangkan ini dihadapinya dengan terus belajar untuk sukses pada tahun mendatang.

Melarikan diri dari permasalahan. Contohnya: Seperti Ria, Tini juga bercita-cita menjadi seorang sarjana ekonomi. Tetapi pada saat pengumuman Tini ternyata tidak lulus ujian masuk. Keadaan ini membuat Tini kecewa dan berusaha melupakan cita-citanya dengan jalan mengalihkan perhatiannya kepada usaha catering yang dikelola oleh keluarganya. Anto juga sama seperti Tini, tetapi kekecewaan karena tidak lulus ujian membuat Anto melupakan cita-citanya dengan jalan mabuk-mabukan dan pelesiran sana-sini.

Mengadakan kompromi dengan permasalahan. Contohnya: Karena gagal menjadi pemenang pertama dalam sebuah pertandingan olahraga, Ari tetap berusaha, tetapi target yang akan dicapai dikurangi. Ari membuat target baru. Tidak untuk menjadi juara tetapi bisa masuk dalam babak final. 

Ketiga macam mekanisme pembelaan diri di atas merupakan mekanisme pembelaan yang realistik, yaitu langsung ditujukan kepada penyebab kecemasan. Berikut adalah mekanisme pembelaan diri yang tidak realistik, yaitu yang tidak langsung ditujukan kepada penyebab kecemasan.

Fantasi. Dengan berkhayal seseorang berusaha mencapai kepuasan. Pada keadaan tertentu mekanisme ini dapat menimbulkan motivasi untuk lebih berusaha dalam mencapai tujuan. Tetapi kalau tanpa disertai motivasi seseorang dapat berubah menjadi pemimpi belaka. Contohnya: karena kalah dalam pertandingan olahraga, kemudian berkhayal menjadi seorang juara yang dipuja masyarakat.

Penyangkalan. Tidak mau menerima kenyataan yang mengecewakan atau menakutkan. Mekanisme ini sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan sangat efektif dalam menghilangkan kecemasan. Contohnya orang akan menutup mata saat terjadi keadaan yang menakutkan di depan matanya, seperti ketika menonton adegan seram dalam sebuah film, ketika menyaksikan rumah sendiri dilahap api atau ketka menyaksikan orang yang dicintai mengalami kecelakaan lalu-lintas. Dalam keadaan ekstrim mekanisme pembelaan ini tampak jelas pada orang yang dengan tiba-tiba menjadi buta total (padahal organ penglihatannya sehat) setelah mengalami trauma psikis hebat yang tidak mampu diatasinya. Tetapi pada saat masalahnya teratasi penglihatan akan pulih seketika. Mekanisme ini juga tampak jelas pada orang-orang yang tidak mau mengakui kekurangan dan kelemahan pribadinya padahal kekurangannya sudah tampak begitu jelas. Inilah sisi jelek dari mekanisme pembelaan diri dalam bentuk penyangkalan karena bagaimanapun kenyataan-kenyataan yang tidak menyenangkan, maupun kekurangan-kekurangan pribadi sering bermanfaat untuk dilihat sebagai suatu pelajaran.

Rasionalisasi. Mekanisme pembelaan ini sering dipakai dalam kehidupan jiwa yang normal untuk membebaskan diri dari kecemasan oleh suatu sebab yang dilakukan dengan cara memberikan suatu pernyataan atau alasan untuk membenarkan diri sendiri. Contohnya, Tika kemarin tidak masuk kantor. Ketika ditanya oleh bosnya Tika berusaha memberi alasan yang dapat membenarkan dirinya seperti alasan anak sakit atau badan terasa kurang sehat. 

Intelektualisasi. Mekanisme ini hampir sama dengan rasionalisasi tetapi didasarkan pada cara berpikir yang intelek.

Identifikasi. Pada masa perkembangan kepribadian mekanisme ini memegang tempat yang penting sekali, di mana seorang anak laki-laki mengidentifikasikan diri dengan ayahnya, atau dengan orang yang dikaguminya. Kalau pribadi yang diidentifikasi si anak menunjukkan sikap-sikap yang terpuji maka baiklah perkembangan pribadi si anak, celakanya kalau pribadi yang diidentifikasi jelek maka anak akan cenderung menjadi jelek, karena mekanisme ini merupakan mekanisme penyamaan diri dengan orang lain. Tujuan dari mekanisme ini untuk menarik perhatian orang lain, atau untuk menambah harga diri agar menyamai orang yang diidentifikasinya. Meniru gaya rambut, gaya bicara, cara hidup atau cara berpakaian dari orang-orang terkenal karena kurangnya rasa percaya terhadap diri sendiri termasuk dalam mekanisme jenis ini.

Introjeksi. Mekanisme introjeksi penting sekali dalam perkembangan mental anak, karena melalui mekanisme ini anak memasukkan ke dalam dirinya berbagai nilai moral dan kebiasaan baik yang berusaha ditanamkan oleh orangtua atau pendidik. Mekanisme introjeksi adalah mekanisme pembelaan di mana seseorang memasukkan segala kecemasan ke dalam diri-pribadinya, sehingga dapat timbul perasaan diri bersalah, depresi, membenci diri sendiri bahkan dalam bentuk ekstrim orang dapat melakukan bunuh diri.

Projeksi. Kebalikan dari mekanisme introjeksi, mekanisme projeksi merupakan mekanisme pembelaan di mana segala bentuk kecemasan diprojeksikan keluar dari pribadinya. Contohnya karena tidak lulus ujian guru yang dipersalahkan, atau ketika teman-teman kantor bergurau dan tertawa di dekatnya, dia merasa teman-teman kantornya menertawakan dia sehingga timbul perasaan benci terhadap teman-temannya. Dalam bentuk ekstrim mereka yang menggunakan mekanisme projeksi senantiasa menaruh curiga terhadap lingkungannya, jangan-jangan lingkungannya akan berbuat jahat terhadapnya. Keadaan ini disebut paranoid.

Represi. Represi adalah mekanisme pembelaan di mana materi-materi yang dapat menimbulkan kecemasan ditekan dan diendapkan ke alam bawah sadar, sehingga kecemasan tersebut akan dilupakan secara psikologis. Contohnya Mira lupa tanggal berapa ia kawin karena pada saat perkawinannya terjadi sesuatu yang traumatik.

Supresi. Mekanisme pembelaan ini hampir sama dengan represi, tetapi pada supresi materi-materi yang menimbulkan kecemasan itu dengan sadar dan disengajakan berusaha dilupakan oleh individu. Dilihat dari segi timbulnya penyakit gangguan jiwa represi lebih potensial untuk menimbulkan gangguan jiwa daripada supresi. Contoh dari mekanisme pembelaan supresi adalah sebagai berikut. Karena Titi mengalami kegagalan dalam kehidupan berumah tangga, secara sadar dia berusaha melupakan hal tersebut dan mulai memusatkan perhatiannya untuk hidup baru.

Regresi. Sering terlihat pada anak-anak yang baru mendapat adik, mereka berusaha menarik perhatian dan kasih sayang orangtuanya yang dirasa sudah berkurang karena lahirnya adik, dengan cara kembali menjadi seperti adik, misalnya tiba-tiba ngompol lagi padahal biasanya tidak. Atau tidak bisa makan sendiri lagi, jadi harus disuapi, padahal sebelumnya anak tersebut sudah pintar makan sendiri.

Reaksi Formasi. Reaksi formasi merupakan mekanisme pembelaan dengan cara menampilkan perilaku atau sikap yang berlawanan dengan perasaan yang sebenarnya. Contohnya Eni sangat marah dan membenci bosnya karena dirasanya bos tersebut pilih kasih, tetapi dia tidak berdaya karena dia hanya seorang pegawai biasa, oleh karenanya Eni berusaha menutupi perasaan tidak senangnya dengan berpura-pura bersikap manis dan menyukai bosnya (padahal dalam hatinya Eni selalu memaki-maki bos tersebut).

Salah pindah (displacement). Dalam mekanisme ini kecemasan dihilangkan dengan cara memindahkan kecemasan dari objek yang sebenarnya kepada objek lain yang lebih tidak berdaya. Contohnya karena kena teguran atasan di kantor, setelah pulang ke rumah istri dan anak yang kena marah. Atau pada anak-anak, karena dimarahi ibunya, si anak berbalik marah dan memukul adiknya.

Kompensasi. Mekanisme ini sering digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi kecemasan akibat kegagalan untuk mencapai kepuasan dalam suatu bidang tertentu dengan cara mencari objek pemuasan yang lain. Contohnya: karena kurang pandai di sekolah, seseorang akan berusaha mengembangkan kemampuannya dalam bidang lain misalnya musik atau olahraga agar mendapat kepuasan. Mekanisme ini bisa menjadi negatif kalau kompensasinya pada hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat, contohnya karena selalu ditolak pada saat melamar pekerjaan lalu berubah menjadi pencopet atau penipu.

Sublimasi. Dalam mekanisme ini semua dorongan yang kurang baik dialihkan oleh individu kepada suatu aktivitas atau usaha yang berguna.

Pelepasan (undoing). Mekanisme ini merupakan mekanisme melepaskan isi pikiran atau perbuatan yang tidak disetujui oleh orang banyak dengan cara mengakui hal tersebut atau melakukan sesuatu yang memberi kesan bahwa ia sesungguhnya tidak berbuat sesuatu yang tidak dapat diterima oleh orang banyak. Contohnya seorang pejabat melakukan kecurangan keuangan dalam instansinya dan untuk menutupi kecurangannya dari mata banya orang pejabat tersebut memberikan sedekah pada anak-anak yatim piatu. Dalam tata kehidupan yang biasa, meminta maaf juga merupakan manifestasi dari undoing, dengan alasan lebih baik meminta maaf daripada disalahkan atau dijauhi oleh orang banyak.

Isolasi. Mekanisme pembelaan isolasi melakukan sekat emosional sebagai usaha untuk menghilangkan kecemasan. Sebagai contoh, seseorang yang merasa dirugikan berkata biarlah itu sudah nasib saya.

Acting out (pemeranan). Mengurangi kecemasan akibat sesuatu yang mengecewakan dengan cara mengekspresikannya dalam bentuk yang sebenarnya. Contoh: seorang atasan yang kecewa melihat kesalahan anak buahnya, marah dan membentak-bentak anak buah tersebut untuk menyatakan ketidakpuasannya.

Setelah mengenal berbagai mekansme pembelaan psikologis, mungkin Anda akan lebih maklum dengan tingkah laku orang-orang di sekitar Anda yang kadang memusingkan kepala. Satu hal lagi. Mekanisme jenis apakah yang Anda atau pasangan Anda sering gunakan? [] V. Mandagi



Sumber: Panasea Nomor 4 26 Agustus - 8 September 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banyak Dibuka

Pembaruan Blog Lain