Menurut Goodreads, sepanjang 2022, saya membaca 68 buku--16 buku lebih banyak daripada yang ditargetkan, yaitu 52 (1 minggu/buku). Sebetulnya, ada lebih banyak buku. Cuma, sejak di Goodreads tidak bisa manually add book lagi tapi ada prosedur baru yang bagi saya sementara ini terasa ribet, buku-buku lainnya itu saya tuliskan pembacaannya di blog saja, berikut daftarnya (menurut yang terakhir dibaca):
Nakayoshi Gress! Edisi 1 September 2003
BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Apresiasi & Proses Kreatif Menulis Puisi
Seri Asyiknya Berbahasa: Ayo Menulis Puisi
Wono Weenie Have Fun with Japanese
PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH
Mungkin ada di antaranya yang tidak betul-betul dapat dikategorikan sebagai buku? :-/
Selain itu, ada juga yang betul-betul bukan "buku", yaitu majalah, skripsi, termasuk diary SMP :v
Pembacaan semuanya itu saya bagikan di blog satunya.
A Study of Arnold Bennett’s The Old Wives’ Tale
Gadis Nomor 21/XXX/6 – 15 Agustus 2002
Gadis Nomor 20/XXX/26 Juli – 6 Agustus 2002
Gadis Nomor 18/XXX/5 – 15 Juli 2002
Jadi total ada 79 buku, 3 majalah, dan 1 skripsi. Kalau dirata-ratakan, berarti ada 1-2 judul bacaan cukup tebal (rata-rata di Goodreads 261 halaman)/minggu.
Untuk 2023, sementara ini, saya menargetkan untuk membaca 5 buku berbeda dalam 1 hari, muhahaha, pada waktu yang berbeda-beda, tentunya: 4 x 15 menit + 1 sesi tambahan yang dapat berubah-ubah durasinya.
Sebetulnya, ini trik untuk menggenjot stamina baca buku saya yang mulai redup :-(
Sebelumnya, saya kuat membaca 1 buku selama 1 jam nonstop. Belakangan, dalam 1 jam itu, saya membaca beberapa buku sekaligus. Selain itu, panjang juga daftar buku yang baru saya baca awalnya saja, atau sampai sekitar pertengahan lah, tapi terhenti.
Apalagi sejak saya mendapat karunia tak terduga berupa tablet baru, yang di samping lebih update juga ukuran layarnya lebih besar daripada tablet yang lama, sehingga saya tidak hanya dapat kembali membaca di Ipusnas dengan nyaman, tapi juga dapat menonton YouTube dan menyusun kata-kata di Duolingo dengan jauh lebih nyaman! Persaingan yang ketat! Nafsu membaca buku pun terkikis, digantikan dengan tontonan dan mainan yang lebih menstimulasi.
Karena itulah, perlu dipaksakan lagi untuk mengutamakan baca buku sebelum aktivitas-aktivitas selainnya. Kenapa? Karena perintah pertama adalah "Bacalah!" bukanlah "Tontonlah!" atau "Bersih-bersihlah!" atau apalah, wkwkwk. Yah, entahlah apakah membaca buku benar-benar masih aktivitas yang bermanfaat. Sedikitnya, dengan membaca buku saya terpantik untuk tetap menulis walaupun hanya berupa review di Goodreads dan blog. Kalaupun saya masih membacai buku-buku seputar kepenulisan juga yang berhubungan dengan ide-ide cerita, itu untuk pelesir saja keluar sejenak dari tema-tema dalam kehidupan sehari-hari dan meluaskan wawasan :'D
(Tulisan ini dimaksudkan untuk ikut me-review "2022 on Goodreads", tapi ternyata sudah tidak bisa juga. Why, Goodreads, whyyy??? :-@)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar