http://photography.nationalgeographic.com/photography/photo-of-the-day/sleepy-grizzly-bear/ |
Pada suatu musim gugur, seekor beruang cokelat besar bernama
Growly bergelung di guanya untuk tidur musim dingin yang panjang. Segera ia mulai
bermimpi. Di dalam mimpi ia bisa makan madu sepuasnya tanpa harus capek-capek
memanjat pohon dan disengat tawon. Di dalam mimpi ia bisa jalan-jalan ke mana
saja, mengunjungi saudaranya yang putih bersih di Antartika atau yang kurus
kering di Kebun Binatang Surabaya. Di dalam mimpi ia bisa memiliki pacar,
bahkan!
Pacar Growly di dalam mimpi bernama Angela. Bulan-bulan musim
dingin mereka lalui bersama. Ketika cericit burung mulai terdengar samar-samar,
kelinci-kelinci saling seruduk di liangnya, tupai-tupai mengendus hangatnya
mentari dengan moncongnya, Growly berkata pada sang kekasih, “Hei, Sayang, kita
harus kopi darat.”
Demikianlah. Mereka berjanji untuk bersua di tepi hutan
sebelum mentari beranjak ke peraduan, di bawah pohon ara yang dahannya melingkar-lingkar
bak lintasan kereta setan di Disneyland. Growly telah menyiapkan beberapa
tangkai bunga. Bunga-bunga pertama yang mekar di semak-semak. Salju telah
mencair dengan sempurna. Growly berlari-lari kecil sepanjang jalan tanpa
sekalipun tersaruk lumpur.
Namun alangkah terkejut ia ketika mendapati sesosok manusia
betina yang bersandar di pohon itu. Hanya rambut dan sweter dan celananya yang
cokelat. Hanya sweternya yang berbulu lebat. Tidak begitu persis sebagaimana
yang biasa ia temui di dalam mimpi!
Namun lebih terkejut lagi manusia itu saat melihatnya.
Sampai-sampai tubuhnya yang gempal menggelosor dari sandaran.
Growly yang kebingungan akhirnya menyeret manusia itu ke
tempat yang agak tersembunyi. Beberapa lama ditunggui, manusia itu tidak
kunjung sadarkan diri. Growly tidak dapat menahan kantuknya lagi. Ia pun
terseret ke dalam mimpi. Angela langsung menyambutnya.
“Growly, oh, Growly, maafkan aku! Aku tidak menyangka
ternyata kau begitu besar!”
“Aku pun tidak menyangka ternyata kau manusia!” sahut Growly
gusar.
“Di dalam mimpi kita bisa menjadi apa saja!” seru Angela. “Aku
tidak suka terus-terusan jadi manusia, maka aku jadi beruang! Tahukah kau
betapa sejak dulu aku menyukai Teddy, Yogi, dan Winnie?”
“Tapi bagaimana kita bisa bersama?” tanya Growly muram.
Angela mengguncang-guncang lengan Growly yang nyaris seukuran
batang pohon. “Makan aku, Growly! Makan aku! Selagi aku tidak sadarkan diri!
Dengan begitu kita bisa bersama selamanya!” Perempuan itu mulai menangis.
Sama sekali Growly tidak menduga Angela hanyalah penjelmaan
manusia yang putus asa. Jangan-jangan namanya pun bukanlah Angela. Ia tidak
tahu apa yang mesti ia lakukan. Ia ingin melarikan diri. Ia kan vegetarian.
Karena tenaganya yang besar, tidak sulit bagi Growly untuk mengempaskan
perempuan itu. Namun belum lagi ia menjauh, sosoknya mendadak lenyap.
Perempuan itu terjaga. Tembakan yang begitu dekat di
kupingnya. Di sampingnya terkapar seekor beruang cokelat besar. Beberapa
langkah dari situ seorang pria dengan topi pemburu dan mantel berbulu berdiri,
menurunkan senapan.
“Hei, Nona. Kau tidak apa-apa? Nyaris saja beruang itu
memakanmu.”
Sontak perempuan itu mendekatinya, merebut senapan dari
tangannya. “Hei, hei, apa yang kau lakukan?” Perempuan itu mengokang pelatuk,
lalu mengarahkan ujung laras ke dahinya sendiri.
Sekali lagi bunyi ledakan teredam pepohonan.[]
sekadar ngerjain latihan dari Funny & Fabulous Story Prompts - 50 Reproducible Story Starters To Get Them Writing and Loving It! (Richie Chevat, 1998, Scholastic Teaching Resources), bisa diunduh di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar