Saat aku kelas dua SMP (atau
tiga? Masa-masa itulah), ada telenovela anak berjudul Alegrijes y Rebujos tayang di RCTI. Aku suka dengan antagonisnya yang bernama Ricardo, diperankan oleh Diego Gonzales Bonetta.
Sampai-sampai aku ingin menyimpannya dalam kepala. Dan itulah yang terjadi. Ia
menjadi semacam aktor untuk cerita-cerita yang kukarang, sampai sekarang. Bahkan kadang karakter rekaan orang lain pun aku bayangkan diperankan oleh "aktor" ini. Baru-baru ini aku iseng mencari-cari tentangnya, Diego Gonzales Bonetta, di
Google. Ia sedang menapaki karier di AS. Aku takjub ketika melihat wajahnya,
ternyata tidak persis dengan si “aktor” dalam kepalaku. Setelah hampir satu
dekade bersama, si “aktor” seperti membentuk wajahnya sendiri, hingga tidak
tampak kelatinannya, malah mungkin nyunda? Yang pasti ganteng. (Nah, itu.)
Kalau ketemu orang yang wajahnya benar-benar seperti itu, aku bakal gimana ya?
Apa aku bakal langsung mendekatinya dan negur, “Hei, kamu keluar dari kepala
aku, ya?” Dia pasti terkejut sekali haha. Tapi bagaimana kalau dia bilang, “Iya,
aku pingin jalan-jalan dulu nih.” Lalu setelah itu aku takut dia enggak bakal
balik lagi. “Jangan lama-lama ya,” aku pesan gitu aja deh. Kalau dia balik lagi
(dan tentu saja aku harap begitu), mungkin dia bakal bawa orang baru. Pacar? Eh
tunggu dulu. Yang keluar dari kepalaku yang mana nih? Soalnya ada satu lagi
yang wajahnya mirip, dan dia hanya bisa jadi dirinya sendiri. Sedang yang satu
lagi lebih bisa berakting, dalam artian, karakternya lebih fleksibel untuk
dimasukkan dalam berbagai situasi dengan latar belakang berbeda-beda, mungkin
yang inilah “aktor”-ku. Yang hanya bisa jadi dirinya sendiri itulah yang
mengangguku dengan segala cerita, curhat, galau, nafsu, dan hasratnya, dan
secara kami menjalani alam dengan dimensi ruang dan waktu yang berbeda, aku
bisa tahu dia kalau udah jadi om-om kayak gimana. Ternyata bergaul dengan om-om
bisa sengeri itu hahahaa…
ditulis dengan tangan
28-6-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar