Aku suka mengaitkan
pembacaan secara personal. Aku pikir bagusnya emang gitu sih. Pembacaan itu
semestinya berkontribusi terhadap perbaikan diri. Cuman membaca beberapa buku
tuh aku jadi kesal sendiri, di antaranya ya Desperately
Seeking Paradise [buku yang lagi aku baca pada saat aku menulis ini kali
pertama]. Karena aku menerapkan aturan kalau setiap habis baca buku aku harus
menuliskan pembacaannya, minimal sekenanya di buku tulis, aku jadi enggak bisa
begitu saja melupakan apa yang kubaca (nah justru itu fungsinya) dan beralih ke
bacaan lain. Aku jadi seolah “dipaksa” untuk menggali pemikiranku terkait apa
yang disampaikan buku itu, yang padahal sebetulnya aku enggak suka memikirkan
itu (terus kenapa baca buku terkait?). Kalau buku itu memantik, aku bisa
mengembangkan pikiran, menulis agak banyak walau acak-acakan. Sedang kalau lagi
males, aku nulis bener-bener seadanya, alias mungkin buku itu enggak begitu
memantik, lebih ke unsur hiburan alih-alih pemikiran. Jadi kalau pingin
menentukan apakah suatu buku bisa memantik pemikiran atau enggak, bisa dilihat
dari panjangnya pembacaan. Tapi bisa jadi pembacaan pendek karena aku enggak
ngerti apa yang diomongin buku itu, bukannya buku itu tanpa pemikiran sama sekali.
ditulis dengan tangan 3-7-13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar