Waktu aku sampai di sekolah
hari ini, seorang raksasa berdiri di gerbang. Tingginya sekitar tiga puluh
meter. Masing-masing kakinya sebesar angkot. “Aku murid baru,” dia bilang. “Ini
hari pertamaku.” Aku tidak percaya! Aku tanya padanya... “…di mana kamu ketemu
Doraemon?!” “Hah?” dia bergaung. “Kamu bisa gede kayak gini gara-gara pake
senter pembesar punya Doraemon kan? Ngaku!” Telunjuknya menggaruk-garuk kepalanya
yang sebesar balon udara. Serpihan ketombenya jatuh menimpaku. Iiek! Dia
ingin membantuku membersihkan diri, tapi dia malah bikin aku jatuh.
http://na9a.com/wp-content/uploads/2012/05/na9a2-600x1614.jpg |
Lama pandanganku terpaku pada kertas. Karangan seperti ini
yang bakal Bibe serahkan besok pada gurunya ketika pelajaran Bahasa Indonesia.
Di hadapanku pipinya gembung. Kudorong buku tulis ke dekatnya lagi. “Ayo
diterusin.” “Gimana?” tanyanya. “Bagus,” kataku. “Buntu,” katanya. Anak seumur
dia sudah kenal writer’s block.
Hebat. Kupangku dagu dengan punggung tangan sembari menerawang langit-langit. Semoga
aku juga tidak buntu. Benakku kosong. Air
cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga—kenapa arti peribahasa itu harus
terjadi di momen seperti ini? “Bibe pingin senter pembesar?” kataku akhirnya.
Ia mengangguk. “Pingin ngebesarin apa?” Bibir bawahnya maju. “Uang jajan aku.”
Perlahan jemariku berhenti mengetuk-ngetuk permukaan meja. Aku juga perlu
senter pembesar itu untuk uang belanja. Kutunjuk baris terakhir pada karangan
Bibe. “Ya udah. Bilang aja gitu sama raksasanya.” Keningnya berkerut. Bilang
juga sama raksasa itu, mamaku juga ingin
senter pembesar! Bibe pun menekuri pekerjaannya lagi, menambah beberapa
baris, cukup panjang. Andai aku pun dapat dihargai jika menulis karangan seperti
itu. Kuamati dia terus sampai kepalanya terangkat lagi. “Gimana?” tanyaku.
Buku tulis disodorkan lagi. Ia mengajak raksasa itu ke rumah, raksasa itu
mengajak Doraemon, bertemu Mama dan Papa. Mama repot karena harus memasak
dalam porsi raksasa, juga belajar membuat dorayaki. Sebagai tanda terima
kasih, Doraemon mengeluarkan senter ajaibnya. Gaji Papa pun menjadi besar. “Bagus.
Entar PR-nya diliatin ke Papa juga ya.” Ia mengangguk.
dipasin 300 kata. sekadar ngerjain latihan dari Funny & Fabulous Story Prompts - 50 Reproducible Story Starters To Get Them Writing and Loving It! (Richie Chevat, 1998, Scholastic Teaching Resources), bisa diunduh di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar